Makan siang

Alveer masuk ke dalam ruangan Ayla tanpa bersuara, Ayla tentu saja dibuat kaget saat sebuah tangan kekar tiba-tiba berada di depan dadanya untuk mematikan layar laptopnya

" Aaa...!" jerit Ayla saking kagetnya

" Ini waktunya jam makan siang, untuk apa kau masih bekerja? pantas badanmu kurus dan tidak berisi seperti itu!"

" Itu bukan urusan mu, kenapa kau bisa ada di sini?" Ayla menatap penuh selidik

" Aki tidak tega melihat seorang pegawai magang sampai kelaparan karena mengabaikan jam makan siangnya, jika kamu sakit gara-gara tidak makan siang maka perusahaan EK grup yang akan tercoreng namanya" ucap Alveer meletakkan bungkusan yang berisi makanan

" Makanlah!" Alveer menyodorkan tepat dihadapan Ayla

" Ini untukku?" tanya Ayla yang masih merasa tidak percaya

" Memangnya disini ada orang lain selain dirimu?" ucap Alveer mendengus kesal

" Kenapa kamu memberikannya padaku?" tanya Ayla lagi

Alveer memutar bola matanya malas

" Bukannya tadi sudah aku bilang, aku tidak tega melihat pegawai magang yang kelaparan karena melewatkan jam makan siangnya"

" Benarkah cuma itu?"

" Iya benar"

" Tapi bagaimana bisa kau ada disini? apa kau juga bekerja disini?"

" Menurut mu?"

" Aku kan bertanya tapi kenapa kau malah balik bertanya, dasar menyebalkan"

" Sudahlah jangan banyak bicara, sebaiknya sekarang cepat kau makan makanan itu sebelum jam istirahat berakhir!" ucap Alveer

" Aku tidak bisa"

Alveer mengerutkan keningnya " Kenapa tidak bisa?"

" Pekerjaan ku masih banyak" jawabnya

" Apa seorang pegawai magang memiliki pekerjaan yang lebih banyak dari para senior?" tanya Alveer

Ayla mengangkat kedua bahunya " Entahlah, tapi yang jelas pekerjaan ku hari ini masih banyak dan aku harus segera menyelesaikannya kalau tidak aku bisa kena marah lagi" keluh Ayla secara tidak langsung

" Siapa yang berani memarahimu?" bukan menjawab Ayla malah tertawa melihat wajah Alveer yang terlihat lucu dimata Ayla

" Kenapa tertawa, memangnya ada yang lucu?" tanya Alveer

" Kau lucu, sikapmu sudah seperti atasan saja" Ayla kembali tertawa

" Ah sudahlah, cepat kau makan makananmu, jika tidak aku akan menyuruh mu membayar makanan itu" ancam Alveer

" Kau selalu saja mengancam ku!" kesal Ayla seraya mengerucutkan bibirnya

" Karena kau selalu membantahku" Alveer mengacak-acak rambut Ayla membuat Ayla menjadi salah tingkah

" Cepat dimakan" ucap Alveer sebelum beranjak pergi

" Pak Sopir tunggu !" panggil Ayla saat Alveer sudah berada di ambang pintu

Alveer menghentikan langkahnya tapi tidak menoleh

" Terima kasih!" ucap Ayla dan Alveer melambaikan tangannya lalu pergi

" Bagaimana dengan pekerjaan ku?" gumam Ayla

" Ah sudahlah, lebih baik aku makan saja cacing-cacing di perutku juga sudah protes" Ayla membuka kantong yang berisi makanan tersebut betapa senangnya Ayla melihat makanan yang begitu menggiurkan.

Ayla yang sudah merasa sangat lapar akhirnya memakan makanannya dengan lahap, setelah selesai makan Ayla membuang kotak makan tersebut di tempat sampah.

Selesai mengisi perutnya Ayla mulai kembali mengerjakan pekerjaannya, untung saja Alveer sudah mengesave nya terlebih dahulu sebelum mematikan laptopnya.

Ayla bernafas lega karena tugas yang sudah hampir setengahnya ia kerjakan masih ada jika tidak pasti ia akan marah-marah pada Alveer

Jam istirahat sudah selesai semua karyawan pun sudah kembali ketempat kerja masing-masing.

Mina menghampiri Ayla yang masih fokus dengan laptopnya.

