Kerja Lapangan

Seperti biasa sebelum berangkat ke kantor Ayla harus menyiapkan sarapan terlebih dahulu untuk keluarga pamannya.

" Sudah selesai, aku harus cepat-cepat berangkat" ucap Ayla karena takut telat seperti kemarin

Pamannya Emir berjalan ke arah meja makan bersama Mira isterinya, mereka duduk untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh Ayla.

" Kemana anak itu?" tanya Emir

" Mungkin sudah berangkat pak" jawab Mira seraya melayani sang suami

Tidak berapa lama Laura dan luky datang bersama dan duduk di kursi yang berada dihadapan kedua orang tua mereka

" Apa Ayla sudah berangkat bu?" tanya Luky pada Mira

" Sepertinya sudah, sejak tadi ibu belum melihatnya" sahut Mira

" Baguslah, tau diri juga tuh anak" ketus Laura

"Jaga ucapan kamu Laura, jika bukan karena dia sekarang kita tidak akan sarapan seenak ini" tegur Luky mengingatkan Laura yang sejak kehadiran Ayla dirumah mereka memang tidak menyukainya.

Ayla tinggal di rumah mereka sejak kedua orang tua Ayla meninggal dunia akibat kecelakaan, beruntung Ayla yang saat kejadian itu berumur 15 tahun dapat terselamatkan, sejak itulah Ayla ikut tinggal bersama pamannya yang merupakan adik dari ayah Ayla Amar Hermawan.

" Kenapa si kak Luky selalu aja membela dan memuji Ayla terus? dia itu numpang di rumah kita kak, wajar dong kalau dia bekerja di rumah ini" cerocos Laura kesal

" Sudah... sudah... cepat habiskan makan kalian!" omel Emir menengahi kedua anaknya yang selalu berselisih paham

Sementara Ayla yang sedang menunggu angkutan umum dikejutkan dengan mobil hitam yang tiba-tiba berhenti tepat di depannya

" Eh mobil siapa ini, kok malah berhenti di sini sih menghalangi aku aja, gimana kalau ada angkot yang lewat?" gumam Ayla dalam hati

Tiba-tiba kaca mobil tersebut terbuka dan menyembul seorang pria tampan dari kaca mobil tersebut

" Mau terus berdiri di situ? cepat masuk kalau tidak mau terlambat lagi berangkat ke kantor!" titah Alveer pria yang berada di dalam mobil tersebut

"Ya?" Ayla malah bengong melihat Alveer yang berada di dalam mobil tersebut

" Ayo cepat masuk!" bentak Alveer

Ayla bukannya masuk ke dalam mobil malah menatap kesal pada Alveer yang telah membentaknya

" Tidak, aku tidak mau naik ke dalam mobil mu , udah sana pergi!" usir Ayla dengan marah

Ayla membuang pandangannya ke arah lain lalu bergeser sedikit menjauh dari mobil Alveer

Didalam mobil Alveer yang sudah gemas mengikuti pergerakan Ayla

" Ini orang mau ngapain sih bukannya pergi aja sana malah menghalangi aku aja" kesal Ayla menggerutu di dalam hati

" Kamu ini maunya apa sih?" kesal Ayla

" Cepat masuk, kamu tuh akan terlambat kalau tidak ikut dengan ku!" bujuk Alveer

" Bukan urusanmu" ketus Ayla

" Ya sudah kalau tidak mau, asal kamu tau nona atasan tempat mu bekerja itu sangat disiplin waktu, jika kamu datang terlambat maka bersiap-siap saja kamu akan dikembalikan ke kampus" ucap Alveer dengan senyum semirik

Deg

Di kembalikan ke kampus oh tidak Ayla tidak mau kalau hal itu sampai terjadi, akhirnya tanpa banyak bicara Ayla pun langsung masuk ke dalam mobil Alveer, dia tidak mau mengambil resiko kalau sampai benar ia datang terlambat dan di pulangkan ke kampusnya.

Alveer mengulum senyumnya menatap Ayla yang sedang memasang wajah cemberut.

Deg

Degup jantung Ayla berdetak sangat kencang saat Alveer merapatkan tubuhnya ke pada Ayla

" Ka...kau mau apa?" tanya Ayla gugup seraya memejamkan matanya dengan degup jantung yang berdegup sangat kencang, bahkan Ayla menahan napasnya saat merasakan pergerakan tangan Alveer yang menyentuh tubuhnya

Klik

Setelah selesai memasangkan Ayla sabuk pengaman Alveer kembali duduk lurus di belakang kemudi.

Alveer menahan tawanya saat melihat ekspresi gugup Ayla yang masih saja memejamkan matanya padahal mobil sudah melaju membelah jalan ibu kota yang cukup padat

" Mau sampai kapan kamu memejamkan mata seperti itu?" ucap Alveer dengan senyum yang mengembang merasa gemas dengan tingkah Ayla

Jlep

Betapa malunya Ayla yang sudah berpikir yang bukan-bukan terhadap Alveer.

" Apa kau mengira aku akan mencium mu nona?" goda Alveer

" Aishhh..... kenapa dia berkata seperti itu" batin Ayla

" Ti..tidak otak mu saja yang terlalu mesum pak sopir" elak Ayla dengan wajah yang sudah memerah menahan rasa malunya

" Ha.... Ha.. jika kau mau aku bisa memberikan mu ciumanku nona" Alveer merasa senang menggoda Ayla yang semakin merona

" Ap... apa? kau pikir aku ini wanita macam apa yang bisa sembarangan kau cium? Aishh.....!" marah Ayla

" Ha... Ha...!" Alveer malah tertawa merasa sangat gemas pada gadis yang berada di sampingnya.

" Sudahlah jangan tertawa terus, sungguh sangat menyebalkan" kesal Ayla

"Sepertinya kau ini belum pernah pacaran ya?" ledek Alveer

" Bukan urusan mu pak sopir" jawab Ayla ketus

"Masih terlalu pagi nona jangan marah-marah terus, sebaiknya simpan energi mu untuk bekerja nanti" Ayla mengerucutkan bibirnya menahan kekesalannya

Tidak berapa lama mobil mereka sudah sampai dan Alveer sengaja menurunkan Ayla sedikit jauh dari area kantor

" Turunlah nona, aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini!" ucap Alveer yang sengaja berhenti di tempat yang agak sepi, dia tidak mau ada yang melihatnya bersama Ayla.

" Apa aku harus membayar mu?" tanya Ayla sebelum turun dari dalam mobil

" Kau bisa membayarku nanti nona" jawab Alveer dengan senyum tampannya

" Aishhh.... kenapa dia terlihat tampan sekali saat senyum seperti itu!" batin Ayla.emuji ketampanan Alveer

" Nona aku tahu aku tampan, jangan melihatku seperti itu nanti kau bisa jatuh cinta" ucap Alveer membuat Ayla terkesiap

" Ha... Ha... kau terlalu percaya diri pak sopir, aku tidak tertarik meskipun anda tampan" jawab Ayla membuat Alveer yang gantian terkesima dengan tawa Ayla yang terlihat begitu polos

" Aku tau aku ini cantik pak sopir, jangan melihat ku seperti itu nanti kau bisa jatuh cinta!" Ayla membalikkan kata-kata Alveer saat saat Alveer menatap lekat Ayla tanpa berkedip.

" Sepertinya aku memang sudah jatuh cinta padamu Ayla Khairani Putri" batin Alveer

" Aku turun dulu, terima kasih sudah mengantarku!" ucap Ayla yang hendak turun

Alveer menatap kepergian Ayla sampai gadis itu semakin menjauh.

Ayla kini sudah berada di lobi kantor, dia bernapas lega karena tidak datang terlambat

" Ayla!" panggil Mina

" Hai Min!" sapa Ayla

" Enggak kesiangan lagi?" goda Mina

" Enggak dong, hari ini aku lagi beruntung bertemu pak sopir yang sudah mengantarku kesini ya walaupun orangnya sangat menyebalkan" sahut Ayla sambil berjalan menuju lift

" Pak sopir?" tanya Mina

" Iya, dia itu taksi online yang hari pertama nganterin gue" terang Ayla

" Ganteng gak Ay?" Mina kepo

" Ganteng sih tapi cerewet dan nyebelin"

" Awas loh naksir" ledek Mina

" Ha... ha... Ya enggak lah!" elak Ayla

Ayla dan Mina kini sudah berada di dalam lift bersama beberapa karyawan lainnya

Tringg

Mereka sudah berada di lantai dimana ruang kerja mereka berada.

" Ayla!" panggil Mba Nia

Ayla menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara

" Hari ini kamu ikut Andi meninjau pemasaran di lapangan setelah itu buat laporannya!" ucap mba Nia setelah itu beranjak pergi

" Ih itu orang ngeselin banget sih, belum apa-apa udah seenaknya memberi perintah. kenapa juga gue terus yang tuh orang cecar?" gerutu Ayla seraya berjalan ke arah ruangan mereka

" Sabar Ay, gue cuma bisa bantu doa semoga loe bisa menjalani hari loe ini dengan lancar"

" Amin, makasih Mimi" ucap Ayla

" Mina, enak aja loe main ganti nama gue!" Mina protes

" Enggak apa-apa atuh, imut kan Mimi tutu!" ledek Ayla seraya tertawa

" Sialan loe" Mina merangkul leher Ayla dan mereka tertawa bersama

☀️

Seperti yang diperintahkan oleh Mba Nia Ayla kini sedang keluar melakukan peninjauan pemasaran di lapangan bersama Andi

" Mas Andi kita sampai kapan melakukan peninjauan di lapangan seperti ini?" tanya Ayla

Saat ini mereka berada di sebuah mall terbesar yang ada di kota tersebut

" Biasanya kita melakukan ini sebulan sekali, karena setiap bulan kita diharuskan untuk membuat laporan tentang naik turunnya produk kita dipasaran" jawab Andi

" Oh begitu ya mas!" Ayla manggut-manggut

" Sepertinya kamu ini cukup cepat ya dalam menangkap pelajaran?" puji Andi

" Ah biasa aja kok mas" Ayla merasa tidak enak dipuji seniornya

Ayla memang pandai dan di kampus pun ia selalu mendapatkan bea siswa, Ayla tidak mau membebankan pamannya jadi sebisa mungkin ia harus mendapatkan bea siswa.

Setelah memeriksa dan meninjau beberapa produk dari perusahaan mereka yang laris dan tidaknya, Ayla dan Andi pun kembali ke kantor

" Ayla sebelum ke kantor sebaiknya kita makan dulu aja yuk!" ajak Andi

" Makan? tapi ini kan masih jam kantor mas emangnya boleh?" Tanya Ayla lugu

" Boleh aja, lagi pula mas sudah lapar" sahur Andi

" Tapi mas aku_!" Ayla bingung karena dia tidak cukup uang untuk makan

" Tenang aja, mas yang teraktir!" ucap Andi yang tau kegelisahan Ayla

" Serius mas?" Ayla berbinar

" Iya!" Andi mengacak-acak rambut Ayla gemas

Andi dan Ayla saat ini sedang berada di sebuah restoran menikmati makan siangnya. Ayla terlihat begitu senang dan sesekali melempar senyum pada Andi mereka nampak begitu akrab.

Melihat Ayla tersenyum dan sesekali tertawa membuat seseorang yang berada tidak jauh dari meja Ayla dan Andi mengepalkan tangannya kuat, menatapnya dengan tatapan elang.

Terpopuler

Comments

Dewi Fajar

Dewi Fajar

panas nggak tuh

2024-03-11

3

Edah J

Edah J

ha.ha,,si bos belum apa"udah kepanasan aja😁😁😁

2022-12-31

1

Yuyum Maryum

Yuyum Maryum

ada yg cembokur..

2022-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pak Sopir
2 Mencari tahu
3 Senyam-senyum Alveer
4 Kerja Lapangan
5 Mba Nia marahi Ayla
6 Setuju
7 Ayla Kesal
8 Salah paham
9 Makan siang bersama
10 Sakit Perut
11 Kecemasan Alveer
12 Cemburu
13 Mencari Ayla
14 Makan siang
15 Menyusup
16 Bertemu Laura
17 Ancaman untuk Ayla
18 Tidak Akan Pernah Lupa
19 Jalan Lain
20 Tamparan
21 Pindah Tempat
22 Kedatangan Laura
23 Berusaha menjelaskan
24 Usaha Laura
25 Ke Villa
26 Dia jodohku
27 Selamanya mencintaimu
28 Kenapa Begitu Sesak
29 Jalan-jalan
30 Kemarahan Alveer
31 Pernyataan cinta
32 Sesakit ini
33 Bicara pada mama dan papa
34 Kedatangan Alveer dan keluarga
35 Keputusan Alveer
36 Akhirnya Sah
37 Bersyukur
38 Mengantar Pulang
39 Olahraga malam
40 Kotak bekal sarapan
41 Sarapan pasutri
42 Jam Makan siang
43 Isteri yang berbeda
44 Meminta izin
45 Mabuk Udara
46 Bertemu mantan
47 Kesalahpahaman yang berbalas
48 Kesalahpahaman berlanjut
49 Meminta maaf
50 Kepergok
51 Membatalkan Kerjasama
52 Suara Siapa?
53 Merasa sedih
54 Mengisi Baterai
55 Kembali Bekerja
56 Pulang ke Rumah
57 Kebingungan Ayla
58 Menyusul Alveer
59 Merasa Bersalah
60 Terkejut
61 Keterkejutan Nesha
62 Bekerja demi putrinya
63 Bertemu Mutia
64 Mabuk
65 Mengenaskan
66 Merutuki kebodohannya
67 Mengetahui yang sebenarnya
68 Peringatan untuk Laura
69 Pingsan
70 Hamil
71 Kegelisahan Ayla
72 Kembali magang
73 Hukuman untuk Ayla
74 Telpon dari Bibi
75 Bertemu Mira dan Laura
76 Semua Baik-baik saja
77 Nasi goreng
78 Bertemu Mina
79 Al Sakit
80 Darah
81 Semua baik-baik saja?
82 Kangen Bunda
83 Mengakui kesalahan
84 Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85 Ayla jenuh
86 Menjelaskan
87 Makan Siang
88 Senyum yang mengiris hati
89 Menekan Ego
90 Kembali menjelaskan
91 Senjata makan tuan
92 Keadaan berbalik
93 Termakan jebakan sendiri
94 Syukuran
95 Setan gentayangan
96 Ketakutan
97 Kuntilanak
98 Di culik
99 Kritis
100 Kedatangan Paman Emir
101 Dira
102 Kondisi Dira
103 Sakit Punggung
104 Kecanggungan Dira dan Arlan
105 Maaf
106 Menggemaskan
107 Aliza Ghania Husna
108 Memberitahu paman Emir
109 Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110 Kisah Laura
111 Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112 Pernyataan Dira
113 Lamaran 1
114 Lamaran 2
115 Di rumah sakit
116 Keterkejutan Dira
117 Sah
118 Hari Kesedihan Dira
119 Pemakaman Kakek dan Nenek
120 Pesta
121 Hati Mina
122 Luka tapi tidak berdarah
123 Mina
124 Wanita yang cantik
125 Akhirnya
126 Tentang Sasa
127 Kecelakaan
128 Ancaman Sasa
129 Ikhlaskan
130 Flashback
131 Restu ayah
132 Kegelisahan Sasa
133 Akhir Pekan
134 Berita Bahagia
