Pohon Raksasa

Beberapa saat sebelum kedatangan Meldanova, benteng di pesisir pantai Outcast begitu ramai. Sorak-sorak gembira layak nya pesta malam diikuti alunan gendang yang dilakukan oleh para penambang dan para kesatria kini berubah menjadi sepi sunyi tak bersuara, hanya hembusan angin yang terdengar pada saat itu.

"Kebiasaan buruk dari kerajaan Melkuera." Meldanova menatap goa yang dibentuk oleh para penambang.

Tak jauh dari benteng, di bawah gunung mereka menggali material yang dihasilkan di tanah Outcasst, berupa bebatuan mineral. Batu ini mereka gunakan untuk membuat peralatan tempur dan bisa juga digunakan sebagai baru sihir.

Perempuan itu tampak terbang dengan anggun di atas mayat-mayat yang ia ciptakan. Seketika matanya tertuju ke arah Reruntuhan Kota tempat pertama kali Mikaru tiba di tanah Outcast.

"Necro?"

Ia merasakan mana dari Necromancer yang telah mengirimkan kota Jambi ke tanah Outcast.

"Malang sekali ...."

Melihat kondisi Mikaru yang terkapar tak sadarkan diri.

"Dilihat dari penampilan dan kekuatannya, anak ini bukan berasal dari dunia ini. Tidak ada salahnya, aku ingin tahu dari mana asal usulnya. Terlebih, bagaimana jika aku berenkarnasi dari dirinya. Kurasa ada banyak pengetahuan yang tidak aku ketahui ada didalam pikiran anak ini."

"Tapi anak ini sangat lemah, jangankan mana, core saja dia tidak memilikinya. Jika aku berenkarnasi mengambil alih tubuhnya, aku pasti akan menjadi makhluk yang sangat lemah."

"Ya baiklah, aku akan membawa dan merawatnya ...."

Malam itu ditutup dengan kepergian Meldanova yang membawa Mikaru pergi menuju Pohon Ensnare, tempat tinggal bagi Meldanova yang berada di pusat tanah Outcast.

Mentari pagi perlahan menyinari pesisir pantai, dari sisi lain terdengar suara langkah kaki yang begitu ramai. Mereka adalah pasukan pengganti.

"Apa yang terjadi?"

Dibuat bingung dengan bentuk benteng hutan belantara yang tercipta dari tubuh manusia.

"Kafa?"

Melihat wujud Kafa yang berubah menjadi kayu dan dikepalanya terdapat dedaunan yang rimbun.

Pohon setinggi tiga meter yang dibuat dari tubuh manusia membuat mereka berspekulasi.

Salah satu pemimpin regu baru berkata.

"Meldanova?"

Yang lain merespon ucapannya.

"Tidak ada hal lain yang bisa melakukan ini, kecuali dia."

"Kenapa ia menyerang benteng kita?"

Tak ada yang selamat, seluruh penambang dan kesatria penjaga tewas, kecuali tiga perempuan tanpa busana.

"Ada yang selamat kapten ...."

"Periksa kondisinya."

"Baik! kapten ...."

Kameo Runner seorang kapten yang ditugaskan melakukan pergantian, dikabarkan setiap lima tahun sekali mereka akan bergantian bertugas, baik itu penjaga maupun penambang.

Kameo bertanya-tanya apa yang membuat Meldanova menyerang area pesisir pantai.

"Kapten, kurasa ini ada hubungannya dengan kabar yang dikirimkan Kafa sebelumnya, ada getaran besar yang terjadi di dalam hutan."

"Apa Meldanova mengira kita menyerang tanahnya?"

"Kemungkinan, karena itu dia datang ketempat ini ...."

"Kemungkinan itu bisa terjadi."

Kameo tampak memikirkan sesuatu, seperti bagaimana jika Meldanova kembali lalu menyerangnya lagi.

"Even ... sementara penambangan ditutup. Para penambang bersiap kembali dan bawa ketiga perempuan itu ke kerajaan."

"Baik kapten!"

"Dan kau Trisa bersama dengan tim eksplorasi, kita tetap disini, untuk memastikan keadaannya."

"Siap!" Tegas Trisa bersama dengan tim eksplorasi menjawab.

Kameo Runner selaku pemimpin pasukan memerintahkan seluruh penambang dan beberapa pasukan kembali pulang.

Trisa Eugiio selaku wakil Kameo beserta seratus pasukan ekplorasi tetap tinggal mencari informasi.

"Ketiga perempuan itu, kurasa korban pemerkosaan."

Trisa tampak memulai obrolan kepada Kameo sesaat memperhatikan kepergian anggota lainnya menggunakan kapal.

"Yah ... aku tidak menutupinya."

"Bukankah itu hal wajar kapten?"

"Wajar atau tidaknya itu adalah kejahatan, tapi karena kondisi dan faktor lainnya."

Aku tidak tahu apa yang membuat Kafa menjadi sesosok yang hina.

"Lima tahun didalam hutan, tak pernah melihat wanita, ketika ada wanita cantik di tengah hutan kurasa sama halnya melihat air di tengah gurun ketika kita sedang kehausan kan?"

Mendengar ucapan Trisa, Kameo tidak dapat berkata apa-apa.

"Mau ini ..." Kameo tampak berbalik arah setelah pandangannya kepada pasukan yang kembali ke kerajaan semakin jauh.

"Mereka sudah pergi, selanjutnya kita masuk kedalam hutan ini."

Bersiap menatap dalam ke arah hutan.

"Hoooh ...!!" seruan anggotanya mengangkat pedang.

Di sisi lain, Mikaru perlahan membuka mata setelah tertidur beberapa saat.

"Akh... di-dimana ini?"

Mengusap kedua matanya masing-masing dengan jari yang sama.

Mikaru tampak bingung dan kagum melihat ruangan tempat ia terbangun begitu eksotis.

"Temboknya bisa melengkung rapih begitu?"

Ia pun berdiri menyentuh tembok lalu mengelilinginya.

"Tanpa cat dan semen, ini pure kayu ...."

Masih dengan rasa kagum dengan bentuk design kamar yang ia tempati, langkah kakinya pun terhenti sesaat.

"Di mana jendelanyaaaa!!!"

Teriakan Mikaru disambut dengan bunyi pintu terbuka dari arah yang membelakanginya.

"Kreeeaaaaakkk ...."

Seperti pintu tua yang berbunyi begitu keras membuat Mikaru segera berbalik arah lalu menatapnya.

"Yooh!"

Berdiri dibalik pintu sambil tersenyum lalu melambaikan tangan.

"Ka-kau!?"

Terbata-bata menjawab tampak terkejut seolah mengingat sesuatu yang menakutkan.

"Heee? maaf-maaf ...."

Kembali menutup pintu meninggalkan Mikaru.

"Kau pemilik hotel ini?"

Mikaru mengira perempuan itu pemilik penginapan, ia merasa takut saat Mikaru komplain masalah kamar tanpa jendela.

Kembali membuka pintu.

"Tepat sekali ...."

Terdengar sombong ia melanjutkan ungkapannya.

"Mau kutemani keliling penginapan ini?"

"Ma-mau!"

Seruan Mikaru tampak tak sabar ingin melihat-lihat area sekitar penginapan.

Mikaru tampak lupa dengan kejadian yang menimpanya, bahkan ia tak sadar tangan kanannya kini telah pulih tanpa bekas ataupun cacat.

Setelah melewati pintu kamar ia dibuat kagum dengan tangga yang memutari bangunan disetiap pinggir menuju ke atas.

"Wooaaa!!! Dari sini bisa terlihat yang ada di atas dan di bawah."

Dari pembatas jalan Mikaru melihat ke arah atas dan bawah.

"Tidak ada pijakan yang merata kecuali di dalam kamar, semuanya adalah anak tangga."

Seolah menyombongkan tempat tinggalnya.

"Ayo kita ke atas, ada sesuatu yang menarik di sana."

Ajakan Meldanova sambil menjelaskan.

"Di sini ada seribu kamar."

"Apa benar seribu? tapi terlihat hanya beberapa kamar."

"Itu karena aku mempercepat langkah kita menuju ke atas."

"Mempercepat? Bukannya kita jalan santai begini?"

"Akh ... sulit dijelaskan, jangan tanyakan lagi."

Mikaru tidak memahami konsep sihir, jadi tidak mengerti apa yang dibicarakan Meldanova. Anak tangga yang ia lewati kadang berubah-ubah tergantung oleh pemiliknya. Jika itu sesuatu yang tak mendapatkan izin dari Meldanova atau kita sebut pencuri, penyusup dan lainnya kemungkinan ia tidak akan sampai ke puncak teratas atau turun sampai ke bawah.

Sementara seribu kamar itu adalah julukan, tak akan pernah ada yang bisa menemukan kamar atau tempat keberadaan Meldanova di ruangan tersebut, karena pintu yang terbuka tetap sama dengan kata lain, tempat itu bisa disebut sebagai labirin.

Sesampainnya lokasi, langkah mereka terhenti.

"Di sini ...." Segera Meldanova membuka pintu yang ada dihadapannya.

"Apanya? Bukan kah masi ada jalan ke atas?" Sambil menatap anak tangga yang menuju ke atas.

Saat pintu terbuka, kilau cahaya menerangi ruangan.

"Ap-ap (apa nya)." Belum selesai menjawab, ucapan Mikaru terhenti melihat pemandangan yang ada di luar pintu.

Seketika Mikaru berlari keluar melihat sekelilingnya.

"Selamat datang di Tanah Outcast." Sambil membungkukan badannya seolah memberi sambutan pada Mikaru.

"Woooooaaaaaa ... kita di atas ranting pohon?"

Takjub Mikaru yang melihat pemandangan tanah Outcast dari puncak tertinggi, pohon Raksasa Ensnare.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!