☆▪☆▪☆
Sepeninggalan keluarga Sezi, Bian nampak lega karena mereka membolehkannya untuk menikahi anak mereka yang terkenal super itu namun tidak begitu dengan bu Minah yang terus menerus meragukan kesungguhannya.
"Bi, coba kamu pikir lagi." Ucapnya dengan nada lemah.
"Pikir apa lagi ma?. Kan mereka udah ngijinin tadi."
"Ya enggak gitunya Bi, kamu lihat sekarang kondisi kamu kaya gimana. Terus setelah kalian nikah dan dia gak mau nurut sama kamu gimana?. Sezi itu anaknya bebas Bi, dia gak suka diatur-atur."
"Kita gak akan pernah tahu ma kalo gak dicoba dulu." Ucapnya enteng.
"Heh, kamu pikir pernikahan itu ajang coba-coba!. sembarangan aja kalo ngomong!."
"Loh kan emang bener, coba ini coba itu."
"BIAN!!!."
"Noh, dengerin ibu berbicara!." Bitha menyahut dari dalam kamar mandi.
"Aku aja lelah hati dan pikiran Bi, apalagi kamu nanti?. Belum bisa jalan lagi. Sezi lagi yang dinikahin. emh emh...!." Alex menggeleng pelan dengan smirk jahil.
"Kamu gak mau nyari yang sholeh-sholehah aja gitu?." Tanya bu Minah sembari menuangkan air putih untuk sang suami.
"Siapa ma?." Tanya Alex kepada ibu mertuanya.
"Itu kan si Rina ada, karyawan kamu yang masih muda. Kelihatannya dia anak baik-baik, terus kalem juga." ucap sang ibu kepada si pemilik perusahaan.
"Rina_ yang mana ya?." Alex begumam pelan meski kepalanya mengangguk.
Bian tampak berfikir. Apa mungkin dia terlalu cepat mengambil keputusan?. Tapi rasanya tidak, karena saat ia membandingkan antara Rina dan Sezi jelas ia tidak terpengaruh dengan gadis berhijab itu. Seolah-olah kebaikan Rina tertutup oleh tingkah nyeleneh Sezi yang membuatnya_____rindu?.
Berbeda saat bersama Sezi, dulu memang ia begitu tak sukanya saat gadis itu mengganggunya terlebih jika sampai menempel-tempelkan tubuh moleknya yang selalu membuat tangan Bian gemas ingin menjambak rambut panjangnya.
Lalu apa yang kini ia rasakan?. Apa mungkin ini adalah balasan untuk rasa bencinya pada gadis itu dulu?. Hingga membuatnya cemburu dan tak ingin jika gadis itu sampai dimiliki pria lain?.
"Terus Rina gimana Bi?." Tanya Bitha.
"Gimana apanya?."
"Ya kan dia kelihatan banget naruh hati gitu sama kamu."
"Ya bukan urusan ku lah kak. Dia juga gak bilang kalo dia suka sama aku."
"Lah jahat bener ni anak."
"Loh apalagi?. Salah aku apa sih?. Perasaan aku gak ada ngelakuin apa-apa sama dia." Bian mengusap wajahnya kesal.
"Ya kan kamu kaya ngasih dia harapan gitu."
"Kak, Sejak awal pun kami tu gak ada hubungan apa-apa selain rekan kerja. Aku juga paham batasan kok buat gak bergaul terlalu jauh sama perempuan. Kalo dianya baper ya itu urusan dia lah bukan aku."
"Yap bener itu." Alex memberikan adik iparnya satu jempol. "Cewek-cewek baperan itu bikin kesel."
"HEIII!!!." Bitha mendelik tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari sang suami.
"Jadi kakak mau bilang kalo aku termasuk perempuan baperan gitu?." Bitha mulai mengeluarkan taringnya.
"Eh enggak lah, kan aku gak ada bilang siapa orangnya."
"Bete'."
