Hari itu, Profesor Austria bertemu dengan Meldanova di sebuah desa terpencil yang ada di wilayah Lubunica, yaitu desa Flame Flower.
Ambisi akan pengetahuan membuatnya kerap kali menjelajahi wilayah baru demi mencari pengguna Autority. Beberapa orang mengatakan itu hanya isu dan omong kosong, namun ia menyakini bahwa pengguna Autority itu benar adanya.
Setelah tiba di desa Flame Flower ia mengunjungi sebuah gereja di sana terdapat seorang biarawati tengah bercanda gurau dengan anak-anak yatim piatu yang dirawat di gereja tersebut.
Melihat keseruan anak yatim piatu itu mendorong keinginan Meldanova mendekati anak-anak itu lalu bertanya.
"Jika bisa menjawab, aku akan memberikan hadiah." Tersenyum manis menatap anak-anak itu dengan buah Ensnare yang ada di genggamannya.
"A-aku mauu ..."
"A-aku jugaaa mauuu ...!!"
"Jangan bertengkar." Lerai seorang biarawati yang merawat anak-anak itu. "Ma-maaf ...."
"Ti-tidak apa-apa suster ... jangan sungkan." jawab Meldanova.
Tampak keributan saling memperebutkan giliran untuk menjawab pertanyaan, anak-anak itu beramai-ramai mendekati Meldanova.
"Kakak ... apa pertanyaannya?" Tanya salah satu anak perempuan yang memeluk boneka.
"Baikkkklaa ... siap ya ... kita mulai dari dia." Tunjuk ke salah satu anak yang sendirian berdiri di belakang biarawati.
"Saat besar nanti, apa yang akan kau lakukan?"
"A-aku ...?"
Tersenyum menyodorkan buah Ensnare kepada anak itu lalu berkata. "Ayo ... apa ayoo ...?"
"Aku ingin bertemu dengan Marria Minela."
"Hoo? Siapa itu?"
"Dia itu ..."
"Dia itu?" tanya Meldanova.
"Dia pernah membunuh seluruh orang yang ada di kampung halaman ku."
Berlari mendekati biarawati itu lalu menangis.
"Ho? kenapa dia menangis?"
"Dia satu satunya orang yang selamat saat bencana besar yang melanda kampung halamannya."
"Maksudnya? yang dilakukan Marria Minela yang ia katakan itu?"
"Ti-tidak ... aku tidak tahu pasti, yang kutahu Marria Minela itu perempuan cantik yang membuat mereka saling membunuh."
"Wooooaa? Be-benarkah?"
Tiba-tiba, di waktu yang sama ada lelaki tua berjalan dengan tongkat mendekati Meldanova dan Biarawati itu.
"Tidak, mereka tidak saling bunuh melainkan mereka semua tewas karena lupa bernafas saat melihat Marria Minela melewati kampung halamannya."
"Si-siapaa kaauu, pak tua?" Terkejut Meldanova dihampiri sesosok lelaki tua.
"Pengguna Autority ...."
"APA?"
Pembicaraan singkat mereka berlanjut dengan undangan yang diberikan Profesor Austria kepada Meldanova.
Dengan kereta kuda mereka menuju ke pusat kota Kerajaan Lubunica menuju salah satu perpustakaan besar yang ada di Kota Theresa.
"Jadi, apa yang membuatmu mengundangku minum teh di kerajaan Prof?"
"Wah-wah ... langsung ke inti permasalahan, baru saja kita berkenalan lalu membahas Autority."
"Itu karena suasananya semakin berubah."
"Di kerajaan Lubunica terdapat 7 kota besar. diantaranya Theresa, Santiago, Levina, Tempest, Solana, Kaza, dan Rutan."
"Lalu ...?"
"Disetiap Kota terdapat 1 perpustakaan raksasa yang ditinggalkan tuan tanah sebelumnya."
"Apa hubungannya denganku?"
"Kota itu tidak memiliki penyihir yang kompeten untuk menjaga amanah dari tuan tanah sebelumnya."
"Teruskan ...."
"Kau bukan penyihir biasa."
"Aku bukan seorang penyihir." Meldanova mencoba menutupinya.
"Kau tidak perlu berbohong, meskipun mana mu sudah kau sembunyikan sangat dalam, aku masih bisa merasakannya."
"Aku sama sekali tidak meninggalkan mana pada tubuhku, aku meletakan seluruh manaku pada kitabku." Meldanova berbisik di dalam hati.
Lanjut Profesor Austria menjelaskan. "Buah yang ingin kau berikan pada anak itu, adalah buah yang dihasilkan dari Sihir kan?"
Ba-bagaimana dia bisa tahu ?
"Kau melihat ada luka dalam, yang ada di dalam tubuh anak itu ..., oleh karena itu kau ingin memberikannya kan?"
"Ba-bagaimana kau bisa tahu Prof?"
"Tidak mungkin tidak ada penyihir yang tidak tahu akan keberadaan penyihir lainnya kan?"
"Ta-tapi aku hampir tidak membawa mana sedikit pun dalam tubuhku."
"Memang tidak pada dirimu, tapi pada buah yang kau tunjukan itu, jika saja kau tidak mengeluarkan buah itu, mungkin aku tidak akan peduli. Tapi, siapa sangka mana sekecil ini mampu mendatangkan buah kehidupan, terlebih ia tahu buah itu ditujukan pada siapa, bukan kah itu sesuatu yang mengganjal?"
"Jika kau sudah tahu semuanya, apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan mengenalkanmu rumah baru untuk penyihir terbaik seperti dirimu."
"Haaaaa?"
"Aku berharap kau dapat tinggal di perpustakaan itu lalu menjadi seorang guru di sekolah sihir di kerajaan ini."
"Kau menawarkan tawaran besar pada orang asing?"
"Kurasa tawarkan ku sangat tepat."
"Apa untungnya untukku selain mengetahui seluk beluk kerajaanmu? Bukankah itu kerugian besar untukmu."
"Kau bisa menemukan beberapa orang yang pernah bertemu dengan pemilik kekuatan Autority."
"Ba-baik, aku mau Profesor ...!!!"
"Haha ...."
"Tak semua yang berbau busuk itu buruk, ada kalanya bau itu mengelabui sesuatu yang ada dibalik bau itu. Seperti halnya penyihir ini, kurasa aku menemukan orang yang tepat."
Menerima tawaran dari Profesor Austria membuat Meldanova ber angan-angan bertemu dengan pemilik kemampuan Autority.
Beberapa jam setelah perjalanan mereka, Meldanova merasakan adanya eksistensi mana yang besar mendekati Pohon Ensnare.
"Prof, aku akan pergi sebentar."
Meldanova bergegas membuka kitabnya The Witdsite.
"Ki-kitab apa itu?" Terkagum merasakan mana yang besar keluar dari kitab yang dibawa Meldanova.
"Aku meletakan semua mana di dalam kitab ini untuk menyembunyikan keberadaanku."
"Apa yang kau lakukan dengan itu?"
"Aku akan kembali untuk beberapa waktu ke depan."
Mengarakan tangannya ke arah buku seraya mengucap mantra. "Ensnare of the end."
Tampak sebuah akar menjalar keluar lalu berlipat seperti lipatan yang membentuk simpul lalu menggumpal menjadi sebuah biji hijau bercahaya hijau kekuningan.
"Benih kehidupan."
Kereta kuda yang mereka tempati tampak mengeluarkan cahaya dari bilik jendelanya.
"Apa yang akan kau lakukan dengan itu, Meldanova?"
"Aku titip ini prof."
"Kau mau kemana?"
"Sesuatu yang buruk datang di wilayahku."
Meldanova bergegas kembali menggunakan sihir teleportasi menuju Outcast.
Kembali membuka lembaran berikutnya dari kitab The Witdsite.
"Teleportasi."
Setelah mengucapkan kalimat itu, tubuh Meldanova berubah menjadi partikel lalu masuk ke dalam kitab The Witdsite.
Salah satu kemampuan terbaik Meldanova yaitu, menciptakan biji benih Ensnare untuk membuatnya dapat berpindah posisi di mana biji itu berada.
Biasanya, Meldanova menanamkan biji itu disatu wilayah yang ingin ia kunjungi kembali.
Tidak seperti Pohon Ensnare, biji itu hanya dapat tumbuh beberapa meter tanpa buah.
Hanya penanda untuk dirinya dapat kembali ke tempat itu.
Salah satu kekurangan dari kemampuan itu adalah, jika tunas yang ia ciptakan menjadikannya sebagai tempat berpindah posisi, tunas itu akan hancur, artinya hanya dapat berpindah satu kali.
Jika tunas itu ia tanam, memerlukan waktu satu bulan untuk tumbuh menjadi pohon. Setiap kali ia bertukar posisi, pohon-pohon itu akan kehilangan daun-daunnya lalu tumbuh kembali selama satu bulan, artinya Meldanova dapat berpindah hanya satu bulan sekali.
Proses teleportasi yang digunakan Meldanova membutuhkan waktu untuk berpindah tempat, semakin jauh jarak teleportasinya, semakin lama dan semakin menguras mana.
Nama kemampuan itu adalah Benih Kehidupan.
Kategori Sihir tingkat tinggi tetapi belum masuk ke tingkatan Divine.
"Woa ... woa ... ramai ramai apa di sini?"
Dari langit-langit pesisir pantai Outcast Meldanova memperhatikan kemeriahan pesta yang dilakukan Kesatria Melkuera.
Disaat itu lah ia bertemu dengan Mikaru Donpa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments