Setelah berdansa dan memberikan hadiah untuk sang istri kini mereka sedang duduk santai menghadap menara Eiffel tidak hanya mereka karena banyak pasangan yang berkunjung disini bahkan sampai kissing.
"Mau makan sayang?" tanya Agas mengusap kepala Sella yang bersandar di bahunya.
"Em... mau makan. Tapi mau makan bakso sama nasi kalau nggak ada aku nggak mau makan."
"Sayang... " sendu Agas ia memang senang karena Sella mengidam tapi nggak minta bakso juga apalagi di Paris gini.
"Kamu nggak mau? seengaknya kamu usaha dong aku mau bakso khas Italia pakai spagetti," kesal Sella dengan mata berkaca-kaca.
Agas memaksakan senyumnya bakso saja belum tentu ketemu ini malah minta khas Italia. "Iya sayang gimana kalau kita bikin aja baksonya? disini yang jual bakso nggak ada sayang," ucap Agas berusaha memberi pengertian.
Akhirnya Sella mengangguk karena tak mungkin juga menemukan restoran asia disini, setelah membeli bahan akhirnya mereka sampai di penginapan milik Agas karena sebelumnya mereka tinggal sehari di hotel yang langsung menghadap kota Paris dan tentu harganya tak murah.
"Di haluskan dulu daging sapinya," ucap Sella setelah mencari resep dan cara membuat bakso dengan mudah dan enak.
Agas menggunakan sarung tangan mengambil blender dan menghaluskan dagis sapi itu. "Sampai halus banget?" tanya Agas.
"Um... jangan. Sedikit kasar biar ada teksturnya," jawab Sella kembali membacakan next step.
"Rebus Mas tapi nanti jangan dibuang airnya buat jadi kuah.".
"Iya, nggak usah buat sambal ya?" ucap Agas hati-hati selain galak Sella mode hamil sangat sensitif apalagi menyangkut keinginannya.
Sella memasang raut kesal, "Nggak enak kalau nggak pedes Mas!"
"Enak sayang, kamu lagi hamil nggak boleh makan pedas nanti baby Mo ikut kepedesan," ucap Agas tegas.
Dengan kesal Sella mengiyakan perintah Agas. "Kamu tau kan cara masak spaghetti?"
"Tau sayang."
Astaga, suaminya ini emang paket komplit selain tampan Agas lumayan mahir dalam memasak. Setelah menunggu satu porsi bakso yang terletak diatas spaghetti bolognaise.
"Nasi?"
Agas menggaruk tengkuknya. "Kamu masih mau nasi?"
"Iya, nggak kenyang kalau nggak pakai nasi," jawab Sella mencicipi kuah bakso yang terpisah.
"Enak!!"
Agas tersenyum puas, ia sedikit menatap aneh saat Sella menuangkan spaghetti ke nasi lalu di siram dengan kuah bakso. "Apa nggak enek sayang?"
Sella menggeleng nafsu bumil itu memang diluar takaran sudah mie lalu ditambah nasi. Agas hanya diam memperhatikan Sella makan yang menurutnya sangat menggemaskan. "Kenyang hum?" mengusap kening Sella.
"Kenyang Mas, enak banget."
Agas tertawa, ia menaruh piring di wastafel mengajak Sella untuk beristirahat. Ia menarik selimut sebelum mengecup kening Sella membisikkan kata-kata yang mampus membuat wanita setengah sadar itu tersenyum.
"Selama tidur sayang, aku mencintaimu."
.
.
.
Agas mengerjabkan matanya berusaha fokus pada suara rintihan sakit di sebelahnya.
"Sayang?"
Sella mencengkram tangan Agas. "S-sakit Mas."
Tanpa banyak tanya Agas mengambil dompet dan kunci mobil. Dirinya sangat panik mengingat ini pengalaman pertama, "Sayang ambil nafas panjang lalu hembuskan kita akan sampai rumah sakit."
Sella masih meringis sakit mengusap perutnya yang mengencang. "Mas..." panggilnya.
Agas menoleh sekilas dengan raut panik. "Iya sayang? sabar oke sebentar lagi sampai."
"Bukan, perut aku udah nggak sakit. Sekarang aku mau makan cimol." Agas mengumpat kesal dalam hati ia melipirkan mobilnya ingin memastikan keadaan Sella.
"Udah nggak sakit? bukannya kamu mau lahiran," ucap Agas bingung.
"Nggak, tadi kayaknya cuma kram biasa deh Mas."
Agas menghela nafasnya di liriknya arloji yang menunjukkan pukul dua malam. Sudah malam dan ini di Paris tapi istrinya ini menginginkannya cimol?! dikira Paris itu perapatan ciamis yang bisa nyari cimol dengan mudah.
"Disini nggak ada cimol sayang."
"Kamu bikin kayak tadi aku pengen banget," ucap Sella memasang wajah imut.
"Fine, jadi kita ke rumah sakit dulu? aku takut ada apa-apa sama baby Mo," ucap Agas mengelus perut Sella.
"Pulang aja tadi cuma kram biasa. Hpl aku masih lama banget."
Dalam perjalanan pulang Sella tak henti hentinya tersenyum membayangkan tekstur kenyal nanti di mulutnya.
***
jangan lupa like komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments