Jalan Lain

Seperti biasa Ayla selalu bangun pagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah setelah itu membuat sarapan.

" Non Ayla sudah biar bibi saja yang membuat sarapan, sebaiknya non Ayla bersiap-siap aja untuk pergi ke kantor, nanti terlambat non" ucap bibi pada Ayla

" Sebentar lagi selesai kok bi, mereka sudah hafal masakan Ayla bi jika paman dan bibi tau bukan Ayla yang membuat sarapan yang ada bukan hanya Ayla yang kena marah tapi bibi juga" sahut Ayla

" Iya juga si non"

" Yaudah bibi tolong bantu menyiapkan ini aja ya masakan yang sudah matang tolong taru di tempat setelah itu tata dimeja makan ya bi" ucap Ayla

" Siap non beres!" ucap bibi

Setelah selesai memasak Ayla langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap, setelah jam menunjukkan pukul 6 Ayla bergegas untuk pergi ke kantor

" BI Ayla pamit pergi dulu ya bi!" Ayla berpamitan dulu pada bibi sebelum berangkat

" Iya, hati-hati ya non"

" Iya bi"

" Oiya, non Ayla!" panggil bibi

Ayla menoleh" Ada apa bi?" tanya Ayla

" Ini bawa non, bibi udah siapin bekel sarapan buat non Ayla" ucap bibi lalu menyodorkan kotak bekal pada Ayla

" Terima kasih ya bi, yaudah Ayla pamit" Ayla mengambil kotak bekal tersebut

" Assalamualaikum!" ucap Ayla

"Wa'alaikum salam" jawab bibi

Ayla kini sudah berada di tepi jalan, seperti biasa ia sedang menunggu angkutan umum yang lewat

" Sudah cepat naik, aku sudah cukup lama menunggumu di sini!" ucap Alveer yang tiba-tiba sudah muncul di belakang Ayla

" Kau?" Ayla mengerutkan keningnya

" Untuk apa kau kesini?" Alveer memutar bola matanya malas

" Ya apalagi kalau bukan untuk menjemput mu!" jawab Alveer

" Menjemputku untuk apa?"

" Sebaiknya kau pergi saja dari sini, aku tidak mau dicap sebagai perebut tunangan orang" Alveer mulai tidak sabar menghadapi Ayla yang menurutnya keras kepala jadi mau tidak mau Alveer memaksa Ayla untuk segera masuk ke dalam mobilnya

" Mau masuk sendiri ke dalam mobil atau mau aku paksa dengan caraku?" ancam Alveer

" Kau itu menyebalkan, pria yang sangat menyebalkan. selalu saja memaksa!" geram Ayla

" Kau yang membuat ku memaksa" sahut Alveer

Akhirnya mau tidak mau Ayla pun masuk ke dalam mobil Alveer

Setelah keduanya sudah berada di dalam mobil Tidak ada percakapan satu sama lain, Ayla enggan menoleh pada Alveer yang suka sekali memaksanya

Sesampainya di kantor, Alveer tidak menurunkan Ayla ditempat biasa tapi membawanya langsung ke jalan khusus yang biasa ia lalui jika dalam keadaan genting

" Tunggu dulu, kenapa kamu tidak berhenti di tempat biasa?" tanya Ayla yang mendadak bingung karena Alveer terus saja melajukan mobilnya

Alveer tidak menggubris kata-kata Ayla ia masih terus saja melajukan mobilnya sampai di pintu khusus yang biasa ia lalui

" Turunlah!" ucap Alveer

" Ini dimana?" tanya Ayla yang nampak bingung

" Ini adalah jalan khusus untuk para petinggi perusahaan" jawab Alveer

" Lalu kenapa kau membawaku lewat sini?" Ayla menatap curiga pada Alveer

Pletakkk

" Aww!" Ayla mengusap keningnya yang terasa berdenyut

" Kenapa kau menyentil keningku?" Ayla memberengut

" Buang otak kotormu itu!"

" Ya?" Ayla membola

" Apa maksudmu?"

" Aku tau pasti didalam otakmu ini ada pikiran yang tidak-tidak, iyakan?" Alveer menunjuk-nunjuk kepala Ayla

" Si... siapa bilang?" Ayla tergagap

" Sudahlah, buang jauh pikiran kotormu itu dan sekarang cepatlah turun!" titah Alveer

Ayla dengan cepat langsung turun dari dalam mobil tapi sedetik kemudian ia bingung harus berjalan ke arah mana

Ketika Ayla dalam kebingungan tiba-tiba tangannya ditarik oleh Alveer

" Yaaa?" Ayla yang kaget ditarik cepat oleh Alveer

" Kau mau membawaku kemana?" teriak Ayla

" Diamlah, jangan berisik!" ucap Alveer

" Tapi kau mau membawaku kemana?"

