Saat ini Agas dan kedua istrinya berada di ruang chek-up karena sudah jadwal Laras untuk ke dokter kandungan.
"Bayinya sehat umurnya sudah 7 bulan ya, untuk ibunya jangan terlalu stress dan perbanyak kalsium." Dokter mengusap perut Laras yang terdapat gel.
"Dok coba sekalian cek istri kedua suami saya mandul nggak dia?" Laras menatap Sella sinis.
"Laras!" bentak Agas.
"Terimakasih Dok kami pamit." Agas menarik tangan Laras dengan emosi menggebu-gebu selama ini ia diam karena menganggap itu hormon atau pelampiasan kekecewaan Laras.
"Sakit Mas... " ringis Laras menyentak tangan Agas.
"Laras selama ini Mas diam karena menghormati kamu sebagai istri pertama Mas. Tapi tadi kamu sangat kelewatan dengan menghina Sella di depan dokter, gunakan akal sehatmu Ras," ucap Agas memukul setir mobil.
"Aku sakit hati Mas! kamu sangat mengutamakan Mbak Sella dalam banyak hal," pekik Laras.
"Itu semua juga karena kamu yang selingkuh! memangnya aku nggak tau beberapa bulan lalu kamu keluar dengan cowo yang berbeda?" balas Agas membentak.
Sella terdiam ia baru tau alasan kenapa Mas Agas sangat membenci Laras. Ia mengusap bahu Agas berusaha membuat suaminya tenang.
Laras membulatkan matanya. "Itu udah selesai dan itu cuma khilaf"
"Kamu pikir selingkuh nggak butuh effort? harusnya kamu sadar saat kamu jalan berdua saja itu sudah salah. Satu lagi bukan berarti sudah selesai aku bisa melupakan kejadian itu." mata Agas memerah saat kejadian dirinya memergoki Laras yang sedang bercinta dengan pria lain.
"Rasa kecewa Mas padamu sangat besar Laras apa lagi setelah kamu hamil anak pria lain," isak Agas menutup wajahnya.
Sella lagi dan lagi terkaget. "Mas... " lirihnya.
Agas mengecup tangan Sella. "Mas bahkan nggak pernah menyentuhnya lalu dia pulang dengan perut yang sudah membuncit seperti itu disaat Mas sudah mau membuka hati untuknya."
Sella ikut menangis begitu juga Laras. Agas mengusap air matanya mengecup lagi kening Sella menjalankannya mobil pulang ke rumah. Sekarang ia tau kenapa Agas seperti tidak peduli pada Laras dan bayinya, diam-diam Sella tersenyum itu artinya ia yang pertama untuk Mas Agas.
......................
"Makan Mbak ini aku buatin tumis sawi sama ayam goreng," ucap Sella sembari menuangkan nasi untuk Agas.
"Enak Mas?"
Agas mengangguk meminta nasi lebih memang masakan Sella tidak dirangukan lagi dari kecil sudah dibiasakan untuk masak.
"Enak banget sayang Mas suka," jawab Agas makan dengan lahab.
"Lain kali kamu juga bantu Sella masak kasian Sella masak sendirian," gumam Agas.
Laras menatap malas makanannya. "Mas merusak selera makanku."
Pria itu hanya diam saat Laras pergi bahkan makanan pun belum disentuh. Sella mengusap bahu Agas untuk tidak terlalu memojokkan Laras.
"Ayo siap-siap kita ke supermarket," ucap Agas ikut membantu Sella membersihkan meja makan.
Sella mengangguk akhirnya kini mereka berada di supermarket yang menyediakan apapaun kebutuhan rumah tangga. Agas memeluk pinggang Sella sembari mendorong troller.
"Mas Agas mau salmon?" tanya Sella memilih Salmon terbaik.
"Mau sayang sama ayam paha."
Dari tempat daging dan ikan Sella beranjak ke tempat buah untuk Laras. "Mbak Laras suka buah apa Mas? jeruk dia suka nggak ya."
"Pisang sama melon boleh, kamu juga beli sayang," kata Agas, ia mengambil buah semangka kesukaan Sella dan apel.
"Susu hamil Mas."
"Mas nggak tau dia suka rasa apa. Beliin aja semuanya."
Sella mengiyakan selama belanja Agas yang selalu memasukkan makanan kesukaannya dari chiki atau coklat.
"Mas jangan banyak banyak," gumam Sella menatap coklat kesukaannya.
"No babe apapun untuk kamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments