Sella mencengkram kuat bahu Agas saat berhasil meraih puncak gunung di atas bersamaan dengan Agas yang menjatuhkan tubuh ke sebelah Sella. Di usapnya wajah Agas, begitu ia sangat mencintai suaminya.
"Agas kenapa mencintai kamu sesakit ini?" tanya Sella setelah nafasnya normal.
Agas menatap sendu, ia ingin melepaskan Laras tapi wanita itu sedang mengandung anaknya. "Maafkan aku sayang, setelah anak itu lahir aku akan menceraikan Laras. Bagaimanapun aku sangat mencintaimu."
"Apa tidak terlalu jahat?"
"No, aku ingin hanya dirimu dan aku tanpa adanya wanita itu," jawab Agas menggedong Sella ke kamar mandi.
"Sebenarnya aku masih mau lagi melihat tubuhmu membuatku lapar," gumam Agas membuat Sella merona.
"Mesum."
"Gapapa mesum sama kamu," gerling Agas mengedipkan matanya menggoda.
"Mas Agas?!" teriak Laras menggedor-gedor pintu.
Agas menghela nafasnya malas, "Jangan ganggu."
"Aku mau martabak tapi yang beliin Sella, anak kamu yang mau," pinta Laras masih menggedor pintu.
"Wanita itu benar-benar," geram Agas mengajak Sella keluar menggunakan pakaian.
"Bisakah untuk tidak menganggu sehari saja?" ucap Agas datar.
Laras menggeleng. "Aku mau martabak telur Mbak Sella belikan ya?"
"Apa sih kamu itu? Sella capek aku aja yang beli," balas Agas mulai kesal.
"Harus Mbak Sella, mau kan?" Laras menangkup tangannya memohon.
"Mas.. udah gapapa biar aku yang beliin," lerai Sella mengambil kunci mobil.
"Aku ikut."
"Mas Agas disini aja temenin aku, anak kamu mau di usap." Laras menarik paksa Agas ke sofa dan langsung menaruh tangan Agas di atas perutnya.
Sella hanya bisa menghela nafasnya. Ia menyalim tangan Agas.
"Maaf sayang, Hati-hati ya." Agas berbisik menatap sendu Sella.
Ia menepis tangan Laras. "Cukup Laras! aku capek mau istirahat."
"Mas Agas! temenin aku," rengek Laras.
Agas menggeleng melihat kelakuan Laras yang tidak biasa. "Lebih baik kamu minum obat sepertinya kamu mulai oleng."
......................
Hari ini Sella akan memasak kesukaan Mas Agas yaitu ayam kecap dengan capcay. Laras ia suruh untuk duduk karena tak mungkin juga mengajaknya ikut masak dalam keadaan hamil muda seperti itu.
"Mbak Sella, ambilin aku minum," ucap Laras mengupas kulit kacang.
Sella lelah ini sudah kesekian kalinya Laras memerintah dirinya untuk mengambil apa yang dia mau. "Aku lagi masak Mbak, lagipula dispenser ada di sebelah Mba."
"Aku itu lagi hamil harusnya kamu ngerti keadaan aku. Ditambah dengan pernikahan kedua Mas Agas," rengut Laras tak terima.
Sella menghentikan acara memotong wortel. "Kita sudah sepakat untuk tidak meributkan hal itu lagi setelah selesai dirumah kemarin kalau Mbak lupa."
"Tetap aja aku sakit hati!."
"Mbak jangan merasa paling tersakiti dikira Mbak doang yang sakit hati?" geram Sella.
Laras menggebrak meja. "Aku istri pertama Mas Agas harusnya kamu tau sopan santun."
Sella ikut membanting pisaunya hingga terjatuh untung tidak mengenai kaki. "Mas Agas juga hanya mencintaiku."
"Oh ya? bukan hanya pemuas nafsunya?" ejek Laras.
"Kau pikir saat aku melakukannya dengan Sella tidak dengan cinta? harusnya kamu malu Laras buruknya sifatmu. Buka berarti kamu hamil bisa seenaknya dengan istriku," ucap Agas tiba-tiba memeluk pinggang Sella.
Laras menggeram marah, "Ini nggak adil! nggak sesuai dengan ucapan kamu waktu itu Mas!"
"Bagian mana yang tidak Adil? aku menuruti perkataan Sella untuk bersikap lembut padamu," ucap Agas bingung.
"Itu sama sekali tidak lembut bahkan romantis."
"Sudah Mbak lebih baik Mbak Laras mandi biar aku yang masak," lerai Sella menyuruh Agas duduk.
"Jadi kamu ingin mencari perhatian Mas Agas makannya kamu menyuruhku pergi?" bentak Laras menggebu-gebu.
Agas yang mulai emosi menatap maras Laras. "Jangan gila, Laras. Bersihkan dirimu jangan membantah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments