" Ya sudah aku akan mencari jalan sendiri saja" Aylapun berbalik badan dan langsung pergi meninggalkan Alveer
Alveer hanya menggeleng pelan sambil menatap punggung Ayla yang berjalan semakin jauh
" Aishh... kemana sih jalannya, katanya tadi belok kiri tapi ini sudah belok kiri tidak ada pintu yang berwarna putih?" keluh Ayla
" Ah bisa terlambat kalau begini ceritanya" Ayla yang merasa lelah berjalan pun akhirnya memilih duduk di lantai
" Dasar laki-laki menyebalkan, bisa-bisanya dia membiarkan aku terdampar di tempat yang tidak jelas ini" ucap Ayla menggerutu
" Baru segitu aja sudah menyerah" terdengar suara bariton yang membuat Ayla terkejut bukan main
" Ah kau ini selalu aja mengagetkan ku, bagaimana kalau aku sampai jantungan" kesal Ayla
" Tenang saja aku akan carikan dokter terbaik untuk mu" sahut Alveer membuat Ayla melotot
" Oh ya ampun kau memang benar-benar keterlaluan ya" marah Ayla bukannya takut Alveer malah terbahak
" Kau ini sungguh menggemaskan!" Alveer mengacak-acak rambut Ayla
" Singkirkan tanganmu, jangan menyentuhku sembarangan" geram Ayla
" Aku tidak menyentuh mu sembarangan tapi jika kamu mau boleh lah kebetulan tempat ini sangat sepi dan tidak akan ada orang yang datang ke tempat ini" goda Alveer yang seketika membuat Ayla panik
" Ka..kau jangan macam-macam ya, aku bisa menghajarmu jika kau berani menyentuhku!" ancam Ayla yang sudah pasang kuda-kuda
" Ha...ha...!" Alveer tertawa terbahak melihat tingkah lucu Ayla
" Kau pikir bisa melawan ku, gadis seperti mu yang selalu irit makan mana ada tenaga untuk melawan ku, lihat badanmu itu sudah kecil, pendek kurus lagi, tidak tega aku melihatnya" ledek Alveer
Ayla mendengus kesal menatap tajam pada Alveer " Jangan menatap ku seperti itu, kalau kau bersikap seperti itu sama saja kau memancing ku" Alveer semakin senang menggoda Ayla yang sudah terlihat salah tingkah
Ayla melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah 8
" Pak sop_, maaf maksudku Alveer tolong bantu aku keluar dari sini, lihat sudah hampir jam 8 aku bisa telat kalau begini" ucap Ayla
" Apa kau sudah sarapan?" Ayla menggeleng
" Apa itu bekal sarapan mu?" Ayla mengangguk
" Baiklah, sekarang kau sarapan dulu setelah itu aku akan segera mengantarkan mu keruang kerja mu"
" Nanti saja aku sarapannya" tolak Ayla
" Ya sudah aku juga mengantarmunya nanti saja " balas Alveer
" Ish, kau ini selalu saja memaksa"
" Dan kau juga selalu membantah"
" Baiklah aku akan sarapan sekarang" Ayla pun membuka kotak makan yang tadi diberikan bibi kepadanya
Ayla memakan sarapannya didepan Alveer, membuat Alveer berkali-kali menelan ludah melihat makanan yang Ayla makan
" Apa kau tidak menawarkan ku sarapan?" ucap Alveer
" Apa kau mau?" tanya Ayla
Alveer tidak menjawab tapi langsung merampas sendok yang ada di tangan Ayla dan langsung melahap makanan yang ada di tangan Ayla
" Ini sangat enak apa kamu sendiri yang memasaknya?" tanya Alveer
" Iya" jawab Ayla
" Tapi apa kamu tidak jijik makan dengan sendok bekas ku?" tanya Ayla
" Kenapa harus jijik seandainya diizinkan makan dari mulutmu langsung pun aku tidak akan merasa jijik" sahut Alveer santai namun seketika langsung mendapatkan pukulan dari Ayla
" Dasar otak mesum, kurang ajar!" kesal Ayla
" Hei hentikan!" Alveer menghalangi Ayla dengan tangannya
" Sudah cepat habiskan sarapan mu!" ucap Alveer yang sudah berhasil menghindar dari pukulan Ayla
" Selera makan ku sudah hilang akibat ulah mu"
" Apa kau merasa jijik?"
" Ti.. tidak, selera makan ku saja yang sudah hilang" jawab Ayla gugup
" Kalau seperti ini apa kau akan merasa jijik"
"Aeemmmmbbb" Ayla melotot saat Alveer mendaratkan ciuman di bibir Ayla
Plakk
Ayla langsung mendaratkan satu tamparan tepat di pipi Alveer, mata Ayla sudah berkaca-kaca dan sedetik kemudian air matanya menetes begitu saja
" Keterlaluan kamu Al, kau pikir aku ini wanita macam apa? kau tunangan Laura tapi kau telah merendahkan harga diri ku, kamu jahat Al jahat!" teriak Ayla dengan amarah yang membuncah
" Ay... maafkan aku, bukan maksudku untuk_"
" Diam!" potong Ayla
" Aku membencimu Al... kau jahat!" Ayla yang sudah merasa sakit hati akhirnya memutuskan untuk pergi ke sembarang arah.
Alveer yang takut Ayla tersesat akhirnya memilih untuk mengikutinya
" Ay tolong jangan seperti ini ay, aku minta maaf karena sudah berbuat lancang tapi aku sungguh tidak bermaksud untuk merendahkan mu Ay, aku mohon Ay maafkan aku!" mohon Alveer
" Antarkan aku keluar dari sini!" ucap Ayla dengan datar
" Baik Ay aku akan mengantarkan mu tapi aku mohon maafkan aku" Ayla tidak menjawab ia mengusap air matanya dengan kasar
Alveer berdiri bersandar pada dinding menatap Ayla dari jauh yang berjalan semakin menjauh menuju ruangannya
" Ay loe kemana aja baru dateng?" tanya Mina saat Ayla baru saja mendudukkan dirinya di kursinya
Ayla tidak menjawab hanya tersenyum sebentar
" Ay loe sakit, muka loe kenapa sembab gitu?" tanya Mina yang kini sudah berdiri di hadapan meja kerja Ayla
" Gue enggak apa-apa cuma sedikit enggak enak badan aja" ucap Ayla berbohong
" Elo sakit Ay?" kali ini Sasa yang bertanya
" Enggak, cuma lagi enggak enak badan" sahut Ayla
" Enggak enak badan apa enggak enak hati?" goda Sasa
" Enggak enak hati?" Mina kali ini yang bertanya pada Sasa
" Iya enggak enak hati, apa loe enggak liat tuh matanya Ayla sembab gitu!" terang Sasa
" Wah iya, betul. Ay loe lagi patah hati ya?" tanya Mina tanpa basa-basi
" Ngaco, enggak lah!" elak Ayla
" Udah san_!" belum selesai dengan kata-katanya terdengar teriakan suara wanita yang tidak asing lagi ditelinganya.
Ayla menarik napasnya panjang menatap malas pada wanita yang kini tengah berjalan ke arahnya
" Sebaiknya kalian cepat pergi sebelum mendapat amukannya" ucap Ayla pelan
Mina dan Sasa dengan cepat langsung kembali ke meja kerjanya masing-masing
" Oh jadi ini kebiasaan kamu, mengobrol pada jam kerja iya?" hardik mba Nia
" Maaf mbak tapi ini masih belum masuk jam ker_" belum selesai dengan kata-katanya mba Nia sudah kembali membentaknya
" Kamu sudah berani menjawab rupanya!" Ayla langsung menundukkan wajahnya, sebenarnya bukan dia takut tapi lebih tepatnya menghormati yang lebih tua, bisa saja ia protes karena dia memang tidak bersalah tapi dia masih menghargai mba Nia sebagai senior.
" Ini kerjakan semuanya, saya mau setelah jam makan siang berkas ini sudah ada di meja kerja saya!" tekannya
" Tapi mba_" Ayla hendak protes masalahnya pekerjaan yang kemarin dia berikan pun belum semuanya selesai dan hari ini mba ini memberikan dia banyak pekerjaan lagi.
" Tidak ada tapi-tapian, cepat kerjakan karena berkas ini akan segera di serahkan pada pak Arlan!"
" Iya mba" Ayla pun pasrah dan mengangguk
Sementara dari balik dinding seseorang sudah mengepalkan tangannya kuat dengan rahang yang mengeras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Edah J
Ingin rasanya bentakan si Nia terbalas dihadapan banyak orang "ups"
2022-12-31
1
Vera Diani
Rasain kau Nia,ketahuan Alveer kau 😠
2022-10-18
0
Anonymous
Dsr Ayla cwek gk tau diri anak yatim piatu aja lu belagu bngt
2022-10-04
0