Part 8

Dengan sedikit berlari aku menuju arah IGD seperti yang diminta Riris hingga tak kupedulikan mereka yang bertugas di loby rumah sakit dipikiranku hanya satu siapa yang sakit hingga Riris sedikit cemas mengabarkan padaku tadi, dan jujur akupun merasa perasaanku sedikit kacau setelah mendapat info dari Riris,

disebuah ruangan dekat IGD kulihat riris sedang terdiam dan terlihat kesedihan diwajahnya, kudekati dia dan mencari tau ada apa sebenarnya? dan siapa yang sakit?

"RIS, siapa yang sakit sih? heh kok kamu pucat gitu?" tanyaku penuh selidik dan dengan perasaan aneh yang kurasakan"

"Al" ucapnya dengan memelukku

"kak Ardi Al, kak Ardi yang selalu kamu nanti yang diam- diam kamu yakini kehadirannya suatu saat nanti,dan sekarang diruangan ini dia sedang berjuang antara hidup dan mati" tuturnya dengan deraian air mata

" deg "

" Katakan padaku klau ini tidak benar RIS?katakan!!" ucapku dengan sedikit keras

" Katakan kalau yang didalam sana bukan kak ardiku? katakan RIS? katakan!!" emosiku mulai tak bisa aku kendalikan

"Sabar Al, sabar..., yang diruangan itu memang kak Ardi, dia menghindari penyebrang jalan hingga terjatuh dan tak sadarkan diri, didalam sedang ditangani dr. Hendra dan Silvi karna kebetulan dokter umum yang piket adalah Hendra sedang Silvi tadi sebenarnya mau pulang tapi diminta Hendra untuk mendampingi"

"Kenapa semua ini harus terjadi?! tadi kak ardi ke rumah ris, dia datang menjelaskan kesalahpahaman kami, dan awalnya aku keras kepala, juga keras hati?? tapi setelah membaca surat dari Ellisa, sesorang yang pernah dekat dengan kak Ardi yang hanya dianggap teman dan gak lebih! meski ellisa mencintainya tapi kak Ardi gak pernah merespon perasaannya dan kini terlambat ris, kak Ardi berlalu dari hadapanku" kataku sambil terisak

"Al, sabar ya...lebih baik kita berdo'a semoga kak Ardi baik-baik saja, lihatlah disana om dan tante Eza lebih terlihat bersedih dan sebagai orang yang pernah dekat dengan putranya juga dekat dengan beliau harusnya kita datang dan menghibur mereka" saran Riris

dari tempatku dan riris duduk terlihat 2 dokter dan satu suster keluar dari pintu IGD, ingin rasanya menghampiri dokter Hendra tapi lebih baik aku dan Riris berdiri agak jauh dari mereka, toh kami juga masih bisa mendengar apa yang akan disampaikan dr.hendra kepada ortu kak Adi

" Maaf pak, Bu, pasien kehilangan banyak darah akibat benturan dikepala dan luka pada tangannya, kami membutuhkan golongan darah AB secepatnya karna stok darah dirumah sakit sedang kosong, dan setelah kondisi pasien stabil ternyata terdapat beberapa luka serius dibagian tubuhnya yang membutuhkan penanganan serius dari dokter penyakit dalam ataupun dokter bedah, karna dokter penyakit dalam sedang ada perjalanan dinas dikota lain, jadi kami sarankan untuk ditangani dokter bedah yang kebetulan beliau dokter terbaik kami dirumah sakit ini, yang lebih penting beliau juga memahami tentang penyakit dalam" kata Hendra menjelaskan ke om dan tante Eza

" Baiklah ambil darah saya dok, dan tolong selamatkan anak saya" ucap om Eza ayah kak Ardi

" itu pasti, tapi kami harus menghubungi dokter penyakit dalam yang ada dirumah sakit ini untuk membantu kami menangani pasien, dan dokter silvi silahkan dibantu untuk transfusi darahnya sekarang" kata Hendra

"siap dok, mari pak ikuti saya untuk transfusi darahnya dan suster tolong bapak ini ya?" kata Silvi sambil tersenyum

lalu keduanya berbalik arah dengan tujuan yang berbeda, klau Silvi mau ke lab sedang Hendra hendak menuju ruangannya tapi langkahnya terhenti karna melihatku

" dr. Alinii!!" sapanya terkejut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!