malam hari, disebuah balkon kamar Alini menikmati udara malam sambil membaca buku tentang kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang ilmu kedokteran sesuai dengan bidangnya, sesekali ia menscrol hp untuk mencari tau tentang hal-hal yang baru ditemukannya, dari luar kamar terdengar pintu diketuk
"Tok.tok.tok" suara seseorang mengetuk pintu
"ya" jawabku dari dalam kamar
"ada temanmu Alini, bunda sudah suruh masuk tapi dia menunggu diteras" kata bunda dari luar
"iya bund makasih, sebentar lagi Alini turun" sautku lalu merapikan pakaian serta rambut kemudian menyapu bedak tipis dipipi dan beranjak dari dalam kamar lalu melangkah menuju pintu keluar kamar, dalam hati bertanya - tanya
"siapa yang datang? perasaan tak ada janji dengan siapapun hari ini"
dengan langkah pelan kaki ini menuruni tangga menuju luar rumah, dari arah taman terlihat sosok tegap yang berdiri menghadap kolam, seolah menikmati indahnya taman, gemericik air kolam yang mengalir dan kicauan burung membuat orang yang berada disekitar taman merasa menyatu dengan alam, perlahan kudekati beliau dan mencoba menyapanya
"maaf siapa ya?" tanyaku dan sosok dihadapanku berbalik menghadapku, betapa terkejutnya aku ketika tau yang berdiri dedepanku adalah sosok yang pernah singgah dihati ini begitu lama, sosok yang pernah memberi warna dalam hidup ini, yang pernah memberi kebahagiaan sekaligus menorehkan luka, dalam hati bertanya-tanya utk apa kak Ardi datang kesini malam-malam, seolah ada hal yang ingin disampaikan padaku, seribu tanya hadir dalam hati dan tak mampu terucap.
"Alini" sapa kak Ardi membuatku sadar dari lamunan
"maaf Alini, aku datang tidak memberi kabar padamu sebelumnya? sekarang rumah ini tampak berbeda ya Al? banyak bangunan yang sudah direnovasi dan halaman depan ini nampak begitu asri, wah lihatlah si candy makin cantiiik" katanya panjang lebar sambil mengambil candy kucing Persia pemberiannya dulu yang memang cantik dan menjadi kesayanganku.
"Candy..,kamu lupa denganku ya? Hay cantik kok tambah cantik saja sih kamu,dan makin besar" ucapnya dengan menggendong candy
"Al, terimakasih kamu masih menjaga candy dengan baik, dan kliatannya candy betah bersamamu,,hmm..suasana disini sudah berubah, aku hampir saja salah masuk tadi jika gak liat Rizal keluar dari gerbang rumah ini, tamannya begitu asri Al, membuat orang merasa betah untuk berlama-lama ditempat ini" tuturnya
"Ya, kak Ardi benar! seiring berjalannya waktu banyak hal yang sudah berubah, bukannya kak Ardi sendiri juga sudah berubah?" kataku sedikit ketus
"Aku tau maksudmu Al, dan akupun tau kamu masih terluka serta kecewa padaku setelah yang kulakukan padamu dulu, tapi satu hal yang harus kamu tau bahwa aku masih mencintaimu dari dulu,sekarang,dan nanti, takkan ada yang bisa gantikan posisimu dihatiku Al, takkan pernah ada!"
"heh..." Aku tertawa kering
"simpan saja omong kosong mu kak, jangan mengobral cinta didepanku karna aku sudah tak terpengaruh" ucapku datar sambil menahan sesak didada
" Elisa mencintaiku, dia mengatakan itu padaku dan ingin sekali saja dalam hidupnya sempat jalan denganku" ungkapnya
" dengan tak peduli pada perasaanku" kataku memotong ucapannya
" Aku ingin menjelaskannya padamu Al, tapi tak ada waktu untuk kembali kekota ini, sedang tiap aku menghubungimu selalu saja tak pernah kamu tanggapi" kata kak Ardi mencoba menjelaskan
" Apa kak?! kak tak ada waktu kamu bilang? bukankah dalam satu bulan ada tiga puluh hari dan empat Minggu, tak bisakah menyisakan satu hari untuk pulang dan menjelaskannya padaku kak?" kataku memotong pembicaraan
" kamu egois kak, hanya peduli dengan diri sendiri!!" seruku kemudian
" maafkan aku Al? Ellisa menderita leukimia dan dokter sudah memvonis kalau hidupnya tak lama lagi dan dia hanya ingin disisa hidupnya bisa dekat dan jalan denganku, aku tak bisa berbuat apa-apa waktu itu Al, dia adalah teman baikku dikampus dan aku tak tega mengecewakannya Al, yang bisa aku lakukan hanyalah berusaha membuatnya bahagia disisa- sisa akhir hidupnya, kupikir kekasihku bisa mengerti dan memahami hal ini ternyata aku salah, seandainya kukatakan dari awal mungkin satu-satunya wanita yang kucintai sepenuh hati takkan sekeras ini hatinya dan takkan terluka" ucapnya sambil menghembuskan nafas panjang seolah merasa lega
"dan satu lagi yang harus kamu tau Al, laki-laki yang tadi siang bernyanyi denganmu di cafe senja milik cinta adalah Rafa sahabatku sekaligus orang yang begitu mencintai ellisa dan harus mengubur cintanya yang tak terbalas, dan jangan berpikir aku memata - matai kamu Al, jangan pernah berpikir seperti itu karna ketika Rafa di cafe tersebut dia bersama Dian sahabat kami dan dianlah yang mengirim video kalian sedang bernyanyi, jujur ku akui aku cemburu Al, aku gak ikhlas wanitaku, aliniku yang sangat aku cintai dari dulu sampai nanti bernyanyi bersama laki-laki lain meski dia sahabatku sendiri" lanjut kak Ardi dengan mata berkaca - kaca
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kavena ayunda
pcrn aja sama sahabatmu yg mati sana
2023-07-21
0
widya
🥺🥺🥺
2022-07-02
0