Part 1

Tepat pukul 12.00 siang seorang wanita cantik nan elegant berjalan keluar ruangan tempat dia praktek, dia adalah Alini seorang dokter bedah termuda di RS. Rapih, sosok ramah nan cantik yang dikagumi kaum Adam namun hatinya begitu dingin jika ada yang mendekat dan membahas hal yang berhubungan dengan yang namanya cinta.

Langkah kakinya begitu tegap menyusuri lorong-lorong rumah sakit, nampak senyuman tak lepas dari wajahnya, bibirnya selalu ringan menyapa rekan-rekan kerja dan perawat yang berpapasan disepanjang jalan, hingga langkah kaki terhenti diparkiran dimana sang sahabat sudah menunggu didekat mobilnya.

"Lama benar tuan putri ini, gak sadar temannya sudah kelaparan"gerutu Riris

"maafkan AQ sobat🙏🙏" jawabku sambil mengeringkan mata dan langsung masuk ke mobil diikuti 2 sahabat cantikku

"Al,cari makan yang menyediakan menu rumahan ya?kangen masakan bunda aku" pinta Riris

"jangan jauh-jauh gaes kita belum sholat dhuhur" Zhasy mengingatkan

"wookay..,kita ke sekitar Mataram saja ya? disana kan banyak rumah makan yang menunya komplit dan rasanya gak kalah sama resto" ucapku sambil tetap fokus membawa mobil mengarah ketempat yang kusebutkan tadi.

"aku sih okay Al.."jawab Zhasy dengan tersenyum

"pasti kerumah makan hijau nih"tebak Riris dan AQ jawab dengan senyuman.

Perlahan kuarahkan mobil memasuki pelataran parkir rumah makan sederhana yang terkenal dengan nama rumah makan hijau, selain pintu dan tembok berwarna hijau disini menunya sangat lengkap dan rasa masakannya pun enak serta tempatnya juga sangat bersih,selain itu letak rumah makan ini juga strategis karna berada di area kampus dan perkantoran.

setelah memarkirkan mobil kami bertiga keluar, berjalan beriringan mencari tempat yang kosong karna bertepatan dengan makan siang jelas tempat ini sangat ramai, dan betapa beruntungnya kami karena masih kebagian tempat lesehan yang dulu biasa AQ tempati bersama Riris jika kami makan ditempat tempat ini, setelah menempati tempat duduk yang kosong di meja lesehan paling ujung yang lurus menghadap taman, tatapanku menerawang jauh keluar karna ditempat itu ditaman itu dulu aku sering menghabiskan waktu untuk sekedar ngobrol dan bercanda bersama kak ardy, sudah lebih dari tujuh tahun kami tidak tak pernah saling kirim kabar, bahkan selama itu aku berusaha melupakannya tapi entah kenapa bayangan wajahnya melekat sangat kuat dan namanya pun masih saja menempati hati ini.

"Al,woooy...mau makan apa melamun sih?" zhasy

"eh, maaf🙏🙏sudah pesan belum tadi"tanyaku pada Riris dan Zhasy

"kami sudah tinggal kamu yang belum,tu kasian mbaknya nungguin kamu melamun dari tadi" jawab Riris

"oh..aku samain saja mbak menunya dengan mereka" kataku pada petugas rumah makan

"baik Bu dokter cantik..tunggu sebentar ya"ucap si mbak sambil tersenyum

"ckck..,mbak Lela gak berubah ya Al dulu pas kita masih kuliah dipanggilnya calon dokter, sekarang sudah kerja dirumah sakit dipanggil Bu dokter" gerutu Riris

"emang dokter beneran kan RIS?si mbak gak salah dong manggilnya" balas Zhasy

"iya emang benar tapi gak gitu juga kali" kekeh Riris

"sudah-sudah kalian gak usah debat berisik banget sih dari tadi,lagian cuma sebuah panggilan asal itu baik biarin sajalah" tuturku menengahi perdebatan mereka sambil mata ini selalu menatap kearah taman, mencoba mempertajam pandangan benarkah yang kulihat diseberang sana adalah dia yang masih menempati ruang hati,hingga tanpa kusadari makanan sudah tersaji dihadapanku dan ucapan mbak Lela membuatku terkejut.

