Mentari terbit dari ufuk timur dengan megahnya. Semburat merah keemasan menghiasi langit yang cerah tak berawan. Burung-burung beterbangan dengan bebasnya. Masyarakat beraktivitas seperti biasa, mereka sudah melupakan kejadian penyerangan sebulan lalu.
Di platform teleportasi, Raja Farza dan pengikutnya sudah berkumpul. Mereka hendak pulang sebab pertemuan lima tahunan sudah selesai dilaksanakan.
"Kau yakin tidak ingin ikut dengan kami, Ruu?" Raja Farza bertanya dengan nada khawatir, "Bagaimanapun, negaramu masih harus diurus," sambungnya.
Pangeran Ruu menggeleng, "Tidak, terimakasih. Masih ada yang harus kulakukan di sini, dan mengenai urusan pemerintahan, aku juga bisa melakukannya dari Kota Hanadium karena tempat ini merupakan wilayah netral."
Raja Farza menghela napas, "Berat rasanya meninggalkanmu seperti ini. Tapi, aku juga tidak akan memaksa. Ingatlah untuk selalu berhati-hati, Ruu."
"Tentu."
"Maaf menunggu lama, saya baru saja bertemu dengan master."
Tampak Wizard Lufia berlari tergopoh-gopoh sambil menenteng tongkat sihirnya. Ia berhenti sejenak dan berkata kepada Pangeran Ruu, "Saya sudah menyampaikan permintaan Anda. Beliau menyetujuinya dan saat ini sedang berada di kastil miliknya."
Pangeran Ruu mengangguk, "Terima kasih. Aku berhutang padamu."
"Tolong jangan berkata seperti itu. Bagaimanapun, kita ini sama-sama penyihir."
Wizard Lufia mengantarkan rombongan Raja Farza kembali ke Kerajaan dengan sihir teleportasinya.
"Fei ..."
"Ya, Yang Mulia?"
"Kau kembalilah ke hotel. Aku akan menemui Archmage Luthinia."
---
"Whoa ... jadi ini Kastil Blue Light ..."
Kastil Blue Light. Tidak ada kata lain yang mampu mendeskripsikannya selain "megah". Luas kastilnya saja bisa mencapai 5 hektar, itu belum ditambah dengan area lain seperti taman, tempat tinggal pelayan, dan lain sebagainya. Terdapat empat menara yang tingginya sekitar 100 meter mengelilingi Kastil Blue Light. Dinding kastil terbuat dari bebatuan langka yang harganya fantastis, menambahkan unsur mewah ke dalam tempat tinggal sang Blue Sky.
"Selama ini aku hanya membacanya dalam buku, tak kusangka bangunan aslinya jauh lebih menakjubkan."
Begitu melangkah masuk, Pangeran Ruu langsung disambut belasan pelayan yang berbaris rapi di tepian. Seharusnya, ia yang seorang pangeran tidak akan terkejut apabila diperlakukan dengan hormat. Hanya saja, yang menyambutnya bukanlah pelayan biasa, melainkan para penyihir Veteran yang bekerja di Kastil Blue Light. Alasan mereka melakukannya adalah demi mendapat penghasilan agar bisa melanjutkan pendidikan di Kota Hanadium.
Salah seorang pelayan memandu Pangeran Ruu ke ruangan utama, tempat Archmage Luthinia biasa menghabiskan waktunya. Begitu pintu ruangan dibuka, tampak seorang gadis muda duduk di singgasana yang berhiaskan batu permata. Ia sedang fokus membaca buku dan seperti tidak menyadari kehadiran dua orang yang memasuki ruangan. Namun, itu tidaklah benar, penyihir tersebut tidak perlu melihat untuk mengetahui kehadiran makhluk di dekatnya.
"Selamat datang di Kastil Blue Light, wahai Pangeran Pertama Kerajaan Roini, Ruu Roini."
Gadis tersebut berkata tenang. Ia menutup bukunya lalu memberikan isyarat agar pelayan segera meninggalkan ruangan. Kini, hanya ada Archmage Luthinia dan Pangeran Ruu di tempat tersebut.
"Salam, Archmage Luthinia. Terima kasih sudah mau menyetujui permintaan saya yang egois."
"Langsung saja ke intinya, apa yang membuatmu ingin menemui diriku?"
Pangeran Ruu langsung membungkuk hormat, "Tolong! Tolong jadikan saya sebagai murid Anda!"
" ... "
Hening. Tidak ada jawaban dari Archmage Luthinia. Hal tersebut semakin membuat Pangeran Ruu merasa gugup.
"Saya menyadari jika seorang Archmage ataupun Great Sage hanya menerima murid yang mereka pilih sendiri. Namun, saya mohon kepada Anda, tolong angkat saya sebagai murid Anda. Saya bersedia melakukan apapun!"
Archmage Luthinia tidak menanggapi, ia membiarkan Pangeran Ruu membungkuk selama lima belas menit sebelum akhirnya berkata, "Kenapa kau bersikeras ingin menjadi muridku?"
Wajah Pangeran Ruu menjadi cerah karena berhasil mendapatkan respons, "Anda mungkin sudah mengetahui ini, ibukota Kerajaan Roini diserang, saya kehilangan orang tua dan adik saya. Saya merasa telah gagal sebagai seorang anak dan kakak. Seandainya saya lebih kuat, tentu mereka akan dapat saya lindungi. Oleh karena itu, saya sudah memutuskan untuk meraih kekuatan yang lebih, demi melindungi orang-orang yang berharga bagi saya, dan demi balas dendam."
"Tapi, kepada siapa kau akan balas dendam? Apakah kau tahu siapa yang membunuh keluargamu?"
Dua kalimat dari Archmage Luthinia sukses membuat Pangeran Ruu kebingungan, "I-itu ... "
"Kau ingin balas dendam tapi tidak tahu targetnya. Menyedihkan."
Pangeran Ruu semakin tertunduk mendengar kata-kata tajam yang dilontarkan Archmage Luthinia. Sang Blue Sky menghela napas kecewa.
"Ikuti aku."
---
Tap! Tap! Tap!
Archmage Luthinia melangkah menuruni anak tangga yang jumlahnya ratusan. Pangeran Ruu mengekor di belakangnya. Tempat tersebut gelap, lembap, dan juga sempit. Sangat tidak cocok untuk orang-orang yang mempunyai claustrophobia. Sembari berjalan, Archmage Luthinia terus mengeluarkan mantra pembatal jebakan.
"Aku bisa merasakan kalau tempat yang kami tuju sangat berbahaya. Sebenarnya aku dibawa ke mana sampai-sampai ada banyak jebakan di sepanjang jalan?" Pangeran Ruu bergumam sendiri.
"Kita sampai."
Pangeran Ruu melihat sebuah pintu berbentuk persegi panjang yang berukuran 10 meter x 5 meter. Terdapat ukiran lingkaran sihir yang cukup rumit di daun pintu. Archmage Luthinia menyentuh pintu tersebut kemudian mengalirkan energi sihir miliknya. Ukiran itu langsung memancarkan cahaya yang terang. Sedetik kemudian, pintu terangkat ke atas.
"Masuklah!"
Pangeran Ruu tidak bisa memendam rasa penasarannya, "Archmage yang terhormat, ada di mana kita sekarang?"
"Seharusnya kau bisa langsung menebaknya, kita ada di bawah Kastil Blue Light, di ruangan rahasia yang hanya diketahui oleh diriku seorang," Archmage Luthinia melangkah ke dalam.
"Ruangan rahasia?" Pangeran Ruu semakin dibuat bingung. Ia bertanya-tanya untuk apa sang Archmage memandunya ke tempat rahasia. Bukankah biasanya seseorang tidak ingin rahasianya diketahui orang lain? Pangeran Ruu terlalu serius berpikir sehingga tidak menyadari kalau ia sudah ditinggal oleh Archmage Luthinia.
"Tunggu!" Pangeran Ruu buru-buru menyusul.
Keduanya memasuki ruangan yang bisa dibilang luas. Ukurannya sekitar 50 meter x 20 meter x 20 meter. Di ujung ruangan, terdapat sebuah pilar batu. Di atas pilar tersebut, melayang sebuah bola kecil seukuran kelereng. Archmage Luthinia mendekati benda tersebut.
"Coba kau ambil bola itu!"
Pangeran Ruu memandang objek yang ditunjuk sang Blue Sky. Ia mengangguk lalu mendekatkan tangannya.
Tep!
Whooshh!
Duaarr!
Begitu tangan Pangeran Ruu menyentuh benda tersebut, terjadi ledakan energi sihir yang luar biasa besar. Ia terpental hingga menghantam dinding di ujung ruangan yang lain. Archmage Luthinia juga ikut terdorong ke belakang meski tidak terlalu jauh. Ia segera mendekati Pangeran Ruu yang merintih kesakitan. Sang Archmage mengeluarkan sebuah botol kaca berisi cairan berwarna emas yang langsung ia minumkan ke Pangeran Ruu.
"Minumlah! Ini adalah ramuan penyembuhan!"
Tubuh Pangeran Ruu berangsur-angsur membaik. Tulang-tulang yang sebelumnya patah kembali sambung-menyambung menjadi satu.
"Apa-apaan tadi itu!? Archmage Luthinia, sebenarnya apa yang barusan kusentuh!?" Pangeran Ruu bertanya kesal.
Archmage Luthinia menghela napas, "Itu adalah Rune's Core, artefak peninggalan Rune the Paragon."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments