Bab 18. Duka Lara

Berhari-hari Lara menangis dan bersedih, tak menyangka Fadli tega menduakannya, ia baru sadar Fadli jarang pulang ternyata disana ada yang menemaninya, dan Lara ingat dengan wangi parfum dengan aroma yang sama.

Kebetulan pekan ini Fadli tak pulang, Lara tak peduli, ia tahu disana Fadli lebih bahagia dengan wanita kota yang pasti cantik dan lebih modern dari dirinya.

Lara berpikir ingin pulang kerumah orang tuanya, tapi disisi lain ia tak tega meninggalkan Bunda Najah yang tergeletak tak berdaya meski ada Bi Leha yang menjaganya, tapi bukan hak beliau untuk ada setiap saat.

"Lara, apa yang akan kamu lakuin jika Fadli pulang nanti?" tanya Bi Leha pada Lara.

"Aku minta cerai aja, Bi!" jawab Lara singkat.

"Jangan!" Larang Bi Leha.

"Tapi aku gak mau dimadu, Bi!" Balas Lara sendu.

"Rebut kembali suamimu dari wanita itu!" Perintah Bi Leha.

"Aku gak punya nyali untuk bersaing, Bi! Lebih baik aku mundur!" ungkap Lara.

"Jangan menyerah, kamu sedang hamil, perjuangin hak anakmu sebagai penerus keturunan keluarga ini!" jelas Bi Leha.

"Aku akan rawat anakku sendiri tanpa Fadli dan keluarganya!" Lara bertekad mengurus anaknya nanti meski sebagai single parent.

"Apa kamu gak kasian dengan nasib anakmu? Suatu saat nanti dia pasti membutuhkan ayahnya!" Bi Leha berusaha mempertahankan rumah tangga Lara agar tidak hancur.

Lara termenung meresapi ucapan Bi Leha, benar adanya karena anaknya nanti pasti membutuhkan kasih sayang dan tanggung jawab seorang ayah, apalagi jika anaknya perempuan.

Tekadnya untuk menjadi single parent sepertinya akan ia urungkan, karena keegoisannya akan menjadi mala petaka bagi anaknya nanti. Lara menarik kembali ucapannya dan berniat ingin bertahan dalam keadaan bagaimanapun.

"Akan aku perjuangkan hak anakku, Bi!" Ucap Lara.

"Kamu harus kuat! Jangan sampai terpuruk oleh keadaan." Bi Leha menyemangati Lara. "Fadli gak punya otak, istri dirumah susah payah merawat orang tuanya, sedangkankan disana dia bersenang-senang dengan wanita lain! Awas nanti kalo pulang akan aku beri pelajaran, benar-benar gak tau diri." Bi Leha menggereget marah pada Fadli.

Lara menarik napas dalam-dalam berusaha tegar meski dia sangat rapuh dan terpuruk, impiannya tinggal dikota suatu saat nanti sirna seketika, pudar setelah mendengar Fadli beristri lagi. Semula ia berharap jika bunda Najah sembuh, ia akan menyusul Fadli kekota, namun angannya lenyap sebelum jadi nyata. Lara menghapus butiran air mata yang membasahi pipinya.

Fadil tak punya keberanian untuk menjelaskan tentang perihal pernikahan Fadli, ia memilih kembali kekota padahal liburan semester belum berakhir.

Kondisi bunda Najah tak ada perkembangan, tetap seperti sedia kala, warga memprediksi keadaan beliau akan selamanya seperti itu selama ilmu hitam miliknya masih belum diwariskan pada orang lain.

Lara sebenarnya sudah lelah tiap hari berjumpa dengan kutu Baga, belatung dan aroma-aroma tak sedap yang dikeluarkan dari tubuh mertuanya. Namun Lara masih berbakti pada sang mertua meski telah diduakan suaminya, mungkin wanita lain tak akan sanggup berada di posisi Lara, entah apa yang membuat Lara bisa bertahan sebagai istri dan menantu dirumah itu.

Anak! Ya, itulah alasan utama Lara sehingga tetap mempertahankan rumah tangganya.

Sebulan berlalu setelah Lara mengetahui pernikahan Fadli, selama itu pula Fadli tidak berkunjung ke desa, ia berpesan pada seorang warga yang berprofesi sebagai supir antar kabupaten bahwa dirinya tak bisa pulang kampung karena tugas tak bisa ditinggalkan. Lara tahu alasan Fadli berbohong, itu karena Fadli sedang dimabuk cinta dengan istri mudanya.

Lara sangat kecewa dengan sikap Fadli yang makin dingin dan lepas tanggung jawab, ia membenarkan ucapan Bi Leha untuk bisa merebut kembali suaminya dari istri mudanya.

Awalnya Lara membiarkan Fadli tak pulang, hingga akhirnya Fadli terbiasa berbohong, kehamilannya sudah berjalan 9 bulan, sebentar lagi ia melahirkan, kali ini tak ada teror kuyang baik dari bunda Najah, atau kuyang warga desa, maupun desa tetangga. Janinnya aman namun hati dan perasaannya yang tidak aman.

Akhir pekan telah tiba, Lara tak sebahagia dulu menanti hari Sabtu, kini hari itu baginya tak bedanya dengan hari-hari biasa, kekasihnya sudah tak ada lagi, meskipun datang namun itu bukan untuknya.

Setelah sebulan tidak berkunjung, Fadli pun datang. Ia masuk kerumah seperti biasanya, karena ia tak mengetahui bahwa Lara telah mendengar kabar pernikahannya.

"Sayang, maafin aku gak bisa datang sebulanan, tugas kantor banyak banget, sampai aku gak bisa ambil istirahat" bohong Fadli pada Lara.

"Gak apa-apa, yang penting kamu baik-baik dan sehat aja disana!" ucap Lara tersenyum semu.

"Kenapa kamu murung? Biasanya ceria! Apakah kamu sakit?" tanya Fadli sembari meraba dahi Lara memastikan apakah istrinya baik-baik saja.

"Aku sehat-sehat aja!" jawab Lara pendek.

"Kalo kamu sakit, ntar aku bawa ke rumah sakit! Atau jangan-jangan kamu akan lahiran?!" Ucap Fadli antara bingung dan bahagia.

"Masih dua minggu lagi! Predeksi dokter, akhir bulan nanti aku lahiran!" Jelas Lara namun tak bersemangat yang dapat dirasakan oleh Fadli.

"Kamu keliatannya capek, atau gak enak badan? Matamu sayu gak bergairah gitu, ayo rebahan! Gak usah masak hari ini, nanti beli diluar!" Fadli menyarankan agar Lara tak banyak bekerja.

"Iya, aku memang gak masak hari ini!" ucap Lara datar.

"Bi Leha mana? Pulang?" Tanya Fadli.

"Ya emang gak seharusnya beliau disini, cuma karena kasian aja sama aku dan bunda, jadi beliau bersedia nginap! Berhubung kamu datang, beliau pulang nengok cucunya!" jelas Lara.

"Hmmm aku banyak berhutang budi sama Bi Leha, dia baik sekali!" Gumam Fadli tak menyadari apa yang terjadi pada Bi Leha sejak beliau tahu dirinya beristri.

"Ya udah, aku kekamar mandi dulu nyuci baju bunda, banyak banget belum sempat cuci!" Lara pamit tak seperti biasanya duduk menemani Fadli.

"Nanti aja, sayang! Aku kangen sama kamu, duduk temani aku deh!" pinta Fadli seolah paling setia.

"Gak bisa, baju bunda udah lama numpuk!" Lara menolak dan pergi kekamar mandi tanpa menoleh kearah Fadli.

Fadli memandanginya sampai masuk kekamar mandi, ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada Lara, tapi karena apa?! Fadli tidak bisa menebak, "Apakah Lara tau aku menikah? Tidak mungkin, dia tau dari mana?" tanya Fadli dalam hati.

Fadli pergi menemui bunda Najah dikamarnya, sosok renta sang ibu sangat memprihatinkan, kaku bagai sebatang kayu mati tak berguna. Fadli hanya menatap sendu kearah ibunya yang kini tak berdaya lagi. "Arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh" bunda Najah menggeram.

"Bunda mau ngomong apa? Gak usah khawatirin Fadli, bunda yang tenang disini ya!" ucap Fadli pada sang ibu.

Fadli melihat kutu-kutu busuk merayap disambut bunda Najah, banyak sekali seperti bersarang disana, belum lagi belatung dikaki beliau, satu persatu keluar dari bawah ************ sang ibu, belatung itu keluar dari alat vitalnya. Entah itu azab atau efek ilmu hitam. Fadli tak habis pikir melihat keadaan ibunya.

Kebencian pada ayahnya datang lagi oleh keadaan bunda Najah yang mengerikan dan menjijikkan. "Ayah, seandainya kamu gak selingkuhin bunda, semua ini gak akan terjadi" batin Fadli dalam hati, tapi ia baru menyadari bahwa dirinya melakukan hal yang sama pada Lara. Bagaimana jika Lara tahu suatu saat nanti?!

Fadli bingung, ia membenci ayahnya, tapi dirinya sendiri melakukan apa yang telah dilakukan ayahnya terhadap ibunya. Jika ia tak bisa memaafkan ayahnya, berarti ia juga tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Fadli dalam dilema.

Malam Minggu dilalui Fadli tak seindah biasanya, ia merasa Lara sangat hambar padanya sejak awal kedatangannya sore tadi. "Mungkin Lara tahu aku beristri, hingga dia hambar padaku, tapi dia tahu dari siapa? Apakah Fadil datang kemarin menceritakan tentang pernikahanku?" muncul pertanyaan bertubi-tubi memenuhi benak Fadli. "Jika iya, emang sepantasnya Lara bertindak seperti itu padaku!" Fadli mulai kalut.

"Arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh" Geraman bunda Najah membuyarkan lamunan Fadli.

Kutu-kutu busuk berhamburan diwajah beliau, dengan susah payah Fadli membersihkannya, ia baru tahu begini rasanya Lara setiap hari mengurus ibunya yang kotor dan menjijikkan itu. Rasa bersalah yang teramat besar timbul dalam hatinya, menyesal telah menduakan istri yang begitu mencintainya, namun nasi telah menjadi bubur.

Terpopuler

Comments

Sarita

Sarita

laki ga punya otak

2024-02-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kuyang
2 Bab 2. Kepergok Warga
3 Bab 3. Palasik
4 Bab 4. Pawang Kuyang
5 Bab 5. Anting Berlian
6 Bab 6. Kuyang Terjatuh
7 Bab 7. Pengajian Tujuh Bulan
8 Bab 8. Dukun Beranak Kuyang
9 Bab 9. Dijebak Warga
10 Bab 10. Kejayaan Runtuh
11 Bab 11. Mencari Pewaris
12 Bab 12. Gagal
13 Bab 13. Makin Parah
14 Bab 14. Hilang
15 Bab 15. Di Cor
16 Bab 16. Kutu Busuk
17 Bab 17. Hati Yang Mendua
18 Bab 18. Duka Lara
19 Bab 19. Melahirkan
20 Bab 20. Pelipur Lara
21 Bab 21. Pesugihan
22 Bab 22. Diikuti Jin Pesugihan
23 Bab 23. Tumbal Putri Sulung
24 Bab 24. Tumbal Kedua
25 Bab 25. Teror Jin Pesugihan
26 Bab 26. Solusi
27 Bab 27. Guna-Guna
28 Bab 28. Fadli Di Guna-Guna
29 Bab 29. Ritual Yang Manjur
30 Bab 30. Menikah Dengan Jin
31 Bab 31. Penyebab Fadli Marah
32 Bab 32. Siapa?
33 Bab 33. Khodam Bewujud Ular Besar
34 Bab 34. Mandi Ruat Dan Kabar Buruk
35 Bab 35. Bunuh Diri
36 Bab 36. Gangguan Makhluk Kiriman
37 Bab 37. Kerumah Orang Pintar
38 Bab 38. Parang Maya
39 Bab 39. Pengaruh Santet
40 Bab 40. Muntah Darah
41 Bab 41. Ular Besar Meresahkan
42 Bab 42. Berbohong
43 Bab 43. Shinta Dicurigai
44 Bab 44. Menjambak Rambut
45 Bab 45. Bertengkar
46 Bab 46. Makhluk Penunggu Rumah
47 Bab 47. Melepas Rindu
48 Bab 48. Teror Dukun Santet
49 Bab 49. Titik Terang
50 Bab 50. Pak Hamdan Dan Fadila
51 Bab 51. Pabrik Penggiling Padi
52 Bab 52. Dianggap Sakit Jiwa
53 Bab 53. Bukan Orang Tua Kandung
54 Bab 54. Tragedi Berdarah Keluarga Ningrat
55 Bab 55. Kirim Balik Teluh?
56 Bab 56. Ayah Dan Anak Bertemu
57 Bab 57. Terkunci Dikamar Mandi
58 Bab 58. Harimau Putih
59 Bab 59. Calon Paranormal
60 Bab 60. Atap Rumah
61 Bab 61. Arwah Penasaran
62 Bab 62. Ajal Lara Makin Dekat
63 Bab 63. Haruskah Mewarisi Ilmu Kuyang?
64 Bab 64. Sepucuk Surat
65 Bab 65. Macan Kumbang
66 Bab 66. Santapan Macan Kumbang
67 Bab 67. Shinta Dan Lara
68 Bab 68. Tak Ada Harapan Sembuh
69 Bab 69. Dilarang Bi Leha
70 Bab 70. Fadli Berhenti Penasaran
71 Bab 71. Harapan Sembuh
72 Bab 72. Dimensi Lain
73 Bab 73. Membingungkan
74 Bab 74. Basa Basi Makan Siang
75 Bab 75. Pulang
76 Bab 76. Naik Ke Gunung
77 Bab 77. Perjalanan Ke Pedalaman
78 Bab 78. Kuyang Sandah
79 Bab 79. Bola Api Dan Cahaya Terang Benderang.
80 Bab 80. Siapa Bayi Perempuan Itu?
81 Bab 81. Dua Hari Saja
82 Bab 82. Naga Putih Dan Putri Junjung Buih
83 Bab 83. Gunung Kembar Dan Lembah Kedamaian
84 Bab 84. Kematian Bunda Najah
85 Bab 85. Siapa Pewaris Ilmu Kuyang?
86 Bab 86. Teka-Teki Pewaris Ilmu Kuyang
87 Bab 87. Lara Dan Shinta Bertemu
88 Bab 88. Bertemu Setan Dan Jin
89 Bab 89. Meminta Maaf
90 Bab 90. Mengusir Roh Penasaran
91 Bab 91. Pocong Bunda Najah
92 Bab 92. Mengambil Hutang
93 Bab 93. Pocong Meresahkan
94 Bab 94. Hutang Piutang
95 Bab 95. Pilih Nama
96 Bab 96. Kuyang Baru
97 Bab 97. Namanya Fadi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1. Kuyang
2
Bab 2. Kepergok Warga
3
Bab 3. Palasik
4
Bab 4. Pawang Kuyang
5
Bab 5. Anting Berlian
6
Bab 6. Kuyang Terjatuh
7
Bab 7. Pengajian Tujuh Bulan
8
Bab 8. Dukun Beranak Kuyang
9
Bab 9. Dijebak Warga
10
Bab 10. Kejayaan Runtuh
11
Bab 11. Mencari Pewaris
12
Bab 12. Gagal
13
Bab 13. Makin Parah
14
Bab 14. Hilang
15
Bab 15. Di Cor
16
Bab 16. Kutu Busuk
17
Bab 17. Hati Yang Mendua
18
Bab 18. Duka Lara
19
Bab 19. Melahirkan
20
Bab 20. Pelipur Lara
21
Bab 21. Pesugihan
22
Bab 22. Diikuti Jin Pesugihan
23
Bab 23. Tumbal Putri Sulung
24
Bab 24. Tumbal Kedua
25
Bab 25. Teror Jin Pesugihan
26
Bab 26. Solusi
27
Bab 27. Guna-Guna
28
Bab 28. Fadli Di Guna-Guna
29
Bab 29. Ritual Yang Manjur
30
Bab 30. Menikah Dengan Jin
31
Bab 31. Penyebab Fadli Marah
32
Bab 32. Siapa?
33
Bab 33. Khodam Bewujud Ular Besar
34
Bab 34. Mandi Ruat Dan Kabar Buruk
35
Bab 35. Bunuh Diri
36
Bab 36. Gangguan Makhluk Kiriman
37
Bab 37. Kerumah Orang Pintar
38
Bab 38. Parang Maya
39
Bab 39. Pengaruh Santet
40
Bab 40. Muntah Darah
41
Bab 41. Ular Besar Meresahkan
42
Bab 42. Berbohong
43
Bab 43. Shinta Dicurigai
44
Bab 44. Menjambak Rambut
45
Bab 45. Bertengkar
46
Bab 46. Makhluk Penunggu Rumah
47
Bab 47. Melepas Rindu
48
Bab 48. Teror Dukun Santet
49
Bab 49. Titik Terang
50
Bab 50. Pak Hamdan Dan Fadila
51
Bab 51. Pabrik Penggiling Padi
52
Bab 52. Dianggap Sakit Jiwa
53
Bab 53. Bukan Orang Tua Kandung
54
Bab 54. Tragedi Berdarah Keluarga Ningrat
55
Bab 55. Kirim Balik Teluh?
56
Bab 56. Ayah Dan Anak Bertemu
57
Bab 57. Terkunci Dikamar Mandi
58
Bab 58. Harimau Putih
59
Bab 59. Calon Paranormal
60
Bab 60. Atap Rumah
61
Bab 61. Arwah Penasaran
62
Bab 62. Ajal Lara Makin Dekat
63
Bab 63. Haruskah Mewarisi Ilmu Kuyang?
64
Bab 64. Sepucuk Surat
65
Bab 65. Macan Kumbang
66
Bab 66. Santapan Macan Kumbang
67
Bab 67. Shinta Dan Lara
68
Bab 68. Tak Ada Harapan Sembuh
69
Bab 69. Dilarang Bi Leha
70
Bab 70. Fadli Berhenti Penasaran
71
Bab 71. Harapan Sembuh
72
Bab 72. Dimensi Lain
73
Bab 73. Membingungkan
74
Bab 74. Basa Basi Makan Siang
75
Bab 75. Pulang
76
Bab 76. Naik Ke Gunung
77
Bab 77. Perjalanan Ke Pedalaman
78
Bab 78. Kuyang Sandah
79
Bab 79. Bola Api Dan Cahaya Terang Benderang.
80
Bab 80. Siapa Bayi Perempuan Itu?
81
Bab 81. Dua Hari Saja
82
Bab 82. Naga Putih Dan Putri Junjung Buih
83
Bab 83. Gunung Kembar Dan Lembah Kedamaian
84
Bab 84. Kematian Bunda Najah
85
Bab 85. Siapa Pewaris Ilmu Kuyang?
86
Bab 86. Teka-Teki Pewaris Ilmu Kuyang
87
Bab 87. Lara Dan Shinta Bertemu
88
Bab 88. Bertemu Setan Dan Jin
89
Bab 89. Meminta Maaf
90
Bab 90. Mengusir Roh Penasaran
91
Bab 91. Pocong Bunda Najah
92
Bab 92. Mengambil Hutang
93
Bab 93. Pocong Meresahkan
94
Bab 94. Hutang Piutang
95
Bab 95. Pilih Nama
96
Bab 96. Kuyang Baru
97
Bab 97. Namanya Fadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!