" Ay nih pesenan loe!" ucap Mina seraya meletakkan kantong plastik berisi roti dan susu kotak pesanan Ayla

" Thanks ya Na, oiya sebentar uangnya!" Ayla mengambil tasnya

" Udah enggak usah, gue traktir!" ucap Mina lalu berjalan ke arah meja kerjanya

" Serius nih, wah thanks bgt ya Na !" ucap Ayla lalu memindahkan kantong plastik tersebut ke samping meja kerjanya

" Kok loe enggak makan rotinya? udah makan aja dulu kerjaan bisa loe tunda sebentar" ucap Mina yang memperhatikan Ayla kembali fokus dengan pekerjaannya dan malah menyimpan roti dan susunya

" Gue udah kenyang!" jawab Ayla cengengesan

" Kenyang? kenyang makan apaan? makan tuh berkas?" ledek Mina

" Bisa aja loe Na" Ayla tertawa

" Gue tadi udah makan dibawain sama_" Ayla menjeda ucapannya

" Sama siapa?" Mina yang penasaran langsung menghampiri ke meja kerja Ayla

" Dibawain sama siapa Ay?" tanya Mina penasaran

Ayla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

" Sama si pak sopir?" jawab Ayla malu-malu

" Apa pak sopir? maksud loe sopir taksi online yang suka nganterin loe itu?" Ayla mengangguk

" Kok bisa?" Ayla mengangkat kedua bahunya

" Apa loe enggak heran gitu kenapa tuh orang bisa bebas masuk ke kantor ini?" Ayla nampak berpikir mendengar ucapan Mina

" Maksud loe?"

" Ya bisa aja dia itu sebenarnya kerja di perusahaan ini juga" Ayla kembali berpikir

" Bisa jadi, atau jangan-jangan dia itu sebenarnya sopir di perusahaan ini" ucap Ayla

" Bagaimana kalau ternyata dia itu sopirnya pak presdir?" tanya Mina

" Gawat" Ayla cemas sendiri

" Kenapa?"

" Karena gue sempat mengatai presdir kita itu orangnya dingin dan pastinya galak dan sombong"

" Ya gue takut tuh pak sopir yang rada cerewet bin bawel sampai ngomong ke pak presdir" lanjutnya

" Ya semoga aja tuh pak sopir pribadi loe itu enggak ember mulutnya" ucap Mina

" Semoga aja!" jawab Ayla

" Udah ah gue mau kerja lagi, kalau ngebahas itu orang enggak akan ada habisnya" lanjut Ayla

" Oke, gue juga masih banyak kerjaan!" ucap Mina yang langsung kembali ke meja kerjanya.

Sementara di ruangannya Alveer tidak berhenti tersenyum, membuat Arlan geleng-geleng kepala melihat tingkah bosnya itu

" Al loe itu kenapa sih dari tadi senyam-senyum enggak jelas gitu?" tanya Arlan

" Siapa yang senyam-senyum?" elak Alveer

" Ya elo lah siapa lagi"

" Gue? mana ada jangan ngaco deh loe!" elak Alveer

Ponsel Alveer tiba-tiba berdering dan tertera nama mamanya.

" Hallo mah!"

..." Kau dimana Al?"...

" Di kantor, dimana lagi memangnya?"

..." Malam nanti bersiap-siaplah, kita akan makan malam bersama teman mama "...

" Untuk apa aku ikut mah?"

..." Kamu sudah janji sama mama akan memenuhi keinginan mama"...

" Maksud mama?"

..." Mama akan memperkenalkan kamu sama putri teman mama, siapa tau cocok sama kamu"...

Alveer memutar bola matanya malas lagi-lagi mamanya selalu saja seperti itu, menjodohkan nya dengan anak teman-temannya.

" Baiklah mah, tapi aku berharap mama tidak memaksa jika aku merasa tidak cocok dengannya, mama harus berjanji untuk berhenti menjodohkan ku dengan anak-anak teman mama yang lainnya"

..." Iya Al mama janji dan kali ini mama yakin kamu pasti cocok"...

" Liat saja nanti mah, dan aku berharap mama pegang janji mama. biar aku sendiri yang menentukan wanita pilihanku " tegas Alveer

..." Iya, kau juga harus janji secepatnya menikah "...

Setelah selesai sambungan telpon pun terputus, Alveer mengusap wajahnya kasar Arlan yang memperhatikannya sedari tadi sudah menebak pasti mamanya Alveer memintanya untuk menemui wanita yang akan dijodohkan padanya.

" Apa tante Ambar meminta loe untuk bertemu dengan wanita yang akan dijodohkannya lagi?" tanya Arlan

" loe tau bagaimana mama, sebelum gue menikah entah akan berapa banyak wanita yang akan mama kenalkan" jawab Alveer

" Kenapa loe enggak ajak Ayla aja untuk bertemu dengan tante Ambar!" usul Arlan

" Bagaimana bisa gue bawa Ayla untuk bertemu dengan mama sementara gue sama Ayla aja tidak punya hubungan apa-apa, bagaimana jika Ayla menolak mau taruh di mana muka gue?" ucap Alveer nampak lesu

" Maka dari itu cepat jadikan dia pacar loe!" sahut Arlan

" Tunggu saat yang tepat!" jawab Alveer dan kembali tersenyum seraya membayangkan wajah Ayla yang sedang cemberut yang terkesan menggemaskan di mata Alveer

Arlan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat bosnya yang kembali senyam-senyum sendiri

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Pa sopirnya super spesial Ayla 😁

2022-12-31

2

🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ

🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ

tu tandanyaa alveer perhatian sma kamu alyaa ..tak mau kamu sakit gitu ..nnt tak ada yg alveer usilan nnt

2022-10-03

0

Siti Mariatun

Siti Mariatun

lanjut besuk lah bacanya batre low

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Pak Sopir
2 Mencari tahu
3 Senyam-senyum Alveer
4 Kerja Lapangan
5 Mba Nia marahi Ayla
6 Setuju
7 Ayla Kesal
8 Salah paham
9 Makan siang bersama
10 Sakit Perut
11 Kecemasan Alveer
12 Cemburu
13 Mencari Ayla
14 Makan siang
15 Menyusup
16 Bertemu Laura
17 Ancaman untuk Ayla
18 Tidak Akan Pernah Lupa
19 Jalan Lain
20 Tamparan
21 Pindah Tempat
22 Kedatangan Laura
23 Berusaha menjelaskan
24 Usaha Laura
25 Ke Villa
26 Dia jodohku
27 Selamanya mencintaimu
28 Kenapa Begitu Sesak
29 Jalan-jalan
30 Kemarahan Alveer
31 Pernyataan cinta
32 Sesakit ini
33 Bicara pada mama dan papa
34 Kedatangan Alveer dan keluarga
35 Keputusan Alveer
36 Akhirnya Sah
37 Bersyukur
38 Mengantar Pulang
39 Olahraga malam
40 Kotak bekal sarapan
41 Sarapan pasutri
42 Jam Makan siang
43 Isteri yang berbeda
44 Meminta izin
45 Mabuk Udara
46 Bertemu mantan
47 Kesalahpahaman yang berbalas
48 Kesalahpahaman berlanjut
49 Meminta maaf
50 Kepergok
51 Membatalkan Kerjasama
52 Suara Siapa?
53 Merasa sedih
54 Mengisi Baterai
55 Kembali Bekerja
56 Pulang ke Rumah
57 Kebingungan Ayla
58 Menyusul Alveer
59 Merasa Bersalah
60 Terkejut
61 Keterkejutan Nesha
62 Bekerja demi putrinya
63 Bertemu Mutia
64 Mabuk
65 Mengenaskan
66 Merutuki kebodohannya
67 Mengetahui yang sebenarnya
68 Peringatan untuk Laura
69 Pingsan
70 Hamil
71 Kegelisahan Ayla
72 Kembali magang
73 Hukuman untuk Ayla
74 Telpon dari Bibi
75 Bertemu Mira dan Laura
76 Semua Baik-baik saja
77 Nasi goreng
78 Bertemu Mina
79 Al Sakit
80 Darah
81 Semua baik-baik saja?
82 Kangen Bunda
83 Mengakui kesalahan
84 Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85 Ayla jenuh
86 Menjelaskan
87 Makan Siang
88 Senyum yang mengiris hati
89 Menekan Ego
90 Kembali menjelaskan
91 Senjata makan tuan
92 Keadaan berbalik
93 Termakan jebakan sendiri
94 Syukuran
95 Setan gentayangan
96 Ketakutan
97 Kuntilanak
98 Di culik
99 Kritis
100 Kedatangan Paman Emir
101 Dira
102 Kondisi Dira
103 Sakit Punggung
104 Kecanggungan Dira dan Arlan
105 Maaf
106 Menggemaskan
107 Aliza Ghania Husna
108 Memberitahu paman Emir
109 Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110 Kisah Laura
111 Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112 Pernyataan Dira
113 Lamaran 1
114 Lamaran 2
115 Di rumah sakit
116 Keterkejutan Dira
117 Sah
118 Hari Kesedihan Dira
119 Pemakaman Kakek dan Nenek
120 Pesta
121 Hati Mina
122 Luka tapi tidak berdarah
123 Mina
124 Wanita yang cantik
125 Akhirnya
126 Tentang Sasa
127 Kecelakaan
128 Ancaman Sasa
129 Ikhlaskan
130 Flashback
131 Restu ayah
132 Kegelisahan Sasa
133 Akhir Pekan
134 Berita Bahagia
135 Akhir Cerita
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pak Sopir
2
Mencari tahu
3
Senyam-senyum Alveer
4
Kerja Lapangan
5
Mba Nia marahi Ayla
6
Setuju
7
Ayla Kesal
8
Salah paham
9
Makan siang bersama
10
Sakit Perut
11
Kecemasan Alveer
12
Cemburu
13
Mencari Ayla
14
Makan siang
15
Menyusup
16
Bertemu Laura
17
Ancaman untuk Ayla
18
Tidak Akan Pernah Lupa
19
Jalan Lain
20
Tamparan
21
Pindah Tempat
22
Kedatangan Laura
23
Berusaha menjelaskan
24
Usaha Laura
25
Ke Villa
26
Dia jodohku
27
Selamanya mencintaimu
28
Kenapa Begitu Sesak
29
Jalan-jalan
30
Kemarahan Alveer
31
Pernyataan cinta
32
Sesakit ini
33
Bicara pada mama dan papa
34
Kedatangan Alveer dan keluarga
35
Keputusan Alveer
36
Akhirnya Sah
37
Bersyukur
38
Mengantar Pulang
39
Olahraga malam
40
Kotak bekal sarapan
41
Sarapan pasutri
42
Jam Makan siang
43
Isteri yang berbeda
44
Meminta izin
45
Mabuk Udara
46
Bertemu mantan
47
Kesalahpahaman yang berbalas
48
Kesalahpahaman berlanjut
49
Meminta maaf
50
Kepergok
51
Membatalkan Kerjasama
52
Suara Siapa?
53
Merasa sedih
54
Mengisi Baterai
55
Kembali Bekerja
56
Pulang ke Rumah
57
Kebingungan Ayla
58
Menyusul Alveer
59
Merasa Bersalah
60
Terkejut
61
Keterkejutan Nesha
62
Bekerja demi putrinya
63
Bertemu Mutia
64
Mabuk
65
Mengenaskan
66
Merutuki kebodohannya
67
Mengetahui yang sebenarnya
68
Peringatan untuk Laura
69
Pingsan
70
Hamil
71
Kegelisahan Ayla
72
Kembali magang
73
Hukuman untuk Ayla
74
Telpon dari Bibi
75
Bertemu Mira dan Laura
76
Semua Baik-baik saja
77
Nasi goreng
78
Bertemu Mina
79
Al Sakit
80
Darah
81
Semua baik-baik saja?
82
Kangen Bunda
83
Mengakui kesalahan
84
Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85
Ayla jenuh
86
Menjelaskan
87
Makan Siang
88
Senyum yang mengiris hati
89
Menekan Ego
90
Kembali menjelaskan
91
Senjata makan tuan
92
Keadaan berbalik
93
Termakan jebakan sendiri
94
Syukuran
95
Setan gentayangan
96
Ketakutan
97
Kuntilanak
98
Di culik
99
Kritis
100
Kedatangan Paman Emir
101
Dira
102
Kondisi Dira
103
Sakit Punggung
104
Kecanggungan Dira dan Arlan
105
Maaf
106
Menggemaskan
107
Aliza Ghania Husna
108
Memberitahu paman Emir
109
Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110
Kisah Laura
111
Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112
Pernyataan Dira
113
Lamaran 1
114
Lamaran 2
115
Di rumah sakit
116
Keterkejutan Dira
117
Sah
118
Hari Kesedihan Dira
119
Pemakaman Kakek dan Nenek
120
Pesta
121
Hati Mina
122
Luka tapi tidak berdarah
123
Mina
124
Wanita yang cantik
125
Akhirnya
126
Tentang Sasa
127
Kecelakaan
128
Ancaman Sasa
129
Ikhlaskan
130
Flashback
131
Restu ayah
132
Kegelisahan Sasa
133
Akhir Pekan
134
Berita Bahagia
135
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!