" Aaampp" Ayla yang hendak berteriak sudah lebih dulu dibekap dari belakang
" Kau benar-benar sudah gila!" umpat Ayla setelah Alveer melepaskan tangannya
" Kau yang membuat aku gila" jawab Alveer santai
" Mau mu apa sih?" kesal Ayla
" Kau yang sengaja memancingku untuk kembali datang ke kamarmu" sahut Alveer
" Aishah.... Kau benar-benar tidak waras, kapan aku memancing mu? kau terlalu pede"
" Kau mengabaikan pesanku"
" Apa itu penting?"
" Jelas penting, bukankah sudah aku bilang berkali-kali aku tidak mau kau mengabaikan jam makan mu, tadi kau belum makan malam jadi cepat pergi untuk makan malam atau aku yang akan memaksamu dengan caraku agar kau mau makan sekarang!" ancam Alveer
" Kau ini sungguh pemaksa"
" Karena itulah kau harus menurut!"
" Baiklah, tapi cepat kau pergi dari sini aku tidak mau calon istrimu itu mencurigai ku lagi menyangka menyembunyikan calon suaminya" ucap Ayla kesal
" Calon isteri, siapa?" tanya Alveer seperti orang amnesia saja bertanya hal tersebut pada Ayla
" Ya siapa lagi kalau bukan Laura" jawab Ayla malas
" Laura siapa?" Alveer lupa jika sepupu Ayla yang dijodohkan padanya bernama Laura
" Calon isterimu, Aish.. kau ini benar-benar keterlaluan, nama calon isteri mu sendiri saja sampai lupa"
" Siapa bilang aku lupa dengan nama calon istriku?" ucap Alveer tidak terima
" Itu tadi"
" Yang mana?"
" Kau lupa dengan nama Laura calon isterimu"
" Aku tidak akan mungkin lupa dengan nama calon isteriku, calon ibu dari anak-anakku, Ayla Khairani Putri" jawab Alveer yang seketika membuat Ayla terdiam
" Aku tidak akan mungkin pernah lupa dengan nama Ayla Khairani Putri" Alveer kembali mengulang kata-katanya
" Jangan bercanda lagi, sudah sana pergi aku akan segera turun" Ayla berjalan menuju pintu dan mengabaikan Alveer yang masih berdiri di samping tempat tidur
" Aku Alveer Erlangga Kusuma tidak pernah bercanda dengan ucapan ku tadi" ucap Alveer yang seketika membuat langkah Ayla terhenti namun saat Ayla berbalik badan Alveer sudah melesat lompat dari balkon kamarnya
" Aishhh... dia itu sebenarnya sopir apa pemain sirkus sih? lompat dari balkon yang cukup tinggi seperti itu sudah seperti orang yang sedang atraksi saja" gumam Ayla yang akhirnya memutuskan untuk menuruti kata-kata Alveer dari pada laki-laki kembali mendatangi kamarnya.
Ayla berjalan gontai menuruni anak tangga dan dari atas dia terkejut saat melihat Alveer yang sudah berada diantara keluarga pamannya bahkan Laura pun ada bersamanya. melihat Alveer yang sedang tersenyum pada Laura entah kenapa membuat hati Ayla sedikit terusik
" Dasar laki-laki mulutnya terlalu manis, baru saja menggodaku tapi lihatlah sekarang dia sudah menggoda wanita lain, sungguh menyebalkan" gumam Ayla sambil melangkahkan kakinya menuju dapur
" Apa-apaan dia, tadi memaksa ku untuk makan sok perhatian dan mencoba merayuku dengan candaannya yang sama sekali enggak lucu" kesal Ayla berjalan sambil mendumel dan tanpa sadar
Duggg
Tubuhnya menabrak seseorang yang tengah berdiri tegap dihadapannya, Ayla mengusap keningnya yang membentur dada yang terasa keras dan berotot, lalu ia pun mendongak dan seketika Ayla terkejut bukan main saat sadar siapa yang baru saja ditabraknya.
" Ka...kamu?" ucap Ayla tergagap
" Apa sudah menggerutunya?" ucap Alveer seraya menyentil kening Ayla
" Aww" Ayla mengerucutkan bibirnya sambil mengusap-usap keningnya
" Cepat makan kalau tidak kau yang akan aku makan!" ucap Alveer yang langsung pergi meninggalkan Ayla begitu saja
" Aishhh... apa-apaan dia itu, seenaknya saja datang dan pergi sesukanya" kesal Ayla
" Non Ayla!" sapa bibi yang sedang merapihkan meja makan
" Eh iya bi?"