"Lihatlah kakak mu yang paling cantik itu Bi, contoh perempuan ___ AKH!. Sakit!."
"Sudah gak usah dilanjutin. Kita pulang."
-
-
☆▪☆▪☆
-
-
Malam telah larut, menyisakan tanda tanya dalam pikiran Sezi tentang permintaan sepihak Bian yang baru saja disampaikan oleh kedua orang tuanya.
"Pasti dia lagi ngerencanain sesuatu." Gumamnya
"Gak bisa!. Aku harus kasih dia pelajaran sebelum pulang besok!." Geramnya dengan mata memicing.
*
*
*
Pagi ini tampak begitu cerah seperti semangat Sezi yang begitu membara sejak semalam hingga membuatnya sulit untuk memejamkan mata.
BRAGH!
Tak ada kata salam yang terucap saat ia dengan kasarnya membuka pintu kamar rawat inap dimana Bian berada.
Beruntung pagi itu tidak ada sesiapa diruangan selain Bian yang terkejut saat mendapati wajah marah Sezi yang terlihat begitu mengerikan seolah ingin menelannya hidup-hidup.
"Maksud kamu apa sih ngomong gitu sama orang tua aku?!."
"Kamu pikir lucu dengan minta nikah kaya gitu?!."
"Mikirlah kamunya, apa iya ada perempuan yang mau nikah sama cowok bermulut jahat kaya kamu?!."
"Harusnya kamu tuh sadar diri Abian!."
"Gak usahlah pake minta nikah sama aku segala!."
"Kenapa gak nikahin aja tu cewek berhijab yang sesuai sama kriteria kamu!."
"Emang kamu gak malu nikah sama Lont*?."
Bian hanya diam mendengarkan semua luapan emosi wanita cantik dihadapannya tanpa membalas satupun.
"Kenapa diam?."
"Ayo jawab!." Bentaknya dengan tatapan menghunus.
Bian menarik nafas dalam sebelum akhirnya berucap,
"Kamu mau dengar alasan apa dari aku?."
"Gak ada!. Tarik semua permintaan gak jelas mu itu. Aku gak mau jadi istri dari cowok gak guna kaya kamu!. Ckk!." Decaknya malas.
"Bukannya dengan nikah sama aku kamu jadi punya banyak peluang buat balas dendam?."
"Kamu pikir aku manusia rendahan yang kerjaannya cuma mikirin buat balas kesalahan orang lain?."
"Berarti kamu bisa free dengan nikah sama aku."
"Stop!. Aku gak mau jadi babu!."
"Gak ada yang bilang kamu bakal jadi babu."
"Masalahnya itu 'kamu' Abian, kamu itu lumpuh!. Terus kalo kamu nikah gak buat pasangan mu jadi babu terus buat apa kamu nikah?." Sezi sudah tak sabar untuk menahan kata-kata kasarnya.
"Aku_
"Udahlah, pokoknya aku gak mau nikah sama kamu!. Tarik lagi permintaan gak guna itu." Titahnya kemudian berbalik hendak meninggalkan si tengik.
"Kalo aku beneran cinta sama kamu gimana?."
Sezi berbalik sembari memicingkan kedua matanya.
"Ya gak gimana-gimana, lagian mana ada orang bilang cinta terus tiba-tiba minta nikah. Dih!. ngadi-ngadi." Ocehan Sezi tak lantas berhenti begitu saja.
"Cinta, cinta makan tuh cinta!." Bahkan saat menarik handle pintu pun ia masih menggerutu, terlebih saat Bian mengatakan_
"Aku tetap bakal nikahin kamu!."
"Kamu gila!."
"Gak urus!." Bian terlihat masa bodoh dengan ucapannya.
"Gak Sah!."
"Siapa bilang?."
"Aku!."
"Ngarang!."
"Jangan berani-berani kamu nikahin aku!. Aku gak mau sama kamu Abian!. Gila!." Sezi memutar balik langkahnya sembari melemparkan sling bag miliknya ke dada si pria yang tengah tertawa penuh kemenangan.
"Batalin!."
"Gak akan!."
"Bi, please!. Kamu itu gak cinta dan bukan cinta tapi cuma mau manfaatin. Udah lah ngaku aja, iya kan?."
"Kenapa kamu gak mau percaya sama ucapan aku?."
"Karena yang aku tahu kamu gak pernah suka sama aku. Secantik dan semenarik apapun aku dimata orang tetap gak akan terlihat sama kamu Bi, soalnya kamu buta." Sezi berdecih dengan setengah memelas sembari merampas kembali sling bag yang tadi ia lemparkan ke tubuh Bian.
"Udah ya, kamu batalin dan aku bakal maafin apa yang udah kamu lakuin dulu."
"Tetap enggak. Aku gak rela kalo kamu sampe dinikahi duda beranak itu."
"Ya Allah ya Rabb!. Siapa juga sih yang mau nikah sama duda?. Jangan sok tahu deh!."
"Ya berarti sama aku."
"Tolong lah Bi, batalin." Sezi hampir frustasi dibuatnya. "Coba kamu pikir sekali lagi, gak ada dan gak ada terlebih gak ada yang menarik dari seorang Lont* dimata manusia SHOLEH kaya kamu Bi."
"Aku minta maaf untuk semua hal yang pernah terjadi diantara kita. Aku _
"Stop!. Jangan bikin alasan apa-apa, aku muak Bi. Bahkan lihat muka kamu aja aku tuh udah males!. Harusnya kamu sadar donk!."
"Sez, aku minta satu hal sebelum semuanya hilang, cuman satu dan gak lebih. Nikah sama aku."
"Kamu pikir aku barang bookingan?."
"Enggak, tapi setidaknya disaat terakhirku aku bisa nikah sama perempuan yang aku cintai."
"Hedeeuuhh...Heh, kamu tahu gak kalo nikah sama perempuan kaya aku tanggungan dosanya diakhirat tambah banyak?. Dan kamu pilih nikahin aku sebelum mati?. Kamu setres apa gimana?."
"Aku waras dan benar-benar waras."
Sezi menatap jengah wajah Bian yang juga tengah menatapnya sendu.
"Enggak Bi, tolong."
"Pertama dan terakhir kali Sez."
"Terus kalo kamu mati aku terpaksa jadi janda gitu?."
"Ya kamu jangan juga mengharap gitu lah."
"Terus gimana?. Kita nikah, kepaksa karena kamu sekarat terus aku gak mau, terus minta cerai, gitu?."
"Ya enggak gitu juga."
"Jadi kamu maunya apa sih?!."
"Maunya kita sama-sama sampai tua, gitu."
"Tapi aku tuh gak mau, kamu kok masih maksa sih?. Heran!."
"Demi kebaikan kita berdua Sez."
"Kebaikan gundul mu."
"Jadi Fix ya."
"Tauk lah, pusing ngomong sama orang gila!."
Sezi akhirnya pergi meninggalkan si gila dengan pikiran kacau.
.
.
.
tbc.
🎶
🌻Hai sobat nut nut🐛
nut nut🐛mau ngucapin selamat Iedul adha ya buat yang merayakan.
🐛masak apa nih sobat nut nut buat lebaran haji tahun ini?. eh ngomong-ngomong ni ya sobat🐛, lebaran haji tahun ini tiga hari berturut-turut ya, hebat, btw kalian ikut yang mana nih? 🤗
🐛doa nut nut untuk sobat semoga diampuni dosa-dosa tahun lalu, tahun ini dan yang akan datang. sehat, rezeki dilapangkan. amin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rafa Aqif
Selamat Hari Raya Idul Adha jg thor..maaf lahir bathin..
2022-07-10
0
reni rili
Aamiin. Selamat Hari Raya Idul Adha juga buat Author dan semuanya.
2022-07-10
0