11 |

Agas menggeram marah saat anak buahnya mengatakan Sella berjalan dengan pria asing. Kepalanya semakin sakit saat kini perusahaan miliknya ditipu habis-habisan hingga mencapai 2 juta dollar. Satu-satunya cara ia harus bisa membuat investor tertarik agar ada yang mau menyuntikkan dana untuk perusahaannya.

"Mas," panggil Laras manja.

"Aku mau makan bakso, beli yuk ke depan," ajak Laras ditolak Agas.

"Kamu lupa? aku nggak suka bakso," balas Agas.

"Ayo sekali aja aku pengen banget nih," rengek Laras.

"Diem deh Ras, kamu nggak tau aku pusing banget perusahaan ditipu dan aku harus ganti rugi." Agas membanting pintu kamar menuju ruang kerja.

"Yaudah jangan bentak kan bisa," gumam Laras kesal.

Agas berusaha menarik kliennya dengan kata-kata yang sangat menghanyutkan. "Bagaimana tuan Geon? apa anda tertarik dengan kerja sama yang saya tawarkan."

Dari layar Geon mengangguk. "Ya dan tolong satu menara tinggi dengan di kelilingi banyak gembok."

"Tentu, akan saya usahakan. Terimakasih tuan Geon."

hah

akhirnya ia bisa bernafas lega setidaknya itu bisa mengurangi beban. Kerja sama yang ia tawarkan merupakan pembangunan bandara dengan teknologi yang diimpor langsung dari Dubai. Mungkin menjadi teknologi pertama karena sistemnya menggunakan robot dari penggawai sampai pilot. Selain dengan Dubai mereka juga bekerja sama dengan Jepang mengingat mereka sangat ahli dalam robot.

Agas mencium foto yang ia ambil saat Sella terlelap begitu cantik. Ia merasa bukan suami yang baik dan ayah yang bertanggung jawab, tapi ia mau kembali dengan Sella saat dirinya sembuh tanpa harus memukuli istrinya yang tengah hamil itu.

Dia ketika marah tak bisa mengontrol emosinya hingga kerap tanpa sadar memukul istrinya itu hingga pernah pendarahan.

Setiap sadar Agas selalu menangis mendengar cerita dari Mama Dina ketika dia membuat Sella pendarahan hebat.

Dokter yang menangani Agas bertanya-tanya apa yang ia rasakan hingga setelah beberapa hari ia divonis menderita EID atau explosive disorder dimana keadaan korban gagal mengontrol emosinya dan ada dorongan berbuat kasar.

"Maaf sayang setelah aku bisa mengendalikannya aku akan menjemputmu kembali," gumam Agas menangis, bahkan ia belum mengetahui bagaimana keadaan babynya.

.

.

.

"Tuan apa saya boleh pulang?" tanya Sella melihat jam yang menunjukkan pukul 5 sore.

"Silakan kau pulang diantar supirku," jawab Agas.

"Eh, nggak usah saya bisa pulang sendiri." Sella menggeleng tak enak.

"Dibawah supir ku sudah menyiapkan mobilnya, kau bisa pulang." Geon dengan tampang datarnya tersenyum kecil saat wanita itu menggerutu kesal.

"Tuan supir apa bisa berhenti dulu? saya mau beli cimol," tanya Sella menoleh penuh minat pada pendagang cimol.

"Saya saja yang akan membelikannya."

Beberapa saat Sella memejamkan mata menikmati sensasi kenyal dan rasa jagung dalam mulutnya. "Baby suka cimol? gimana kalau Mimo panggil kamu baby Mo."

dug

bayinya menendang sepertinya setuju dengan nama aneh bin dadakan itu.

Sella mengusap terimakasih mengunci pintu rumah ia membuka kulkas melihat ada daging ayam dan udang. Sudah lama ia tak masak ayam dan udang saus padang seingatnya terakhir ia masak saat dirumah Ayah.

Berbicara soal ayah, Sella sangat merindukan pria paruh baya itu. Mungkin libur nanti ia akan mengunjungi ayahnya untuk melepas rindu.

***

bru pertama kali nulis jd msi blajar jgn lupa like+komen ><

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!