" Non Ayla mau makan?" tanya bibi
" Iya bi"
" Yaudah kalau gitu bibi panasin dulu ya non"
" Enggak usah bi, saya langsung makan saja masih enak ko" sahut Ayla
" Ya sudah kalau begitu bibi tinggal ya non bibi masih ada kerjaan"
" Iya bi, terima kasih ya bi"
" Sama-sama non"
Ayla pun menyendok nasi dan lauk pauknya setelah itu ia makan dengan lahap karena memang dia sudah sangat lapar hanya saja dia tidak ingin berdebat dengan bibinya jika tau dia sedang makan
Selesai makan Ayla kembali ke kamarnya dan saat itu bertepatan dengan keluarga Alveer yang sedang berpamitan untuk pulang
Alveer menatap punggung Ayla yang sedang menaiki anak tangga
" Al bagaimana keputusan kamu, kapan kira-kira kalian akan bertunangan?" tanya Ambar
" Ma, aku tidak bisa memberi jawabannya sekarang, dan tentunya mama tidak lupa dengan janji mama kan" sahut Alveer membuat Ambar tersenyum kecut
" Maaf jeng Mira untuk kapan pastinya mereka akan bertunangan sepertinya menunggu keputusan putraku dulu karena akhir-akhir ini dia sangat sibuk di kantor" ucap Ambar pada Mira
" Kamu mau bersabar menunggu kan sayang!" ucap Ambar kali ini beralih pada Laura
" Iya tante, aku siap kapanpun kok, tidak usah terlalu terburu-buru tante sesuaikan dengan jadwal Kak Alveer saja kapan ada waktunya" jawab Laura dengan nada suara yang dibuat selembut mungkin
" Terima kasih sayang" ucap Ambar
Setelah mereka berpamitan Alveer langsung masuk ke dalam mobil, disusul dengan Ambar dan Kusuma
" Al sebaiknya kamu tidak menunda pertunangan kalian terlalu lama, mama rasa Laura itu anak yang baik, selain cantik dia juga gads, yang lembut" ucap Ambar begitu bersemangat menceritakan tentang Laura
" Mama sudah berjanji tidak akan memaksaku, jadi biar aku yang memutuskan mau atau tidak dengan wanita itu" ucap Alveer tegas
" Dia gadis yang cantik dan baik, tidak ada salahnya kamu mencoba untuk dekat dulu dengannya!"bujuk Ambar
" Apa yang mama suka belum tentu aku juga menyukainya mah, jadi jangan berdebat dengan ku soal ini, mama sudah berjanji tidak akan memaksaku" geram Alveer
" Mama belum begitu mengenal wanita itu, jangan terlalu memujinya berlebihan mah, jika mama tau apa yang terlihat baik belum tentu baik dalamnya kelak mama akan menyesal sendiri. Aku lebih suka wanita yang apa adanya tidak bersikap berlebihan dan penuh dengan kepura-puraan" terang Alveer
" Apa maksudmu?" Ambar bingung
" Maksudnya sudah sangat jelas mah, biarkan Alveer mengambil keputusannya sendiri memilih gadis yang benar-benar ia sukai" jawab Kusuma mewakili Alveer
Alveer menoleh ke arah papanya yang sedang menaik turunkan alisnya.
" Pah" panggil Alveer
" Papah tau dan papah setuju dengan keputusan mu" jawab Kusuma yang tahu apa yang ada di benak putranya itu
"Serius pah?" Alveer begitu bersemangat
" Apa papa terlihat sedang bercanda?" Alveer menggeleng lalu tersenyum
" Itu yang papa cari, bukan gadis yang cantik, ataupun lemah lembut dan berkelas tapi gadis yang bisa membuat senyum dan tawa putra papa kembali lagi seperti dulu" sahut Kusuma
" Jadi papa setuju?" tanya Ambar yang sepertinya salah paham
" Tentu saja papa setuju" jawab Kusuma dengan yakin
" Kamu Al?" Ambar beralih pada putranya
" Al butuh waktu mah untuk mengambil keputusan ini dan semoga saja dia yang terakhir" ucap Alveer
" Mama yakin dia gadis yang paling cocok untuk kamu" ucap Ambar berseri membuat Alveer dan Kusuma saling melempar pandangannya lalu sedetik kemudian mereka tertawa bersama membuat Ambar seketika mengerutkan keningnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Edah J
Mama Ambar salah paham nih🤦
2022-12-31
1
Vera Diani
Aishh kasihan Mama Ambar g mengerti spa yg di sukai Alveer
2022-10-18
1
Andariya 💖
wah..papamu keren banget alverrr 👍😘
2022-09-10
1