"Jadi ini suami brengsek mu Sel?" sinis Agas.
"Maaf Pak suami saya tidak seperti itu, hanya saja kemarin kami ada sedikit masalah," jawab Sella mengusap jemari Agas, ia sangat mencintai Agas mengapa ia begitu mudah memaafkan Agas.
"Cih! suami mana yang menelantarkan istrinya sendiri," balas Geon berdecak kesal melihat Sella begitu membela Agas.
Agas menghela nafasnya lelah. "Saya mengaku bawah saya memang suami yang buruk maka dari itu saya akan membawa Sella pulang mengingat kehamilannya ini."
"Maaf tuan saya akan mengajukan surat pengunduran diri saya saat sudah sampai di Jakarta."
Agas berlalu lebih dulu menunggu di parkiran ia sudah mengatakan bahwa mereka pulang hari ini.
Geon menyodorkan kartunya. "Ambil ini."
"Untuk apa tuan?" tanya Sella menatap kartu kredit itu.
"Buat pegangan jika terjadi apa-apa, gunakan sebaik mungkin."
.
.
.
"Saya minggu ini kita tinggal disini dulu , rumah itu mau aku ganti dengan yang baru," ucap Agas menurunkan koper miliknya.
"Kenapa diganti? masih bagus kok."
"Mas mau hidup sama kamu tanpa ada bayangan Laras dan rumah itu begitu banyak menyimpan kesedihan untuk kamu," jawab Agas menggandeng tangan Sella.
ia terenyuh, "Aku nggak masalah kalau tinggal dirumah ifu."
Agas hanya menggeleng melepas kemejanya, sedangkan Sella memasang muka mupeng melihat roti sobek milik Agas. Agas yang menyadari itu membuka kemejanya dengan pelan berniat semakin menggoda Sella.
"Mau pegang?" kekeh Agas.
"Mau."
Agas tertawa keras membawa tangan Sella ke atas perutnya. "Aku suka," gumamnya.
Dengan pelan Sella menurunkan tangannya ke pangkal paha Agas membuka kancing yang terkait.
"Ahh." Agas memejamkan mata saat rasa geli menyapu kejantanannya.
"Udah sayang aku mau keluarhh." ia berusaha menarik kepala Sella.
"Keluar sayang."
Dengan mata sayu Agas membaringkan Sella di ranjang. "Tadi nikmat banget sayang," bisik Agas mengecup lehernya meninggalkan jejak cinta disana.
Agas turun ke perut Sella setelah bermain bola. "Baby Mo Baba mau jenguk kamu," bisik Agas semakin turun ke titik terakhir.
"Mas... " lirih Sella semakin membuka kakinya.
Dari bawah Agas mengamati setiap ekspresi yang dikeluarkan oleh Sella.
bruk
Agas membanting dirinya kesamping Sella setelah percintaan hebatnya, ia membalikkan tubuh Sella yang berkeringat mengecup kening dan bibir. "Terimakasih sayang."
"Mandi dulu Mas," kata Sella menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.
"Ayo sekalian mandiin Mas."
Sella memukul bahu Agas mengerucut bibirnya kesal. "Modus," cibirnya.
"Yang bawah juga sabunin sayang kan dia juga abis tempur," kekeh Agas menatap benda yang berayun ayun itu.
"Sabunin sendiri dasar mesum!" sinis Sella.
"Ayolah sabunin tangan aku pegel tau." Agas membawa tangan Sella memegannya.
"Aw, enak."
"MAASSSS."
"Ampun sayang," pekik Agas keluar kamar mandi dengan handuk.
"Ih handuk aku mana?!" teriak Sella dari dalam.
"Keluar aja sayang handuknya genit dia megang punya ku terus."
Dengan bibir maju lima senti Sella keluar dengan tubuh polos berlari ke arah Agas memeluknya sambil tertawa. "Nakal hm?"
Agas mendorong Sella hingga menubruk dinding. Dengan tatapan yang beradu tangan Agas mengusap perut Sella hingga ia bisa merasakan pergerakan di dalam sana.
"Mimo mulai nakal sekarang, hm?" bisik Agas hingga hidung mereka saling bersentuhan.
Pipi Sella memerah saat Agas memanggilnya Mimo. "Aku salah apa?"
"Banyak... salah satunya kembali membangunkan singa yang tertidur."
****
mari beri semangat pada Sella melawan singa milik Agas ><
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nining Anggaraini
kaga masuk akal ceritanya males lanjut
2022-06-30
1