kurasakan belaian dirambutku, sesaat membuatku terkejut dan betapa bahagianya aku ternyata tangan yang membelai rambutku adalah tangan kak Ardi yang terpasang selang infus, senyumku merekah seiring air mata yang menetes kupeluk erat tubuh kak Ardi seolah tak ingin kulepas lagi,tak ingin ku helingan lagi,
" jadi benarkah yang Alini ucapkan tadi?" tanya kak Ardi dengan memelukku
"apa?" jawabku malu masih menyembunyikan wajahku didadanya
" tadi yang Alini bilang klau dihati alini hanya ada kakak seorang, yang gakmau kehilangan kakak lagi, jadi Alini sudah maafin kesalahan kakak selama ini kan sayang? ucapnya sambil mencium rambutku
" maafin Alini juga kak yang terlalu egois" ucapku melepas pelukan dari kak Ardi dan menatap wajahnya yang ternyata juga meneteskan air mata
"kak, berjanjilah takkan jauh dariku lagi, tak kan tinggalkanku, sadarilah kak pesonamu sangat menggoda kaum hawa diluar sana" lirihku
"tentu sayang, apa pesona Alini tidak menggoda kaum Adam diluar sana?"
" kak, Alini serius! kejadian yang telah lalu sangat membekas dihati kak dan aku sungguh takut kehilanganmu"
" sayang dengar, tak ada yang bisa menjauhkanmu dari hatiku, karna hanya Alini seorang yang menetap dihati ini dari dulu hingga tutup usia, dan hanya Alini yang akan mendampingiku sampai kapanpun hanya dan hanya Alini" ucap kak Ardi membuatku meneteskan air mata lagi
"tolong bantu kakak duduk sayang, capek rebahan terus" pintanya
"sebentar kak aku atur bad nya biar kakak bisa sedikit duduk" jawabku sambil berjalan mengatur bad
selesai mengatur bad terdengar pintu dibuka, ternyata perawat yang datang dengan membawa catatan untuk observasi,
"maaf dok,,ini pesan dari dokter Hendra untuk visit pasien" katanya sambil menyerahkan lembaran data untuk pasien
"gak perlu memberikan data untuk pasien ini sus, saya sudah tau semuanya dan tolong dicek tekanan darahnya sus,,biar saya periksa lukanya" kataku sambil memeriksa luka dikepala dan tangan kak Ardi, memang gak ada luka yang serius tapi tetap butuh waktu istirahat untuk pemulihan tubuh dan oprasi ditangannya semalam
"semua baik-baik saja sus, sampaikan pada dokter Hendra hasil visit pagi ini" kataku
"baik dokter, tadi ada pesan dari dokter Hendra klau pasien yang diruang ini khusus dokter Alini yang menangani" ucap suster Ika
"dan selamat bergabung dirumah sakit ini dr. Ardi, untuk sementara tugas anda biar dihandle dokter Alini" kata suster Ika lebih lanjut
"loh.loh apa ini maksudnya sus?" tanyaku
"maaf dok, tadi saya dengar dokter Ardi dokter penyakit dalam disini pindahan dr Jakarta dan karna masih sakit jd belum bisa bertugas, terus saya dengar banyak yang merekomendasikan dokter untuk menghandle tugas beliau nantinya"
"ya sudah silahkan keluar sus" usirku yang dibalas senyuman olehnya
saat ku menoleh kak Ardi juga sedang tersenyum karna melihatku sedikit sewot tadi,
"kak, malah diketawain" protesku
"habis lucu sayang, kamu klau lagi mode ngambeg gitu nyenengin, dan kakak selalu kangen saat- saat kamu ngambeg, saat merajuk, semua tentangmu membuat kakak selama ini menanggung rindu atas kesalahan yang pernah kakak lakukan, kakak gak mau melihatmu menangis, kakak benci dan marah dengan orang yang sudah buatmu menangis tp apa yang sudah kulakukan padamu selama bertahun- tahun sayang?aku sudah buat aliniku menangis, sudah buat satu-satunya orang yang sangat aku cintai menangis selama ini, maafkan aku Alini?maaf sayang.maaf?" katanya membuatku bersedih
" kak sudah, jangan mengingat masa lalu, jangan menghukum diri sendiri, dulu tak pernah kulihat kak Ardi orang yang sangat mencintaiku ini meneteskan air mata, tapi sekarang setelah menjadi dokter kenapa orang yang aku cintai jadi cengeng seperti ini? tiga kali sudah kulihat kak Ardi meneteskan air mata, sudah kak jangan menangis lagi okay?" kataku sambil menghapus air matanya dan dia menghapus air mataku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments