12 |

Sella turun dari kendaraan umum setelah sampai di kantor, ia sedikit melihat jadwal Geon hari ini. Bosnya itu sudah mengatakan bahwa sore ini akan ada pertemuan di Bali mau tak mau ia harus ikut.

"Tuan sepuluh menit lagi akan ada pertemuan dengan tuan Dwin," ucap Sella sedikit menunduk.

"Batalkan, kita akan langsung ke Bali."

"Tapi tuan, pertemuan ini sangat penting," balas Sella.

"Batalkan."

Mau tak mau Sella akan mengatakan pada tuan Dwin meminta maaf untuk mengundurkan jadwal pertemuan. Ia sudah membawa tas kecil berisi baju karena kata Geon mereka disana hanya 2 hari tidak lebih.

.

.

.

Bali—

Sella kalau dengan nama itu lagsung tertuju pada ayam betutu dan sate lilit. "Baby Mo mau makan ayam betutu? nanti kita izin dulu kalau boleh baru kita makan ayam betutu."

"Ayo, mereka sudah menunggu," ucap Geon.

cklek

Sella mematung, Agas...?

"Mas Agas... " lirihnya, yang ia tau klien tersebut ialah tuan Kell kenapa jadi Agas disini.

"Profesional," bisik Geon tersenyum kecil.

"Ini sekretaris pribadiku, silakan bisa dimulai."

Agas menjelaskan rencana mereka secara rinci dari bangunan sampai bentuk dalamnya dan dana berapa yang harus dikeluarkan. Matanya tak pernah lepas dari Sella yang hanya menunduk.

Sella bekerja?, batin Agas bertanya.

"Saya lumayan tertarik dan satu menara yang kau janjika, aku harap bisa selesai secepat mungkin," jawab Geon menjabat tangan Agas.

"Sella ayo berjabat tangan." Agas tersenyum mengusap lembut jemari Sella yang beberapa saat dalam genggamnya.

"Aku ke kamar mandi dulu, kau tunggu disini saja," ucap Agas berlalu.

"Sayang..." bisik Agas dengan cepat memeluk Sella.

"Lepas Mas," ucap Sella berusaha melepas kukungan Agas.

"Kangen, maafin Mas yang sudah kasar terhadap mu. Kembali sama Mas ya?" Agas menatap Sella sendu ia memohon agar Sella kembali dalam pelukannya.

"Mas sudah ada Laras untuk apa aku kembali?" ucap Sella bergetar mengingat fisiknya yang disakiti berulang kali.

"Mas sudah menceraikan Laras."

deg

"Kenapa Mas?" Sella menatap tak percaya Agas, ia bahkan bisa melihat rasa cinta Laras untuk Agas lewat matanya.

Agas menunduk masalah ini seakan menamparnya kuat. "Mas tidak bisa memaksa diri Mas untuk mencintai Laras. Mas memang sempat mencintainya dan namanya ada tempat sendiri dihati Mas tapi itu dulu sebelum dia mengkhianati Mas."

"Itu masa la—"

"No! masa lalu sekalipun nggak menutup kalau dia akan melakukannya lagi, buktinya Mas kembali melihat dia bercinta di apartemen yang Mas hadiahkan dulu untuknya," pekik Agas.

"Mas... " Sella menatap sedih saat suaminya dikhianati dua kali oleh orang yang sama.

"Mas kaget saat dia mengakui bahwa dia tidak hanya bercinta dengan satu orang," bisik Agas menangis.

nyatanya, cinta sepaket dengan rasa sakit. Agas akan mempertahankan Sella cinta pertamanya yang sempat tertunda apalagi rumah tangga mereka sedang dalam masalah besar yang bisa merujuk ke perpisahan.

"Mas... jangan seperti ini posisi suami itu dihati Istri bukan di bawahnya," ucap Sella membantu Agas yang terduduk lemas meminta maaf atas semuanya.

Agas kembali memeluk Sella dengan tangan yang mengusap perut buncit itu. "Dia sehat?"

"Baby Mo sangat sehat Baba." Sella tersenyum kecil saat Agas mengecupi baby Mo.

"Baba kangen banget sama Baby Mo, cepat keluar sayang biar bisa cari cewek cantik kayak Baba makannya Baba bisa dapat Mimo," bisik Agas mengetuk kecil perut istrinya.

***

jgn lupa share komen voten like 😘😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!