Bab 16. Kutu Busuk

Fadli lega meninggalkan bunda Najah setelah pengecoran, ia tidak mengkhawatirkan lagi ibunya menghilang seperti sebelumnya, dengan di cor berarti sang ibu tak akan bisa kemana-mana. Dan Lara tidak terlalu lelah merawat sang mertua.

Beberapa minggu berlalu setelah pengecoran, ternyata saran Pak Ahmad sangat baik bagi bunda Najah, beliau terbaring tenang dikasur, tak menyusahkan Lara seperti awal.

Tapi tak disangka sama sekali, kejadian aneh muncul lagi, rambut bunda Najah dipenuhi dengan binatang penghisap darah sejenis kutu, namun lebih besar, di tempat saya bernama Baga. Baga-baga tersebut merayap memenuhi rambut beliau, bunda Najah tak henti-hentinya menggerakkan kepala karena gatal dan terngangu oleh hama tersebut.

Lara kembali panik, kadang Baga tersebut merayap keluar dari kepala bunda Najah, jika terkena gigitannya sangat gatal dan miang. Baga itu benar-benar menyebalkan, Lara tak mengerti harus dengan cara apa lagi menyelesaikan masalah-masalah yang datang silih berganti.

"Coba kasih obat hama tanaman!" usul Bi Leha.

"Bukannya beracun? Takut membahayakan bunda!" Lara cemas.

"Campur setetes dua tetes obat hama tanaman pada semangkuk air, kemudian balurkan kekepala Najah!" ucap Bi Leha mengajari Lara.

"Tapi ini gak apa-apakan? Baunya sangat tajam, aku takut bunda pingsan akibat obat ini!" Lara masih cemas dan ragu.

"Aku yakin gak akan terjadi apa-apa, biasanya anak-anak kecil diolesin begitu saat kutu-kutu rambut bersarang di rambut mereka!" jelas Bi Leha menegaskan.

Akhirnya Lara menurut, ia mencari obat hama tanaman di warung terdekat, setelah kembali ia mulai melakukan saran Bi Leha. Beberapa saat setelahnya, tak ada reaksi apa-apa, Baga dikepala Bunda Najah semakin merayap liar dan betambah banyak.

"Bi, gak ada hasilnya! Baga-baga itu tetap berkeliaran, malah tambah banyak!" pekik Lara cemas.

"Itu akibat ilmu hitam miliknya, satu persatu akan bermunculan kejadian aneh, sebaiknya cari solusi yang tepat. Kalo dibiarkan begini akan tambah fatal, dan menambah gunjingan warga!" Bi Leha menyarankan mencari solusi lain.

"Gak ada cara lain selain mewariskan ilmu hitam bunda, Bi?! Siapa yang mau mewarisnya? Aku? Bi Leha?" tanya Lara bertubi-tubi .

"Kita semua gak mau, tapi harus ada yang berkorban di antara kita. Kamu sebagai menantunya, aku sahabatnya! Kamu atau aku yang seharusnya menggantikan posisinya!" ucapan Bi Leha tak biasa pasrah begitu, itu karena beliau sudah kehabisan cara membantu sahabatnya.

Lara tak bersemangat, apakah mimpinya akan menjadi nyata?! Dirinya akan mewaris ilmu kuyang milik sang mertua.

"Gak... ini gak boleh terjadi, mustahil!" Lara membatin dalam hati.

Keresahan mulai melanda, sepintas Lara pasrah dan ingin saat itu juga menggantikan posisi sang mertua, namun nalurinya melarang, karena sangat konyol berkorban memilih jalan sesat demi mempertahankan seorang tua renta yang sudah menjelang ajal. Tapi disisi lain Lara benar-benar lelah dengan semua cobaan yang datang beruntun tak kunjung selesai.

"Lara, bukan hanya kamu yang gundah gulana, aku juga! Gak karuan perasaan ini, pengen teriak sejadi-jadinya. Lelah, udah sangat lelah dengan penderitaan Najah ini!"

"Hidup ini kadang gak disangka, banyak banget kejutan yang gak terduga, kejutan yang bikin jantungan!" Lara memelas sedih seolah tak sanggup meneruskan perjalanan hidupnya.

Warga mulai mengetahui tentang munculnya Baga dikepala bunda Najah, kejadian baru ini kembali dibicarakan warga di warung-warung seperti biasa. Kabarnya pun santer merebak keseluruh pelosok desa.

Fadli jenuh, tiap kali pulang selalu ada masalah baru, ia mulai emosi dengan kondisi yang dialami sang ibu. Pernah beberapa minggu ia tak pulang menjenguk ibu dan istrinya. Mula-mula Lara cemas, namun lama-lama bisa memaklumi apa yang ada dibenak Fadli. Lara berpikir Fadli tak ingin tugasnya terngangu karena memikirkan keadaan ibunya.

*****

"Bau wangi beda dari biasanya!" Lara mencium wangi berbeda di kemeja Fadli, wangi parfum lembut milik wanita. "Ah, mungkin rekan kerja suamiku banyak wanita, wajar jika aroma parfum mereka menempel di kemeja Fadli!" Lara berusaha berpikir positif.

Tapi tiap kali Fadli datang, wangi yang sama selalu menempel di kemejanya.

"Pasti tempat duduk rekan kerjanya berdekatan, jadi aroma parfumnya nular kemana-mana!" sekali lagi Lara membujuk dirinya untuk tidak berprasangka macam-macam.

Kejadian itu berulang hingga terus-terusan, Lara sudah malas mempermasalahkan aroma wangi tersebut, dan enggan menanyakan kebenarannya pada Fadli, takut membuatnya emosi.

Kondisi bunda Najah tetap seperti semula, makin memburuk kian hari dengan Baga yang merayap dikepalanya. Oleh karena itu Lara tak ingin bertanya macam-macam pada Fadli, karena tak ingin menambah pikirannya.

Purnama datang silih berganti, kondisi bunda Najah tetap sama, akhirnya warga berhenti mengurusi bagaimana keadaan bunda Najah. Lara dan Fadli kembali mendapat kabar bahagia disela-sela kesedihan, Lara hamil untuk yang kedua kalinya.

Kini Lara fokus dengan kehamilannya, urusan bunda Najah diambil alih oleh Bi Leha yang bersedia merawatnya, meski Lara tetap merawat. Namun Bi Leha meminta Lara untuk fokus dengan kesehatan dan kehamilannya.

******

"Lara sebaiknya kamu jangan ikut merawat Najah dulu, bagian kepalanya sebelah kiri mulai bernanah akibat gigitan Baga, aku takut kamu gak sanggup melihatnya!" pinta Bi Leha.

"Ya Allah ada apa lagi yang terjadi?" Lara pasrah dengan keadaan.

"Kamu lebih baik gak usah sering masuk kamar ini, cukup memasak buat kita aja, dan selebihnya dikamar aja!" Saran Bi Leha pada Lara.

"Kamu baik banget, Bi!? Belum pernah aku temui seorang sahabat sebaik dan setulus dirimu, padahal semua ini sangat beresiko, orang lain pasti gak sanggup meski dibayar berapapun!" Lara memuji Bi Leha.

"Mungkin ini yang dinamain dengan pepatah: Hidup enggan mati tak mau!" Bi Leha juga mulai pasrah.

"Ini ujian terberat buat kita, Bi!"

"Seandainya dulu aku tahu, gak bakal Najah sampai seceroboh ini!" sesal Bi Leha.

"Semuanya udah terjadi, Bi! Mungkin ini memang sudah takdir bunda!" kilah Lara pasrah sembari bangkit menuju dapur untuk menyiapkan makan siang.

Hari demi hari dilalui Lara dengan sabar meski cobaan dan rintangan datang bergantian, ia mencoba untuk tegar. Disisi lain ia sangat bahagia karena ia tak sendiri lagi, roh suci dalam dirinya selalu menemaninya sepanjang hari.

Lara mulai merasakan tendangan-tendangan kecil dari dalam perutnya, suatu kebahagiaan tersendiri baginya di sela perjuangannya melawan hari-harinya yang membosankan.

Bau busuk, amis dan anyir sesekali menusuk hidungnya, malam-malam yang penuh mistis dengan alunan geraman mertuanya selalu menghiasi ruangan temaram minim penerangan yang makin menyeramkan. Lara berpikir ia harus mengubah suasan rumah, tapi ia tak berani bertindak semaunya karena bunda Najah tidak suka ruangan terang.

Vibe horor dirumah itu semakin terasa bersamaan dengan geraman bunda Najah yang sesekali berteriak seperti melihat setan, warga sering terkejut dibuatnya, apalagi Lara yang tinggal satu rumah.

"Arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh arghrghrgrhgrh!!!"

Geraman bunda Najah disusul dengan lolongan anjing, konon sebagian warga melihat penampakkan sosok makhluk hitam besar disekitar rumah beliau.

Episodes
1 Bab 1. Kuyang
2 Bab 2. Kepergok Warga
3 Bab 3. Palasik
4 Bab 4. Pawang Kuyang
5 Bab 5. Anting Berlian
6 Bab 6. Kuyang Terjatuh
7 Bab 7. Pengajian Tujuh Bulan
8 Bab 8. Dukun Beranak Kuyang
9 Bab 9. Dijebak Warga
10 Bab 10. Kejayaan Runtuh
11 Bab 11. Mencari Pewaris
12 Bab 12. Gagal
13 Bab 13. Makin Parah
14 Bab 14. Hilang
15 Bab 15. Di Cor
16 Bab 16. Kutu Busuk
17 Bab 17. Hati Yang Mendua
18 Bab 18. Duka Lara
19 Bab 19. Melahirkan
20 Bab 20. Pelipur Lara
21 Bab 21. Pesugihan
22 Bab 22. Diikuti Jin Pesugihan
23 Bab 23. Tumbal Putri Sulung
24 Bab 24. Tumbal Kedua
25 Bab 25. Teror Jin Pesugihan
26 Bab 26. Solusi
27 Bab 27. Guna-Guna
28 Bab 28. Fadli Di Guna-Guna
29 Bab 29. Ritual Yang Manjur
30 Bab 30. Menikah Dengan Jin
31 Bab 31. Penyebab Fadli Marah
32 Bab 32. Siapa?
33 Bab 33. Khodam Bewujud Ular Besar
34 Bab 34. Mandi Ruat Dan Kabar Buruk
35 Bab 35. Bunuh Diri
36 Bab 36. Gangguan Makhluk Kiriman
37 Bab 37. Kerumah Orang Pintar
38 Bab 38. Parang Maya
39 Bab 39. Pengaruh Santet
40 Bab 40. Muntah Darah
41 Bab 41. Ular Besar Meresahkan
42 Bab 42. Berbohong
43 Bab 43. Shinta Dicurigai
44 Bab 44. Menjambak Rambut
45 Bab 45. Bertengkar
46 Bab 46. Makhluk Penunggu Rumah
47 Bab 47. Melepas Rindu
48 Bab 48. Teror Dukun Santet
49 Bab 49. Titik Terang
50 Bab 50. Pak Hamdan Dan Fadila
51 Bab 51. Pabrik Penggiling Padi
52 Bab 52. Dianggap Sakit Jiwa
53 Bab 53. Bukan Orang Tua Kandung
54 Bab 54. Tragedi Berdarah Keluarga Ningrat
55 Bab 55. Kirim Balik Teluh?
56 Bab 56. Ayah Dan Anak Bertemu
57 Bab 57. Terkunci Dikamar Mandi
58 Bab 58. Harimau Putih
59 Bab 59. Calon Paranormal
60 Bab 60. Atap Rumah
61 Bab 61. Arwah Penasaran
62 Bab 62. Ajal Lara Makin Dekat
63 Bab 63. Haruskah Mewarisi Ilmu Kuyang?
64 Bab 64. Sepucuk Surat
65 Bab 65. Macan Kumbang
66 Bab 66. Santapan Macan Kumbang
67 Bab 67. Shinta Dan Lara
68 Bab 68. Tak Ada Harapan Sembuh
69 Bab 69. Dilarang Bi Leha
70 Bab 70. Fadli Berhenti Penasaran
71 Bab 71. Harapan Sembuh
72 Bab 72. Dimensi Lain
73 Bab 73. Membingungkan
74 Bab 74. Basa Basi Makan Siang
75 Bab 75. Pulang
76 Bab 76. Naik Ke Gunung
77 Bab 77. Perjalanan Ke Pedalaman
78 Bab 78. Kuyang Sandah
79 Bab 79. Bola Api Dan Cahaya Terang Benderang.
80 Bab 80. Siapa Bayi Perempuan Itu?
81 Bab 81. Dua Hari Saja
82 Bab 82. Naga Putih Dan Putri Junjung Buih
83 Bab 83. Gunung Kembar Dan Lembah Kedamaian
84 Bab 84. Kematian Bunda Najah
85 Bab 85. Siapa Pewaris Ilmu Kuyang?
86 Bab 86. Teka-Teki Pewaris Ilmu Kuyang
87 Bab 87. Lara Dan Shinta Bertemu
88 Bab 88. Bertemu Setan Dan Jin
89 Bab 89. Meminta Maaf
90 Bab 90. Mengusir Roh Penasaran
91 Bab 91. Pocong Bunda Najah
92 Bab 92. Mengambil Hutang
93 Bab 93. Pocong Meresahkan
94 Bab 94. Hutang Piutang
95 Bab 95. Pilih Nama
96 Bab 96. Kuyang Baru
97 Bab 97. Namanya Fadi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1. Kuyang
