Part 10

...Jangan biarkan hari ini menyita terlalu banyak waktumu ...

...Bangun dan gapai mimpimu dengan senyuman, tetaplah semangat karna aku selalu mendo'akanmu...

^^^~Alini~^^^

Diruang makan seperti biasa sebelum beraktifitas selalu berkumpul dengan anggota keluarga untuk sarapan dan berbincang ringan, sambil memakan roti bakar dan minum teh kuceritakan ke ayah dan bunda mengenai kak Ardi yang dirawat dirumah sakit, kemarin setelah pulang dari sini terjadi kecelakaan kecil yang menyebabkan dia harus mendapatkan perawatan.

"Ya Alloh, terus gimana kondisinya sekarang dik?" tanya bunda penasaran

" semalam saat mau pulang sempat cari tau kondisinya dan sudah mulai stabil, harusnya pagi ini sudah sadar dan baikan" jelasku

"Alhamdulillah" ucap ayah,bunda dan kak Rizal bersamaan

" dik, pantau terus perkembangannya kakak yakin kalau Ardi segera sembuh, dia laki-laki kuat dan sabar apalagi menghadapimu yang sedikit keras kepala, satu hal yang harus kamu tau dik dia tak pernah bisa melihatmu menangis, satu tetes air matamu adalah kesalahan besar baginya dan membuatnya tak bisa memaafkan dirinya sendiri" kata kak Rizal panjang lebar

"deg"

ucapan kak rizal seolah menamparku sekilas teringat kejadian malam itu sebelum kak Ardi kecelakaan, nampak jelas kesedihan diwajahnya karna sikapku yang keras kepala juga hati

" kakak bicara apaan sih, klau kak Ardi sembuh itu sudah pasti karna kemarin yang melakukan tindakan oprasi adalah adik dan sudah adik pastikan semua baik-baik saja, lagipula pihak rumah sakit akan memberi pelayanan yang terbaik untuknya" ucapku

"iyalah dik itu pasti! orang Ardi juga dokter disitu, surat pindah tugasnya baru sampai dua hari yang lalu" terangnya

" Ya Alloh, kak yang benar?" tanyaku tak percaya

" cek saja sendiri klau gak percayal! orang kakak yang merekomendasikan rumah sakit itu biar bisa dekat denganmu? asal kamu tau dik selama ini Ardi selalu tanya kabarmu ke kakak cuma kakak diam saja sama kamu" tuturnya sambil beranjak mau kekantor, tak lupa pamit sama ayah bunda

"hah..?!" terkejutku

"kak tunggu !!! adik bareng kak..." kataku pamit ayah bunda lalu bergegas menyusul kak Rizal

didepan garasi tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalam mobil duduk disamping kak Rizal hingga membuatnya melirikku

..

"kak.." ucapku lirih

"tolong anterin adik ya kak?" kataku memohon

" mobilmu kemana dik?"

" dirumah sakit, semalam dianterin riris"

"kenapa gak minta dijemput kakak? kasihan riris kan dik sudah capek kerja, nemenin kamu ambil tindakan masih harus anterin kamu pulang" ucap kak Ardi yang memang punya perhatiaan lebih ke riris

apapun yang berhubungan dengan riris selalu saja kak Ardi jd banyak bicara melebihi bunda, kekhawatiran yang berlebih menurutku padahal riris kan dokter bisa jaga kesehatan dia juga ahli bela diri jadi amanlah buat dia sendirian, kakak saja yang belum paham tentang riris dan terlalu khawatir

"dik, dengerin kakak ngomong nggak sih?" kata kak Rizal sedikit sewot

" iya kak, maaf.maf? adik dengar kok tadi yang kakak bilang" jawabku yang sedikit malas debat dengan kakakku

sepanjang jalan mengobrol tentang banyak hal dan lebih tepatnya mendengar ceramah kakakku satu-satunya sampai tak terasa mobil ini sudah memasuki area rumah sakit, setelah sampai segera keluar dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada sang kakak

memasuki loby rumah sakit seperti biasa kusapa rekan-rekan yang sedang bekerja, terlihat dokter Hendra yang akan pulang karna jam piketnya sudah selesai

" pagi dokter Hendra" sapaku saat kami berpapasan

" pagi juga dokter Alini, loh ini kan belum waktunya dokter mulai praktek?" selidiknya

" Yupz, saya mau lihat pasien yang kemarin dok" kataku dengan tersenyum dan hendak melangkah

"it seems he means a lot to you doctor ?"

"(sepertinya dia sangat berarti untukmu dokter?)" tanya dr. Hendra

"yes, it's very special doc, because he's my first love boy" ( ya sangat spesial dok,karna dia adalah cinta pertamaku)

"oh maafkan saya dok karna ingin tau dan untuk visit khusus bagi beliau saya serahkan dokter Alini" ucapnya lalu pamit undur diri dari hadapanku setelah kujawab dengan anggukan

setelah kepergian dr.hendra kulanjutkan langkahku menuju ruang VVIP tempat kak Ardi dirawat, ku ketuk pintu kamar lalu ku buka, terlihat Tante Cintya sendirian duduk dikursi samping kak Ardi berbaring

"assalammu'alaikum tante" sapaku

"wa'alaikumsalam, sayang kamu mau priksa kondisi Ardi atau?"

"menengok dan menemani kak Ardi Tante sebelum jadwal praktek Alini dimulai" jawabku memotong perkataan tante Cintya

"oh, kebetulan Tante tinggal kekantin sebentar untuk membeli dan mengantar sarapan buat om ya nak, tadi om berangkat kerja dari sini dan belum sarapan"

" baik Tante" jawabku tulus

kulihat Tante melangkah keluar kamar, setelah tante tak terlihat kudekati kak Ardi, duduk didekat ranjangnya menghadap kak Ardi persis seperti Tante Cintya tadi, kugenggam tangganya dan kucium telapak tangannya,

"harusnya kak Ardi sudah siuman, harusnya sudah bangun tapi kenapa sampai jam segini belum bangun juga" lirihku

"kak, bangunlah...dan maafkan aku kak? maaf atas keegoisanku? maaf atas keras kepalaku, dan maaf atas kerasnya hatiku selama ini? sesungguhnya aku kangen kamu kak, bagiku engkau tetap yang terindah dan posisimu masih melekat kuat dihati ini kak, ayolah kak bangun jangan buatku khawatir" tuturku sambil memeluk tubuhnya dan kusandarkan kepalaku didekat tubuhnya

kurasakan belaian dirambutku, sesaat membuatku terkejut dan betapa bahagianya aku ternyata...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!