Bab 16

"Mel, mau ke mana kamu?" tanya Maya kepada Melody yang sedang berdiri di samping motornya sambil memasang helm ke kepala.

"Aku mau ke mini market. Ada sesuatu yang ingin aku beli. Kamu mau ikut?" tanya Melody balik.

"Ehmm, sebentar." Maya terdiam sejenak sambil berpikir. Sementara Melody dengan sabar menunggu sahabatnya itu. Hingga beberapa detik berikutnya, Maya kembali membuka suara.

"Ah, ya! Aku nitip aja, boleh? Tolong belikan sabun wajah yang biasa aku pake ya, Melody." Maya merogoh sakunya kemudian mengeluarkan sejumlah uang dan menyerahkannya kepada Melody.

"Nah, ini uangnya."

"Baiklah."

Setelah memasukkan uang milik Maya ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan, Melody pun bersiap melajukan motor matiknya tersebut ke sebuah mini market yang ada di dekat pom bensin.

"Bye, Melody. Hati-hati di jalan, ya!" teriak Maya sambil melambaikan tangannya ke arah Melody yang sudah menjauh.

Melody terkekeh pelan. "Ish, tumben Maya bilang begitu."

Sementara itu, di tempat lain.

"Sedikit lagi, Pak Memet. Pokoknya dekat pom bensin," ucap Berlian kepada pak Memet, sopir pribadi yang selalu mengantarkan Galaxy ke kantor.

"Siap, Non."

"Kenapa sih kamu tidak pake mobilmu saja, Berlian?" celetuk Galaxy sambil memperhatikan adik perempuannya itu dengan seksama.

Tiba-tiba Berlian tergelak setelah mendengar penuturan Galaxy barusan. "Apa? Pake mobil, Kak? Yang benar saja. Yang mereka tahu, aku hanyalah seorang gadis biasa, berprofesi sebagai seorang kasir dan aku pun tidak ingin mereka tahu siapa aku yang sebenarnya," jawab Berlian.

Galaxy tersenyum miring kemudian mengacak puncak kepala Melody. "Terserah kamu, lah."

Kini mereka tiba di depan mini market tersebut. Setelah Berlian keluar dari mobilnya, Galaxy pun segera menyusul. Ia mengikuti langkah adik perempuannya itu hingga beberapa meter dari mobil mereka.

Berlian menghentikan langkahnya setelah sadar bahwa Galaxy mengikuti langkahnya dari belakang. Gadis itu membalikkan badan kemudian menatap Galaxy dengan wajah masam.

"Kenapa Kakak malah mengikutiku?" protes Berlian.

"Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu aman," jawab Galaxy dengan santainya.

Berlian tampak kesal. Ia mendorong tubuh Gakaxy dengan sekuat tenaganya. "Sebaiknya Kakak kembali saja ke mobil dan lanjutkan perjalananmu!"

Galaxy tertawa pelan. "Memangnya kenapa? Kamu malu ya, punya abang setampan dan sekeren diriku?"

"Ish! Kakak hanya akan membuat jati diriku terbongkar! Sekarang pergilah," titah Berlian.

Kini Galaxy berdiri tepat di depan mobilnya. Lelaki itu masih saja tertawa kecil, menertawakan tingkah Berlian. Sementara Berlian kembali melangkahkan kakinya memasuki mini market tersebut.

Tanpa disadari oleh Berlian, seorang wanita tengah memperhatikan dirinya dengan begitu serius di balik kaca.

"Coba kamu lihat itu, Nindya. Karyawan baru itu sepertinya simpanan om-om, deh," celetuk Siska, seorang wanita yang memiliki jabatan sebagai Chief Of Store (kepala toko) di minimarket tersebut.

"Hah, serius? Mana!" balas Nindya, sahabat Siska. Ia pun ikut mengintip di samping Siska dan memperhatikan sebuah mobil mewah yang masih terparkir, jauh di depan minimarket tersebut.

"Maksudmu lelaki itu kekasihnya Berlian?" tanya Nindya tanpa berkedip memperhatikan punggung Galaxy yang berdiri membelakangi mereka.

"Ya, soalnya mereka terlihat sangat dekat. Ish, aku penasaran bagaimana tampang lelaki itu. Tapi aku yakin lelaki itu pasti om-om hidung belang yang menjadikan gadis itu sebagai pemuas napsunya," celetuk Siska lagi.

"Tapi ... dilihat dari bentuk tubuh dan penampilannya, lelaki itu masih muda deh, Sis." Nindya menautkan kedua alisnya.

"Halah, mana mungkin!" Siska memutarkan bola matanya dengan wajah kesal.

Tepat di saat itu, Berlian tiba di sana. Ia melemparkan senyuman hangatnya kepada Siska dan Nindya yang merupakan seniornya di tempat itu.

"Pagi, Kak Siska, Kak Nindya," sapa Berlian sembari melewati kedua wanita itu.

"Heh, Berlian! Lelaki yang barusan mengantarmu itu siapa? Om-om kamu, ya?" ucap Siska sambil terkekeh pelan dan diikuti oleh Nindya.

Berlian menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap kedua wanita itu secara bergantian. Namun, tidak ada raut kesal di wajah gadis itu. Malah sebaliknya, Berlian kembali melemparkan senyuman hangatnya untuk Siska dan Nindya yang kini berdiri di hadapannya.

"Bukan, Kak," jawab Berlian sambil menggelengkan kepalanya.

Ia pun kembali melanjutkan langkahnya menuju meja kasir dan bersiap memulai pekerjaannya. Sementara kedua wanita itu masih saja memperhatikan dirinya tanpa berkedip sedikit pun.

"Aku tidak percaya! Aku yakin dia pasti simpanan om-om tajir pemilik mobil mewah itu." Siska masih teguh dengan keyakinannya.

"Tapi, Sis. Jika benar dia gadis simpanan om-om, kenapa dia malah bekerja di sini? Padahal 'kan setahu aku, seluruh kebutuhan gadis simpanan om-om itu akan selalu dipenuhi oleh om-om itu sendiri!?" celetuk Nindya.

"Ya, bisa saja 'kan tujuan dia bekerja di sini hanya untuk menyamarkan pekerjaan dia yang sebenarnya."

"Bisa juga, ya," sahut Nindya kemudian.

...***...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

mulai deeh biang kusut ngebigos

2023-05-20

0

Rini

Rini

ya ampun mak2 rempong tukang kepo

2022-08-12

1

Leerienna

Leerienna

sembarangan bilang om om... masih muda tuh, ganteng lagi

2022-08-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!