2
Bab 2. Kepergok Warga
3
Bab 3. Palasik
4
Bab 4. Pawang Kuyang
5
Bab 5. Anting Berlian
6
Bab 6. Kuyang Terjatuh
7
Bab 7. Pengajian Tujuh Bulan
8
Bab 8. Dukun Beranak Kuyang
9
Bab 9. Dijebak Warga
10
Bab 10. Kejayaan Runtuh
11
Bab 11. Mencari Pewaris
12
Bab 12. Gagal
13
Bab 13. Makin Parah
14
Bab 14. Hilang
15
Bab 15. Di Cor
16
Bab 16. Kutu Busuk
17
Bab 17. Hati Yang Mendua
18
Bab 18. Duka Lara
19
Bab 19. Melahirkan
20
Bab 20. Pelipur Lara
21
Bab 21. Pesugihan
22
Bab 22. Diikuti Jin Pesugihan
23
Bab 23. Tumbal Putri Sulung
24
Bab 24. Tumbal Kedua
25
Bab 25. Teror Jin Pesugihan
26
Bab 26. Solusi
27
Bab 27. Guna-Guna
28
Bab 28. Fadli Di Guna-Guna
29
Bab 29. Ritual Yang Manjur
30
Bab 30. Menikah Dengan Jin
31
Bab 31. Penyebab Fadli Marah
32
Bab 32. Siapa?
33
Bab 33. Khodam Bewujud Ular Besar
34
Bab 34. Mandi Ruat Dan Kabar Buruk
35
Bab 35. Bunuh Diri
36
Bab 36. Gangguan Makhluk Kiriman
37
Bab 37. Kerumah Orang Pintar
38
Bab 38. Parang Maya
39
Bab 39. Pengaruh Santet
40
Bab 40. Muntah Darah
41
Bab 41. Ular Besar Meresahkan
42
Bab 42. Berbohong
43
Bab 43. Shinta Dicurigai
44
Bab 44. Menjambak Rambut
45
Bab 45. Bertengkar
46
Bab 46. Makhluk Penunggu Rumah
47
Bab 47. Melepas Rindu
48
Bab 48. Teror Dukun Santet
49
Bab 49. Titik Terang
50
Bab 50. Pak Hamdan Dan Fadila
51
Bab 51. Pabrik Penggiling Padi
52
Bab 52. Dianggap Sakit Jiwa
53
Bab 53. Bukan Orang Tua Kandung
54
Bab 54. Tragedi Berdarah Keluarga Ningrat
55
Bab 55. Kirim Balik Teluh?
56
Bab 56. Ayah Dan Anak Bertemu
57
Bab 57. Terkunci Dikamar Mandi
58
Bab 58. Harimau Putih
59
Bab 59. Calon Paranormal
60
Bab 60. Atap Rumah
61
Bab 61. Arwah Penasaran
62
Bab 62. Ajal Lara Makin Dekat
63
Bab 63. Haruskah Mewarisi Ilmu Kuyang?
64
Bab 64. Sepucuk Surat
65
Bab 65. Macan Kumbang
66
Bab 66. Santapan Macan Kumbang
67
Bab 67. Shinta Dan Lara
68
Bab 68. Tak Ada Harapan Sembuh
69
Bab 69. Dilarang Bi Leha
70
Bab 70. Fadli Berhenti Penasaran
71
Bab 71. Harapan Sembuh
72
Bab 72. Dimensi Lain
73
Bab 73. Membingungkan
74
Bab 74. Basa Basi Makan Siang
75
Bab 75. Pulang
76
Bab 76. Naik Ke Gunung
77
Bab 77. Perjalanan Ke Pedalaman
78
Bab 78. Kuyang Sandah
79
Bab 79. Bola Api Dan Cahaya Terang Benderang.
80
Bab 80. Siapa Bayi Perempuan Itu?
81
Bab 81. Dua Hari Saja
82
Bab 82. Naga Putih Dan Putri Junjung Buih
83
Bab 83. Gunung Kembar Dan Lembah Kedamaian
84
Bab 84. Kematian Bunda Najah
85
Bab 85. Siapa Pewaris Ilmu Kuyang?
86
Bab 86. Teka-Teki Pewaris Ilmu Kuyang
87
Bab 87. Lara Dan Shinta Bertemu
88
Bab 88. Bertemu Setan Dan Jin
89
Bab 89. Meminta Maaf
90
Bab 90. Mengusir Roh Penasaran
91
Bab 91. Pocong Bunda Najah
92
Bab 92. Mengambil Hutang
93
Bab 93. Pocong Meresahkan
94
Bab 94. Hutang Piutang
95
Bab 95. Pilih Nama
96
Bab 96. Kuyang Baru
97
Bab 97. Namanya Fadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!