"silahkan dinikmati Bu dokter cantik" katanya

"astaghfirullah mbak.."ucapanku yg terkejut membuat kedua sahabatku dan mbak Lela heran,

"kamu kenapa Al, dari tadi aku perhatikan melamun terus dan melihat kearah taman, ada apa sebenarnya Al?" tanya Riris heran

"iya, aneh kamu Al padahal tadi yang semangat mau makan disini kamu lho, eh sampai sini malah melamun" heran Zhasy

"nggak apa-apa,tenang saja"jawabku santai sambil menikmati makan.

"Al, aku kenal kamu sejak lama dan aku tau ada hal yang kamu rahasiakan dari kita, sejak tadi kamu melihat kearah taman begitu lama dan itu gak biasa kamu lakukan, kecuali kalau kamu ingat dengan sesorang yang sudah lama tinggalkanmu, atau malah kamu liat dia disekitar taman itu"ucap Riris panjang lebar sedang Zhasy diam masih menyimak.

"RIS, aku beneran gak apa-apa dan entah kenapa pandangan mataku tertuju ke taman dari tadi, mungkin kamu benar RIS, sekilas aku melihatnya disekitar taman, disitu dia duduk dikursi itu tapi mungkin ini hanya halusinasi ku saja mana mungkin dia disini

untuk apa dia disini bukankah dia sudah bahagia dengan pilihannya disana" kataku getir menahan sesak dihati.

"Alini sayang, mungkin benar kamu melihatnya disini tapi bisa jadi itu hanya halusinasimu karna hatimu belum ikhlas melepasnya, disisi lain kamu juga belum memaafkannya maka dari itu kamu selalu mengingatnya" kata Zhasy lembut

"Al, tolong move on ya? tujuh tahun hubungan kalian berakhir dan sepuluh tahun kalian tak pernah bertemu maka lupakan dia buka hatimu untuk yang lain" saran Riris

"hmm..sudahlah aku gak apa-apa dan terimakasih kalian selalu bersamaku dan mengingatkanku agar tetap tegar serta terus dijalan yang benar" jawabku

"itulah gunanya sahabat harus saling mengingatkan" kata Riris dan Zhasy hampir bersamaan.

tak terasa menu yang kami makan sudah habis tak tersisa, makan sambil ngobrol itu tak baik tapi ini sering kami lakukan karna hanya diwaktu makan begini kami bisa berkumpul untuk saling berbagi cerita dan saling mensuport satu sama lain,selesai makan siang kami masih duduk-duduk sebentar lalu kulangkahkan kaki kekasir, dari kasir kembali ketempat duduk semula dan kami bertiga beriringan menuju tempat parkir dengan masih melanjutkan perbincangan yang unfaedah.

"Al, kita cari masjid dulu" zhasy mengingatkan

"siap bosku.." kataku dengan tersenyum manis

"dimasjid dekat sini saja Al, gak usah masuk kampus"Riris ikut-ikutan mengingatkan

"ya.ya.ya...sopir siap mengantar tuan putri" jawabku dengan mengedipkan mata dan senyum.

"sialan kau kita serius kamu malah bercanda" gerutu Riris yang masih bisa kudengar

"lama-lama kamu aneh Al,atau jangan-jangan kamu dah gak normal Al?" ucap Zhasy

"eh maksudnya apa ni?" tanyaku heran

"ya,aneh saja kamu ke kita ngedip-ngedip, kadang sayang-sayang tapi sami laki-laki dingiinnya melebihi es batu dikulkas" jelas Zhasy

"sembarangan kalian,temanmu ini masih normal ya,masih mengagumi kaum Adam" ketusku

"iya percaya aku Al,tapi yang kamu kagumi hanya satu yaitu Ardhi yang mungkin kini sudah hidup bahagia dengan pasangannya" kata Riris

"huu...sudahlah malah bahas dia, gimana aku bisa melupakannya kalau kalian mengingatkanku padanya seperti ini" kataku sambil kulirik dari spion mobil ternyata mereka malah tersenyum membuatku gak mood saja.

tak jauh dari rumah makan ini ada sebuah masjid yang cukup luas dan bersih, tempatnya juga sangat nyaman, kuarahkan mobil menuju masjid yang letaknya dibelakang rumah makan ini tapi untuk menuju kesana kami harus memutari taman yang ada disamping rumah makan tempat kami makan siang tadi,dan akhirnya sampai juga kami dimasjid yang kami tuju.

perlahan kuparkirkan mobil pada tempatnya lalu kami keluar dan berjalan menuju masjid untuk sholat dhuhur terlebih dulu mengingat waktu dhuhur yang sudah lewat.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!