Sella menatap sendu mobil Agas yang perlahan menghilang setelah mengatarnya tadi. Pria itu benar-benar membelikannya rumah sepetak beruntung disini sangat asri karena buka pintu langsung ada hamparan rumput hijau.
Ia sudah meminta maaf pada Mbak Sita karena mengundurkan diri padahal baru sekali bekerja beruntung Mbak Sita mau mengerti.
Hari ini dengan modal ijazah Sella akan melamar kerja di perkantoran. Yang paling ditakutkan adalah penolakan karena kondisinya yang sedang hamil.
"Sella Melivia."
Sella masuk sesaat namanya dipanggil untuk seleksi. "Permisi tuan."
Astaga, apa ini CEO yang di rumorkan sangat tampan ternyata fakta. Jambang tipis dan tatapannya yang sexy sunggu bisa kapan saja melelehkan wanita.
"Sedang hamil heh?" ucap Geon Demiente.
"Duduk, kau sedang hamil untuk apa bekerja? dimana suamimu," ucap Geon menatap bingung Sella.
"Suami saya sudah meninggal tuan," jawab Sella menyodorkan satu map berisi biodatanya.
"Tidak perlu kau ku terima sebagai sekretaris pribadiku."
Sella terkejut setelahnya tersenyum lebar. "Terimakasih tuan aku sangat merasa bahagia."
Geon hanya mengangguk menyuruh Sella meminta jadwal pada Niko selaku tangan kanannya. "Kau boleh keluar.".
"Jadi kau memang tak mengenalku," gumam Geon mengirim pesan pada Niko bahwa ia sudah menemukan sekretaris terbaik.
.
.
.
Sella pulang dengan senyum lebar kata Niko ia bisa bekerja mulai besok sesuai dengan jadwal dan kebiasaan yang dilakukan Geon.
05.00 ia haru sudah bangun
06.00/06.30 ia membereskan rumah dan sarapan.
07.00 ia harus sudah berada dirumah Geon sesuai alamat tertera.
Kira-kira begitu kerangka yang ia buat untuk besok.
Ting!
Pak Geon
kerumah cepat
Tanpa basa-basi Sella bergegas ke rumah Geon, ada apa bosnya itu padahal hari ini belum termasuk jam kerjanya.
"Permisi pak, saya Sella sekretaris pak Geon," ucap Sella tersenyum saat dibimbing untuk masuk ke ruang kerja Geon.
tok tok tok
"Masuk."
Sesekali Sella berdecak kagum melihat ornamen ruangan disini warna hitam bercampur gold sunggu perpaduan yang sangat baik.
"Kau bisa mengubahnya jika kurang suka," ucap Geon masih fokus pada layar laptopnya.
eh?
"Um... ada apa tuan memanggi saya?" tanya Sella canggung.
Geon menutup laptopnya mengambil sebungkus makanan dari meja tengah. Ia mengeluarkan bakmi goreng dan juga aksesorisnya.
"Makan." titah Geon menyodorkan sekotak bakmi dan bola udang.
"Lho? bukannya tuan memanggil saya untuk bekerja," tanya Sella bingung.
"Ya, kerjaanmu adalah makan. Itu perintah dari ku."
tanpa banyak tanya Sella membuka tutup Bakmi hingga wanginya menguar ke seluruh ruangan. "Tuan saya makan diluar saja, nanti ruangannya jadi bau bakmi."
"Disini dan jangan banyak tanya."
Alhasil Sella menyerah sempat menawarkan Geon makan tapi pria itu hanya mengangguk fokus pada layar laptop.
"Enak?" tanya Geon memperhatikan Sella.
"Enak!! udangnya berasa banget, um... sama apa ya ini mungkin ayam suwir itu juga enak dan kerupuk pangsit," cerocos Sella sangat menikmati makanannya.
"Kalau kau suka minggu depan akan aku bawa kau kesana," ucap Geon menyilangkan kakinya dengan tatapan masih pada Sella, malah semakin intens.
"Kenapa minggu depan?"
"Karena ibu hamil tidak boleh makan mie terlalu sering," jawab Geon diangguki Sella setuju.
"Berapa usianya?" tanya Geon.
Sella menggeleng tak tau terakhir ia chek-up saat bersama Agas itupun di bulan pertama.
Pria itu terdiam setelah Sella memberi tau bahwa terakhir ia chek-up saat pertama ia dinyatakan hamil. "Apa suamimu pengangguran?"
"Nggak, dia termaksud orang kaya."
"Oh ya? jadi kamu berbohong mengatakan suamimu sudah meninggal."
nahkan! Sella lupa dengan siapa ia berbincang. Seorang pembisnis dengan otak liciknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments