7 |

Sella mengajak Laras pergi bedua ke taman setelah dapat izin dari Agas asal tidak boleh terlalu capek.

"Mbak mau beli apa?" tanya Sella melihat sekeliling banyak sekali penjual makanan.

"Mau pisang goreng sama alpukat kocok," jawab Laras menunjuk pen dagangnya.

Sella mengangguk ia juga menginginkan alpukat kocok, sedangkan Laras membeli gorengan pisang. "Mas dua ya."

"Mbak Sel, cobain pisangnya enak banget," gumam Laras menyodorkan pisang goreng.

"Um, manis."

Laras setuju pisang gorengnya manis dan enak. "Enak kan, nanti pulang beli lagi buat Mas Agas."

"Iya Mbak."

"Mbak Sel, anakku cowok," ucap Laras tersenyum lebar, Tiba-tiba raut wajahnya berubah sedih. "Sayangnya bukan anakku dan Mas agas, aku menyesal telah berselingkuh."

Sebagai calon ibu Sella turut bersedih. "Sudah Mbak, itu udah berlalu. Yang penting baby sehat sampai lahir nanti."

"Mbak aku beli cimol dulu, Mbak Laras mau?" tanya Sella dijawab tidak.

"Bang cimol sepuluh ribu bumbunya jagung sama ba—"

"AKHHH MBAK SELLA!!!"

Sella langsung berlari memegang perutnya yang sudah buncit. "Mbak, tolong!! Mas tolong kakak saya dia pendarahan."

Orang disekitar langsung mengangkat tubuh Laras yang melemah Sella sendiri bergegas menelfon Agas memberi tau kondisi Laras.

"Ma-as, Maaf Mbak Laras jatuh. Dia pendarahan sekarang kita lagi jalan ke rumah sakit," ucap Sella menangis.

sambungan langsung terputus ia mendorong brankar sampai memasuki UGD.

"Mas Agas... "

"Kamu ini gimana sih Sel? bisa teledor banget jagain Laras," bentak Agas marah.

Sella hanya menunduk takut selama mereka nikah baru kali ini Agas sangat marah padanya sampai membentak. "Maaf Mas tadi aku lagi beli cimol."

Belum selesai dengan Agas, Tante Mei mendorong Sella hingga mundur beberapa langkah. "Sialan kamu! nggak berguna. Dasarnya kamu memang menyusahkan keponakan dan menantu saya, lebih baik kamu bercerai atau mati itu lebih baik."

Sakit, hatinya sangat sakit apalagi Agas hanya diam tanpa membelanya.

"Kamu ini Agas, sudah ada Laras malah nikah sama modelan kayak gini. Ceraikan saja lalu bersama Laras," lanjut Tante Mei membentak.

"Udah Tan," gumam Agas pusing.

"Nggak, harusnya wanita ini sadar kalau pergi mati sekalian dengan anaknya."

"Cukup! Tante Mei jangan pernah bawa anak aku. Saat kejadian aku sedang membeli makanan Laras suda ku ajak tapi nggak mau lantas dimana letak kesalahan fatalku? bahkan suamiku hanya diam saat istri dan anaknya dihina," pekik Sella menangis. Ia tak masalah dihina tapi jika menyangkut buah hati Sella akan maju paling depan.

Tante Mei berdecak, "Sok-sokan kamu, paling juga anak haram."

"Sudah Tan! duduk dan diam." lerai Agas.

cklek

"Kandungan Pasien tidak bisa diselamatkan karena bayi sudah meninggal tiga hari sebelumnya," jelas dokter ikut berduka.

Plak!

"AGAS!!"

Sella mematung rasa panas menjalar tapi rasa sakit hati yang ia rasakan jauh lebih perih, Agas menamparnya atas kesalahan yang ia sendiri tidak perbuat.

"Mas... kamu," lirih Sella.

Agas ikut terdiam menatap tangannya, ia tidak sengaja. Di tatapnya sudut bibir Sella yang berdarah. "Sayang maaf, Mas nggak sengaja."

"Aku melakukan kesalahan apa sampai kamu dan Tante Mei begitu tega menyakiti fisik dan hatiku?" gumam Sella mengusap air matanya.

"No sayang, aku minta maaf." Agas berusaha memeluk Sella yang terus terusan menghindar.

"Mari bercerai."

mari santet agas bareng bareng

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!