Brakk
Tanpa mengetuk pintu lagi Desi masuk ke dalam ruangan Arlan
" Apa tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" kesal Arlan yang melihat Desi berjalan menghampirinya
" Ada hal apa hingga membuat seorang Arlan datang langsung ke ruang marketing ?" tanya Desi seraya melipat kedua tangannya di dada
Arlan menutup laptopnya dan menatap ke arah Desi yang terlihat begitu penasaran
" Itu bukan urusan loe!" jawab Arlan datar
" Apa loe suka dengan anak magang itu?" Arlan menaikkan satu alisnya mendengar pertanyaan Desi yang cukup menggelitik menurutnya.
" Apa pertanyaan gue benar?" tanya Desi lagi
" Apa penting untuk dijawab?" bukan menjawab Arlan malah balik bertanya
" Sudahlah lupakan!" Desi malas mendengar jawaban Arlan yang tidak mau jujur padanya, akhirnya Desi memutuskan untuk pergi dari ruangan Arlan
" Dasar wanita aneh!" gumam Arlan setelah Desi pergi
Arlan lalu pergi ke ruangan Alveer dan sebelum masuk ia sudah mengetuk pintu terlebih dahulu
Ceklek
"Al!" sapanya
Alveer yang sedang memeriksa beberapa file yang berada di atas mejanya langsung mengalihkan pandangannya pada Arlan
" Bagaimana?" tanya Alveer
" Sepertinya Ayla baik-baik saja Al , dan dia juga bilang tidak merasa sakit" jawab Arlan
" Syukurlah" ucap Alveer yang merasa cukup lega mendengar wanita yang dicintainya dalam keadaan baik-baik saja
" Tapi Al_!" ucap Arlan terjeda
" Tapi apa?" tanya Alveer yang sudah beranjak dari duduknya dan membuat Arlan sedikit khawatir takut bos nya tersebut murka setelah mendengar apa yang akan disampaikannya
" Cepat katakan!" Alveer jadi penasaran
" Emm... tadi sewaktu gue datang ke ruangannya ada Andi sedang bersamanya" Alveer menaikkan satu alisnya
" Lalu?"
" Mereka nampak begitu dekat Al, dan Ayla juga terlihat begitu ceria" lanjut Arlan
" Gue enggak peduli, Ayla hanya milik Alveer Erlangga Kusuma!" tegas Alveer yang sudah mengeraskan rahangnya
" Apa loe akan memaksanya?" tanya Arlan
Alveer terdiam lalu menoleh ke arah Arlan " Gue akan berusaha membuatnya jatuh cinta" jawab Alveer
" Apa loe yakin bisa?" Alveer menatap tajam pada Arlan yang langsung membuat nyali Arlan menciut
" Gue yakin karena tidak akan ada yang mampu melawan karismatik ketampanan seorang Alveer" jawab Alveer jumawa
🖤
Sudah hampir satu bulan Ayla magang di perusahaan EK grup dan hampir setiap hari pula Alveer selalu menjemput Ayla ditempat biasa Ayla menunggu angkutan umum
Tapi hari ini Alveer harus memendam kekecewaannya karena gadis yang dia tunggu sudah masuk ke dalam mobil seorang laki-laki yang Alveer klaim sebagai kekasih Ayla
" Akhh... sial!" Alveer memukul stir mobilnya saat melihat Ayla masuk ke dalam mobil Andi bahkan yang membuat Alveer geram ketika Andi membukakan pintu untuknya
" Terima kasih mas" ucap Ayla
" Sama-sama" jawab Andi dengan senyum di wajahnya
" Tumben mas Andi lewat sini?" Ayla menoleh ke arah Andi yang sedang menyetir
" Iya, tadinya mau menjemput teman kamu eh taunya udah berangkat duluan!" kesal Andi yang merasa gagal menjemput gadis tambatan hatinya
" Kenapa mas Andi enggak bilang dulu kalau mau jemput?" Andi geli sendiri mengingat kebodohannya hari ini yang sudah cepat-cepat ingin menjemput Mina tapi saking bersemangatnya sampai lupa menghubunginya
" Mas lupa" jawab Andi sambil terkekeh
Ayla menepuk jidatnya sendiri " Ya ampun mas hal seperti itu aja mas sampai lupa? sungguh cinta itu sangat memabukkan ya mas sampai bisa bikin orang lupa sesuatu hal sekecil itu?" Ayla tidak habis pikir dengan pria disampingnya ini
Andi tertawa mendengar kata-kata Ayla " Apa kamu tidak pernah pacaran Ay?" tanya Andi setelah berhenti tertawa
Ayla menggeleng " Belum pernah mas" jawabnya
" Kenapa? kamu itukan cantik pasti banyak yang suka sama kamu" Ayla tertawa
" Iyalah aku cantik masa aku ganteng, semua wanita di dunia ini semuanya cantik mas" sahut Ayla
" Ya terus alasan kamu untuk tidak pacaran apa?" tanya Andi penasaran
" Emmm... apa ya mas?" Ayla malah balik bertanya
" Kamu ini ditanya malah balik nanya sama mas, ya mana mas tau" Andi geleng-geleng kepala dan Ayla malah tertawa
" Aku itu harus kerja keras mas, aku tidak punya waktu untuk sekedar pacaran" jawab Ayla yang seketika menunjukkan wajah serius
" Kenapa?"
" Karena aku butuh biaya untuk kuliah dan juga kebutuhan hidupku sehari-hari mas" jawab Ayla seraya menatap ke depan
" Orang tuamu?"
" Mereka sudah meninggal akibat kecelakaan" Ayla berubah mendung
" Maaf mas tidak tahu" ucap Andi merasa menyesal
" Tidak apa-apa mas" Ayla tersenyum
" Terus kamu tinggal dengan siapa?" Andi jadi penasaran dengan kehidupan Ayla
" Paman dan bibiku mas"
" Apa mereka jahat?" entah kenapa Andi memiliki firasat seperti itu
Ayla menoleh kearah Andi lalu tersenyum " Kenapa mas Andi berbicara seperti itu?" tanya Ayla
" Entahlah tapi mas merasa kalau kehidupan mu selama ini pasti sangat sulit , iyakan?" Ayla terkekeh
"Mas Andi udah seperti cenayang" Andi tertawa
" Kamu ini bisa saja, mas itu hanya menebak ya mungkin naluri seorang kakak " selorohnya
" Kakak?" Andi mengangguk
" Jika kamu tidak berkeberatan, mas bersedia menjadi kakak kamu, jangan memendam perasaan mu sendiri jika ingin berbagi cerita datanglah pada kakakmu ini!" ucap Andi tulus
" Mas!" Ayla merasa terharu
" Jangan pernah merasa sendiri lagi ya, mulai sekarang kamu adalah adik mas jadi jika ada apa-apa bilang sama mas ya!"
" Iya mas, terima kasih!" Ayla pun tersenyum bahagia. dia sangat bersyukur Tuhan mengirimkannya seorang kakak sebaik Andi
" Ay, apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Andi yang langsung membuat Ayla melotot
" Kenapa? kamu enggak jatuh cinta sama kakakmu ini kan?" tanya Andi cemas
Ayla yang tadinya diam langsung tertawa terbahak-bahak
" Hei kenapa malah tertawa" kesal Andi
Ayla berusaha menghentikan tawanya, ia menarik napasnya
" Mas terlalu percaya diri" ledeknya
" Kenapa memangnya?"
" Mas itu bukan tipe aku" jawab Ayla sedetik kemudian ia jadi teringat dengan sosok pria yang hampir setiap hari mengantarnya pergi ke kantor.
" Ay.. Ayla!" teriak Andi karena Ayla malah melamun
" Ayo mikirin siapa?" goda Andi
" Enggak ada" elak Ayla
" Enggak lagi miskin mas kan?" godanya lagi
" Ih ngapain mikirin calon pacar orang!" sahut Ayla
" Ya kali aja" Andi mengangkat kedua bahunya
" Dari pada mikirin mas mending mikirin pak so_" Ayla menutup mulutnya sendiri yang hampir saja keceplosan
" Pak so siapa?" tanya Andi penasaran
" Ah bukan siapa-siapa" elak Ayla
Tidak terasa mobil Andi sudah terparkir di depan kantor, Ayla turun lebih dulu karena Andi harus memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.
" Terima kasih ya mas tumpangannya!" ucap Ayla saat turun dari dalam mobil Andi
" Iya sama-sama, tapi kamu punya hutang penjelasan sama mas!"
" Mas Andi kepo" Ayla tertawa
" Biarin, dah cepat sana masuk mas parkir dulu!"
" Siap bos" jawab Ayla dengan senyum yang mengembang
Alveer yang melihat senyum Ayla pada Andi semakin terbakar api cemburu, rahangnya mengeras dan buku-buku tangannya mengepal kuat.
Alveer sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, Ayla hanya milik Alveer tidak ada yang boleh memilikinya
Alveer melajukan mobilnya dan berhenti tepat di depan Ayla yang baru saja mau berbalik badan hendak masuk ke dalam gedung kantor.
Ayla kaget bukan main saat sebuah mobil berhenti di hadapannya.
Alveer dengan gerakan cepat keluar dari dalam mobil dan mendorong paksa Ayla untuk masuk ke dalam mobilnya.
" Hei kau ini apa-apaan?" tanya Ayla yang terkejut dirinya dipaksa masuk ke dalam mobil oleh orang yang biasa dia panggil pak sopir
" Pakai sabuk pengaman mu!" ucap Alveer datar
Ayla yang hendak keluar dari dalam mobil pun seketika panik karena pintu mobil yang sulit dibuka.
" Buka aku mau keluar!" teriak Ayla menggebrak pintu mobil berkali-kali
Alveer yang sudah dikuasai oleh api cemburu tidak memperdulikan teriakan Ayla ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi
" Pak sopir kau mau membawa aku kemana, hei aku bicara padamu?" Ayla berteriak- teriak namun Alveer bergeming dengan fokus melihat ke jalan
" Kau ini tuli ya, cepat turunkan aku!"
" Pak sopir aku mau bekerja, aku bisa terlambat" marah Ayla memukul-mukul lengan Alveer
" Diamlah !" bentak Alveer yang langsung membuat Ayla bungkam dan sedetik kemudian terdengar suara isakan
Alveer terkejut bukan main saat indra pendengarannya menangkap suara Isak tangis dari arah sampingnya
Deg
Seketika Alveer membulatkan matanya saat netranya menangkap gadis kesayangannya tengah terisak
Alveer langsung menepikan mobilnya dan membuka sabuk pengamannya.
" Hei... jangan menangis, aku mohon Maafkan aku!" ucap Alveer sangat lembut seraya menarik dagu Ayla yang tengah menunduk
" Apa salah ku padamu pak sopir? jika karena aku belum bisa membayar hutangku aku janji secepatnya pasti akan aku lunasi" ucap Ayla lirih
Jlep
Alveer terenyuh dan hatinya sakit mendengar ucapan yang terlontar dari bibir mungil wanitanya
" Maafkan aku!" ucap Alveer menatap manik mata Ayla yang sudah basah, tangannya tergerak lalu menghapus air mata Ayla dengan ibu jarinya.
" Jangan menangis ku mohon!" lirihnya
" Hatiku sakit melihatmu menangis" Alya terdiam membalas tatapan mata Alveer yang tengah menatapnya hingga keduanya saling bersorobok dengan pikiran masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Alveer dan Andi harus nya jujur aja dengan pasangan masing-masing,,Kelamaan ntar yg ada makin salah paham lagi,makin tambah rumit yg ada..
2022-12-12
2
Qaisaa Nazarudin
Bu desi suka pak Arlan ya,,,😀😀
2022-12-12
0
Vera Diani
Pak Bos msh salah paham aje ni
2022-10-18
0