135 Akhir Cerita
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pak Sopir
2
Mencari tahu
3
Senyam-senyum Alveer
4
Kerja Lapangan
5
Mba Nia marahi Ayla
6
Setuju
7
Ayla Kesal
8
Salah paham
9
Makan siang bersama
10
Sakit Perut
11
Kecemasan Alveer
12
Cemburu
13
Mencari Ayla
14
Makan siang
15
Menyusup
16
Bertemu Laura
17
Ancaman untuk Ayla
18
Tidak Akan Pernah Lupa
19
Jalan Lain
20
Tamparan
21
Pindah Tempat
22
Kedatangan Laura
23
Berusaha menjelaskan
24
Usaha Laura
25
Ke Villa
26
Dia jodohku
27
Selamanya mencintaimu
28
Kenapa Begitu Sesak
29
Jalan-jalan
30
Kemarahan Alveer
31
Pernyataan cinta
32
Sesakit ini
33
Bicara pada mama dan papa
34
Kedatangan Alveer dan keluarga
35
Keputusan Alveer
36
Akhirnya Sah
37
Bersyukur
38
Mengantar Pulang
39
Olahraga malam
40
Kotak bekal sarapan
41
Sarapan pasutri
42
Jam Makan siang
43
Isteri yang berbeda
44
Meminta izin
45
Mabuk Udara
46
Bertemu mantan
47
Kesalahpahaman yang berbalas
48
Kesalahpahaman berlanjut
49
Meminta maaf
50
Kepergok
51
Membatalkan Kerjasama
52
Suara Siapa?
53
Merasa sedih
54
Mengisi Baterai
55
Kembali Bekerja
56
Pulang ke Rumah
57
Kebingungan Ayla
58
Menyusul Alveer
59
Merasa Bersalah
60
Terkejut
61
Keterkejutan Nesha
62
Bekerja demi putrinya
63
Bertemu Mutia
64
Mabuk
65
Mengenaskan
66
Merutuki kebodohannya
67
Mengetahui yang sebenarnya
68
Peringatan untuk Laura
69
Pingsan
70
Hamil
71
Kegelisahan Ayla
72
Kembali magang
73
Hukuman untuk Ayla
74
Telpon dari Bibi
75
Bertemu Mira dan Laura
76
Semua Baik-baik saja
77
Nasi goreng
78
Bertemu Mina
79
Al Sakit
80
Darah
81
Semua baik-baik saja?
82
Kangen Bunda
83
Mengakui kesalahan
84
Nyonya Alveer Erlangga Kusuma
85
Ayla jenuh
86
Menjelaskan
87
Makan Siang
88
Senyum yang mengiris hati
89
Menekan Ego
90
Kembali menjelaskan
91
Senjata makan tuan
92
Keadaan berbalik
93
Termakan jebakan sendiri
94
Syukuran
95
Setan gentayangan
96
Ketakutan
97
Kuntilanak
98
Di culik
99
Kritis
100
Kedatangan Paman Emir
101
Dira
102
Kondisi Dira
103
Sakit Punggung
104
Kecanggungan Dira dan Arlan
105
Maaf
106
Menggemaskan
107
Aliza Ghania Husna
108
Memberitahu paman Emir
109
Menjenguk Ayla dan baby Aliza
110
Kisah Laura
111
Pulangnya Ayla dan baby Aliza
112
Pernyataan Dira
113
Lamaran 1
114
Lamaran 2
115
Di rumah sakit
116
Keterkejutan Dira
117
Sah
118
Hari Kesedihan Dira
119
Pemakaman Kakek dan Nenek
120
Pesta
121
Hati Mina
122
Luka tapi tidak berdarah
123
Mina
124
Wanita yang cantik
125
Akhirnya
126
Tentang Sasa
127
Kecelakaan
128
Ancaman Sasa
129
Ikhlaskan
130
Flashback
131
Restu ayah
132
Kegelisahan Sasa
133
Akhir Pekan
134
Berita Bahagia
135
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!