pletok
pletok
pletok
Sial! Agas tak henti hentinya mengumpat kesal saat cimol itu berterbangan bak bidadari. "Sayang aku nggak kuat masaknya, dia nggak mau diem," pekik Agas.
Sella tertawa suaminya itu sudah menggunakan apd abal-abal bermodal tutup panci yang bahkan tak bisa menutupi wajah Agas. "Mas mah! tadi banyak sekarang sisa lima," cemberut Sella disela tawanya.
"Sayang aku juga bingung. Cimol nya nggak mau diam," ucap Agas mengangkat cimol sisa lima biji itu.
Dengan bibir lima senti Sella menyuruh Agas untuk menaruh cimol itu di piring. "Gapapa yang penting aku makan cimol."
"Aku jadi trauma masak cimol. Apa perlu aku bentak si cimol biar diem?" ucap Agas menatap tajam bola bola di atas piring.
Sella tertawa ia meraih piring berisi cimol memakannya dengan nikmat. "Enak banget! sayangnya cuma dikit."
"Salahkan cimol mu itu sayang, aku sudah bersikap lembut lho." Agas dramatis memasang ekspresi sedih.
"Lebay kamu Mas, nih cobain enak kan?" ucapnya tersenyum.
Agas mengangguk lumayan enak untuk lidahnya hanya saja proses pembuatan cimol menurutnya membutuhkan apd lengkap untuk menghindari amukan cimol.
"Enak tapi biasa aja."
.
.
.
Sehabis perkara adu hantam dengan Agas, kini pria itu merajuk karena Sella menolak bermain dengannya. Kata dokter memang dianjurkan dua kali seminggu sedangkan ia sudah berkali-kali melakukannya, siapa suruh Sella begitu sexy.
"Nggak boleh sayang, minggu depan lagi," ucap Sella mengecup pipi Agas yang di tumbuhi jambang tipis.
"Iya iya aku nurut."
Sella tersenyum mengajak Agas kedapur. wanita hamil itu mengeluarkan tepung dan teman-temannya. "Ayo kita buat kue buat baby Mo!"
Baiklah kalau berdua Agas mau apalagi kue bukan perkara besar untuknya. Sella memerintah Agas untuk memisahkan kuning dan putihnya katanya sih kalau jadi lebih terasa lembut.
"Sayang kita nggak boleh memisahkan sesuatu yang di takdirkan untuk bersama," ucap Agas bersikeras mengambil kuning telur dengan tangan yang sudah terlapisi sarung tangan.
"Itu wajib Mas Agas yang tampan dan hot," geram Sella.
Bukannya meminta maaf Agas tertawa membuat Sella kesal meupakan kesenangan tersendiri untuknya. "Iya cantik."
Dengan menahan senyumnya Sella mencubit kecil lengan Agas dibalas kekehannya. Ia menuangkan tepung protein rendah dan mencampurnya dengan adonan basah tadi.
Tangan Agas mencolek wajah Sella yang cemberut karena suaminya itu memolesi wajahnya dengan tepung. Diam diam tangannya mengambil tepung segenggam meleparnya ke wajah Agas.
"Nakal ya?" ucap Agas tertawa mengejar Sella dengan membawa tepung.
"Mass!! ampun..." kekeh Sella saat Agas memeluknya dari belakang.
"Tidak ada kata ampun untuk wanita sexy seperti mu," bisik Agas menepuk tepung yang dibawanya ke wajah Sella. "Mimo sangat cantik seperti ondel-ondel."
"Baba juga cantik," jawab Sella asal mengusap rahang Agas.
Agas terkekeh kecil menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Sella. "Kuenya belum jadi sayang."
"Oh iya! kamu sih. Ayo sini."
Lantai rumah pun sudah penuh dengan tepung tapi Agas menenangkan dirinya mengatakan. "Aku yang akan bersihkan semuanya kamu cukup lepas baju."
"Wangi kan Mas?" ucap Sella mengeluarkan kue yang sudah dipanggang itu.
"Wangi sayang, tapi wangian yang dibawah." Agas memang tak jauh dari sifat mesumnya itu kadang Sella harus mengusap dadanya sabar menghadapi sifat absurd Agas.
"Sayang nanti jangan mesum kayak Baba oke? jadilah seperti Mimo yang baik hati dan rajin menabung, tidak seperti Baba yang suka bikin Mimo marah."
Agas tertawa ikut mengusap perut Sella mengecup perut bulat itu dengan sayang. "Benar kalau baby Mo perempuan jadilah seperti Mimo dan kalau baby Mo lelaki jadilah seperti Mimo yang mempunyai hati lembut dan penuh perhatian."
****
Mecha back ><
jgn lupa like komen vote nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments