SNF - Zenke Continent

"Ah, ini menjengkelkan."

Great Sage Angelie merebahkan dirinya di atas kasur. Ia memeluk guling sambil berguling-guling meskipun ia bukan trenggiling. Untungnya, tidak ada yang melihat kelakuannya itu, kalau tidak, mungkin nama sang Great Sage bisa tercemar. Bagaimanapun, Great Sage Angelie selalu tampil anggun di hadapan orang-orang kecuali Great Sage dan Archmage yang lain.

"Si Rozard itu, kenapa dia tidak langsung mengatakannya, sih? Dan juga, Sein! Awas kalau kita bertemu, akan kucincang sampai halus kau!"

Tok! Tok! Tok!

"Nona Angelie, apakah Anda ada di dalam?"

Suara seorang pria terdengar dari balik pintu kamar. Great Sage Angelie buru-buru merapikan kasur dan pakaiannya. Kemudian, dia duduk di kursi sambil pura-pura membaca buku, "Masuklah," ujarnya.

"Permisi ... "

Pintu dibuka pelan, menampilkan seorang pemuda jangkung dengan warna mata hitam. Rambutnya pirang disisir rapi ke belakang. Dia memakai jubah penyihir dan membawa tongkat di tangan kirinya. Sang pemuda berlutut di hadapan Great Sage Angelie dan mencium tangannya.

"Anda terlihat cantik hari ini, Nona," puji laki-laki tersebut.

"Oh, Hilbert, kau membuatku malu, fufufu."

Pria yang dipanggil Hilbert bangkit, kemudian mengambil meja dan meletakkannya di depan Great Sage Angelie. Ia lalu beranjak ke sebuah lemari, mengambil satu set peralatan membuat teh.

"Aku rasa ini belum masuk waktunya untuk pesta teh?" Tanya Great Sage Angelie dengan nada lembut.

"Memang, tapi saya ingin melakukan ini selagi ada waktu. Karena saya adalah murid Anda, saya harus bepergian ke sana-kemari untuk menambah pengalaman agar suatu saat bisa mewarisi posisi Anda. Tapi, tidak ada salahnya, kan, kalau sesekali bersantai bersama seorang penyihir yang cantik?"

Great Sage Angelie tertawa kecil, "Kau benar-benar pandai menyanjung orang, muridku.

"Saya hanya mengatakan yang sejujurnya," balas Hilbert.

Hilbert menyeduh teh dan menuangkannya ke dalam cangkir dengan cekatan. Keterampilannya bahkan bisa menyaingi Fei. Maklum, dia adalah putra pertama seorang bangsawan ternama. Great Sage Angelie benar-benar menikmati teh yang Hilbert buat. Mereka berbincang santai dan sesekali bercanda ria. Ingin sekali sang Great Sage menikmati momen ini selamanya, sayangnya, dia masih punya banyak tugas.

"Hm, kurasa sudah cukup untuk pesta kecilnya. Aku harus pergi ke tempat lain," Great Sage Angelie berdiri dari kursinya.

"Apa Anda mau saya temani?" Tawar Hilbert.

Great Sage Angelie menggeleng, "Tidak, untuk sekarang kau istirahat saja. Aku bisa melakukannya sendiri."

"Kalau begitu, berhati-hatilah, Nona," ujar Hilbert sambil membungkuk.

Great Sage Angelie membalasnya dengan senyuman, "Tentu."

---

Benua tempat Great Sage Angelie berada bernama Zenke. Terletak di sebelah utara Benua Renke yang menjadi pusat dunia. Tidak seperti Benua Renke yang seluruh penduduknya manusia, Benua Zenke dihuni oleh ras lain seperti elf dan beastkin. Karena itu, Benua Zenke dibagi menjadi tiga teritori.

Teritori pertama dihuni oleh manusia. Bangsa manusia menempati dua per tiga dari keseluruhan Benua Zenke. Mereka juga memiliki jumlah yang paling banyak dari ketiga ras lain.

Teritori kedua ditinggali oleh bangsa elf. Mereka menempati daerah timur Benua Zenke. Tempat mereka tinggal disebut Grand Elven Forest. Bangsa elf memiliki jumlah paling sedikit dibandingkan ketiga ras, tapi, umur mereka berkali-kali lebih panjang. Elf juga sangat berbakat dalam sihir. Tujuh dari sepuluh elf pastilah seorang penyihir.

Teritori ketiga dihuni oleh para beastkin. Mereka ada di daerah selatan Benua Zenke. Beastkin terkenal akan kemampuan fisik mereka yang mengungguli elf dan manusia. Sayangnya, mereka payah dalam sihir. Jumlah mereka lebih sedikit dari manusia tapi lebih banyak dibandingkan elf.

Saat ini, Great Sage Angelie sedang dalam perjalanan menuju Grand Elven Forest. Ia hendak menemui salah satu temannya yang juga merupakan pemimpin para elf. Setelah terbang selama lima belas menit, ia akhirnya sampai di pinggiran hutan.

"Bahkan dari sini aku masih bisa melihat kemegahan Tree of Ancestor," gumamnya.

Tree of Ancestor adalah pohon raksasa yang berada di tengah-tengah Grand Elven Forest. Pohon tersebut tumbuh menjulang setinggi 15 kilometer dan batangnya memiliki diameter sekitar 4 kilometer. Tree of Ancestor berfungsi sebagai 'kiblatnya' para elf dan pusat pemerintahan bangsa elf.

Great Sage Angelie terus melesat bak anak panah. Ia tiba di kota besar yang mengelilingi Tree of Ancestor. Dia mendarat di gerbang kota dan langsung disambut oleh para penjaga.

"Sebutkan identitasmu!" Teriak salah satu elf.

Great Sage Angelie menunjukkan sebuah kalung warna hijau berbentuk daun. Para elf yang melihat itu langsung terkejut. Kalung tersebut bukanlah aksesoris biasa, melainkan tanda pengenal yang diberikan oleh pemimpin ras elf kepada orang terhormat dari ras lain. Kalung tersebut terbuat dari batang Tree of Ancestor sehingga tidak bisa dipalsukan, dan elf manapun yang melihatnya akan segera mengenalinya. Dengan kalung tersebut, Great Sage Angelie bisa dibilang menjadi tamu VIP di wilayah elf.

Seorang elf yang merupakan pemimpin para penjaga langsung memerintahkan untuk membuka pintu, "Mohon maafkan kelancangan kami sebelumnya," ujarnya sambil memberi hormat.

"Tidak masalah, lagipula aku juga datang kemari tiba-tiba," ucap sang Great Sage sambil melangkah masuk.

---

Kediaman ratu elf, Elven Palace, berada di dalam Tree of Ancestor. Untuk memasukinya, seseorang harus menempuh setengah panjang kota dan melewati pemeriksaan yang ketat. Namun, untuk Great Sage Angelie yang merupakan tamu kehormatan, dia bisa mengabaikan semua hal itu. Alhasil, dia tiba di Elven Palace dengan relatif mudah.

"Mohon tunggu sebentar, Yang Mulia akan segera menemui Anda," ucap seorang pelayan.

"Tidak masalah, aku juga ingin istirahat sebentar setelah perjalanan yang melelahkan."

Lima belas menit kemudian, pintu ruang tunggu dibuka. Seorang elf berambut keemasan, mata hijau cerah, dan kulit seputih susu berjalan masuk diikuti para pengawalnya.

"Angieeee!! Lama tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?"

Elf tersebut memeluk Great Sage Angelie dan sukses membuat para pengawalnya terbelalak.

"Hahaha, Yenie, bisakah kau lepaskan aku? Kau membuat pengikutmu khawatir."

Elf yang dipanggil Yenie melepaskan pelukannya.

"Uuu ... Jangan-jangan Angie membenciku ya?" Yenie menggembungkan pipinya.

"Bukan begitu. Kau sudah menjadi ratu para elf, jadi seharusnya perilakumu lebih berwibawa. Kalau kau terus manja padaku, para elf mungkin tidak mau menurutimu," jelas Great Sage Angelie.

"Tentu saja mereka mau! Bagaimanapun juga, aku adalah penyihir terkuat di hutan ini!" Bantah Ratu Yenie. "Jika mereka tidak mau menurutiku, maka tinggal kuhajar saja mereka!" Lanjutnya.

Perkataan Ratu Yenie membuat Great Sage Angelie geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa seorang pemimpin mengatakan akan menghajar rakyatnya sendiri? Untungnya para elf paham kalau sang ratu hanya bercanda.

"Lupakan itu. Yenie, aku datang kemari untuk suatu hal yang penting," ujar Great Sage Angelie.

"Tentu! Kau ingin bermain denganku, kan?" Kata Ratu Yenie dengan wajah ceria.

"Bukan, aku kemari untuk objek 'itu'. Bagaimana hasilnya?"

Raut wajah Ratu Yenie langsung berubah 180°. Ekspresinya serius dan sorot matanya menjadi tajam.

"Ikuti aku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!