" Ya kemana lagi kalau bukan ke ruangan mu, apa kau mau aku membawamu ke KUA?" seloroh Alveer

" Tidak lucu" sahut Ayla

" Ini sudah di dalam lift, apa kau akan terus memegang tanganku?" tanya Ayla seraya mengangkat tangannya yang digenggam oleh Alveer

Alveer refleks langsung melepaskan tangannya " Maaf!" ucapnya

" Sebenarnya apa pekerjaan mu?" tanya Ayla tiba-tiba membuat Alveer tercekat

Deg

Alveer ingin berkata jujur tapi rasanya belum saatnya Ayla tahu siapa dirinya, dia takut setelah Ayla tahu siapa dirinya yang sebenarnya Ayla akan menjaga jarak dengannya

" Kenapa diam?" tanya Ayla yang langsung membuat Alveer terkesiap dari pikirannya

" Aku... aku ya seperti yang sudah kamu ketahui aku ini siapa" jawab Alveer sedikit gugup

" Jadi kamu ini seorang sopir?" Alveer tidak menjawab dan hanya tersenyum

" Sopir bos?" tanya Ayla lagi

" Ya bisa dibilang begitu" jawab Alveer asal

" Maksudnya?" Ayla nampak bingung dengan jawaban Alveer yang nampak ambigu

" Kau ini sebenarnya sopir apa bukan?" tanya Ayla yang sudah sangat penasaran

" Kenapa kau bisa dengan mudahnya masuk ke dalam perusahaan ini, apalagi sekarang kamu membawaku masuk melalui jalur khusus?" Ayla nampak curiga pada Alveer

" Aku.. aku ini sopir khusus ya sopir khusus" jawab Alveer yang semakin pusing harus menjawab apa

" Sopir khusus?" Ayla mengerutkan keningnya

" Iya sopir khusus, sopir yang biasa dipanggil pada waktu-waktu tertentu saja, jika dibutuhkan maka aku akan sangat sibuk sekali dan kemungkinan aku juga tidak bisa menjemput mu" jawab Alveer

" Aku tidak meminta mu untuk menjemput ku" Selak Ayla

" Apa kau kenal dengan atasan kita CEO perusahaan ini?" tanya Ayla

" Ya tentu saja aku tahu" jawab Alveer

" Bagaimana orangnya, aku dengar dia orang yang sangat tegas dan disiplin, apa itu benar?" tanya Ayla penasaran

" Kenapa kau begitu bersemangat sekali ingin tahu tentang CEO perusahaan ini?" tanya Alveer penuh selidik

" Ya aku hanya sekedar bertanya saja, lagi pula orang seperti ku mana mungkin kenal dengan orang sehebat dia" sahut Ayla

" Memangnya dia sehebat apa? dia juga biasa-biasa aja sama seperti mu sama-sama makan nasi" Ayla memutar bola matanya malas

" Ya kalau makan rumput itu sapi, kau ini ada-ada saja, yang namanya manusia ya jelas makan nasi" kesal Ayla

" Nah itu kamu tau jadi apa bedanya kamu dengan CEO kita?"

" Ya jelas beda dia itu orang yang sangat kaya raya sementara aku hanya orang miskin yang tidak punya apa-apa, bahkan orang tua pun aku tak punya" sahut Ayla sendu

Alveer menatap iba pada Ayla, kata-katanya sungguh membuat hatinya terusik.

Alveer lalu menarik tubuh Ayla dalam dekapannya

" Jangan bicara seperti itu, semua yang terjadi pada mu itu semua kehendak takdir bukan kau yang meminta"

" Saat ini mungkin rasa pahit yang kau telan tapi diujung sana pasti akan ada rasa manis yang kau dapatkan"

" Jangan bersedih lagi dan jangan pernah merasa sendiri, aku janji akan selalu ada disisimu, aku tidak akan membiarkan orang-orang memandang mu sebelah mata lagi, kelak kau akan menjadi orang yang disegani" ucap Alveer yang langsung membuat Ayla terkekeh

" Kau ini sangat lucu, seandainya yang berkata seperti itu bukan kau aku pasti sudah sangat terharu dan berbunga-bunga" tutur Ayla setelah Alveer mengurai pelukannya

" Kenapa memangnya dengan ku, apa ada yang salah dengan ku?" tanya Alveer yang nampak bingung

" Tentu saja, kau ini calon suami sepupuku jadi tidak pantas bicara seperti itu padaku" sahut Ayla

" Tapi aku_"

Tring

Belum selesai dengan kata-katanya pintu lift sudah terbuka.

" Emm... kemana arah jalan ke ruangan ku?" tanya Ayla

" Sebelah sana, lurus lalu belok kiri ada pintu yang berwarna putih, pintu itu yang menghubungkan dengan ruangan ini setelah itu kau lurus saja" terang Alveer

" Apa kau tidak ingin mengantarku? bagaimana jika aku tersesat?" tanya Ayla seraya mengerucutkan bibirnya

" Apa kau membutuhkan bantuanku?" tanya Alveer

" Tentu saja, kau yang membawaku kemari" sahut Ayla

" Bagaimana jika aku tidak mau?"

" Ya sudah aku akan mencari jalan sendiri saja" Aylapun berbalik badan dan langsung pergi meninggalkan Alveer

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

sabar dan semangat Ayla💪

2022-12-31

1

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨

kasian sekali hidupnya Ayla sudah gak punya orang tua,, diperlakukan buruk pula oleh bibi dan sepupu nya

2022-09-10

0

Zhou Zhi lou

Zhou Zhi lou

ayla maksa banget mau buat sarapan sndiri

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pak Sopir
2 Mencari tahu
3 Senyam-senyum Alveer
4 Kerja Lapangan
5 Mba Nia marahi Ayla
6 Setuju
7 Ayla Kesal
8 Salah paham
9 Makan siang bersama
10 Sakit Perut
11 Kecemasan Alveer
12 Cemburu
13 Mencari Ayla
14 Makan siang
15 Menyusup
16 Bertemu Laura
17 Ancaman untuk Ayla
18 Tidak Akan Pernah Lupa
19 Jalan Lain
20 Tamparan
21 Pindah Tempat
22 Kedatangan Laura
23 Berusaha menjelaskan
24 Usaha Laura
25 Ke Villa
26 Dia jodohku
27 Selamanya mencintaimu
28 Kenapa Begitu Sesak
29 Jalan-jalan
30 Kemarahan Alveer
31 Pernyataan cinta
32 Sesakit ini
33 Bicara pada mama dan papa
34 Kedatangan Alveer dan keluarga
35 Keputusan Alveer
36 Akhirnya Sah
37 Bersyukur
38 Mengantar Pulang
39 Olahraga malam
40 Kotak bekal sarapan
41 Sarapan pasutri
42 Jam Makan siang
43 Isteri yang berbeda
44 Meminta izin
45 Mabuk Udara
46 Bertemu mantan
47 Kesalahpahaman yang berbalas
48 Kesalahpahaman berlanjut
49 Meminta maaf
50 Kepergok
51 Membatalkan Kerjasama
52 Suara Siapa?
53 Merasa sedih
54 Mengisi Baterai
55 Kembali Bekerja
56 Pulang ke Rumah
57 Kebingungan Ayla
58 Menyusul Alveer
59 Merasa Bersalah
60 Terkejut
61 Keterkejutan Nesha
62 Bekerja demi putrinya
63 Bertemu Mutia
64 Mabuk
65 Mengenaskan
66 Merutuki kebodohannya
67 Mengetahui yang sebenarnya
68 Peringatan untuk Laura
69 Pingsan
70 Hamil
71 Kegelisahan Ayla
72 Kembali magang
73 Hukuman untuk Ayla
74 Telpon dari Bibi
75 Bertemu Mira dan Laura
76 Semua Baik-baik saja
77 Nasi goreng
78 Bertemu Mina
79 Al Sakit
80 Darah
81 Semua baik-baik saja?
82 Kangen Bunda
83 Mengakui kesalahan
84 Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85 Ayla jenuh
86 Menjelaskan
87 Makan Siang
88 Senyum yang mengiris hati
89 Menekan Ego
90 Kembali menjelaskan
91 Senjata makan tuan
92 Keadaan berbalik
93 Termakan jebakan sendiri
94 Syukuran
95 Setan gentayangan
96 Ketakutan
97 Kuntilanak
98 Di culik
99 Kritis
100 Kedatangan Paman Emir
101 Dira
102 Kondisi Dira
103 Sakit Punggung
104 Kecanggungan Dira dan Arlan
105 Maaf
106 Menggemaskan
107 Aliza Ghania Husna
108 Memberitahu paman Emir
109 Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110 Kisah Laura
111 Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112 Pernyataan Dira
113 Lamaran 1
114 Lamaran 2
115 Di rumah sakit
116 Keterkejutan Dira
117 Sah
118 Hari Kesedihan Dira
119 Pemakaman Kakek dan Nenek
120 Pesta
121 Hati Mina
122 Luka tapi tidak berdarah
123 Mina
124 Wanita yang cantik
125 Akhirnya
126 Tentang Sasa
127 Kecelakaan
128 Ancaman Sasa
129 Ikhlaskan
130 Flashback
131 Restu ayah
132 Kegelisahan Sasa
133 Akhir Pekan
134 Berita Bahagia
135 Akhir Cerita
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pak Sopir
2
Mencari tahu
3
Senyam-senyum Alveer
4
Kerja Lapangan
5
Mba Nia marahi Ayla
6
Setuju
7
Ayla Kesal
8
Salah paham
9
Makan siang bersama
10
Sakit Perut
11
Kecemasan Alveer
12
Cemburu
13
Mencari Ayla
14
Makan siang
15
Menyusup
16
Bertemu Laura
17
Ancaman untuk Ayla
18
Tidak Akan Pernah Lupa
19
Jalan Lain
20
Tamparan
21
Pindah Tempat
22
Kedatangan Laura
23
Berusaha menjelaskan
24
Usaha Laura
25
Ke Villa
26
Dia jodohku
27
Selamanya mencintaimu
28
Kenapa Begitu Sesak
29
Jalan-jalan
30
Kemarahan Alveer
31
Pernyataan cinta
32
Sesakit ini
33
Bicara pada mama dan papa
34
Kedatangan Alveer dan keluarga
35
Keputusan Alveer
36
Akhirnya Sah
37
Bersyukur
38
Mengantar Pulang
39
Olahraga malam
40
Kotak bekal sarapan
41
Sarapan pasutri
42
Jam Makan siang
43
Isteri yang berbeda
44
Meminta izin
45
Mabuk Udara
46
Bertemu mantan
47
Kesalahpahaman yang berbalas
48
Kesalahpahaman berlanjut
49
Meminta maaf
50
Kepergok
51
Membatalkan Kerjasama
52
Suara Siapa?
53
Merasa sedih
54
Mengisi Baterai
55
Kembali Bekerja
56
Pulang ke Rumah
57
Kebingungan Ayla
58
Menyusul Alveer
59
Merasa Bersalah
60
Terkejut
61
Keterkejutan Nesha
62
Bekerja demi putrinya
63
Bertemu Mutia
64
Mabuk
65
Mengenaskan
66
Merutuki kebodohannya
67
Mengetahui yang sebenarnya
68
Peringatan untuk Laura
69
Pingsan
70
Hamil
71
Kegelisahan Ayla
72
Kembali magang
73
Hukuman untuk Ayla
74
Telpon dari Bibi
75
Bertemu Mira dan Laura
76
Semua Baik-baik saja
77
Nasi goreng
78
Bertemu Mina
79
Al Sakit
80
Darah
81
Semua baik-baik saja?
82
Kangen Bunda
83
Mengakui kesalahan
84
Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85
Ayla jenuh
86
Menjelaskan
87
Makan Siang
88
Senyum yang mengiris hati
89
Menekan Ego
90
Kembali menjelaskan
91
Senjata makan tuan
92
Keadaan berbalik
93
Termakan jebakan sendiri
94
Syukuran
95
Setan gentayangan
96
Ketakutan
97
Kuntilanak
98
Di culik
99
Kritis
100
Kedatangan Paman Emir
101
Dira
102
Kondisi Dira
103
Sakit Punggung
104
Kecanggungan Dira dan Arlan
105
Maaf
106
Menggemaskan
107
Aliza Ghania Husna
108
Memberitahu paman Emir
109
Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110
Kisah Laura
111
Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112
Pernyataan Dira
113
Lamaran 1
114
Lamaran 2
115
Di rumah sakit
116
Keterkejutan Dira
117
Sah
118
Hari Kesedihan Dira
119
Pemakaman Kakek dan Nenek
120
Pesta
121
Hati Mina
122
Luka tapi tidak berdarah
123
Mina
124
Wanita yang cantik
125
Akhirnya
126
Tentang Sasa
127
Kecelakaan
128
Ancaman Sasa
129
Ikhlaskan
130
Flashback
131
Restu ayah
132
Kegelisahan Sasa
133
Akhir Pekan
134
Berita Bahagia
135
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!