"dr. Alinii!!" sapanya terkejut
"dok, kebetulan anda disini..bisa tolong bantu pasien yang ada diruang IGD dok?
"pasti! segera lakukan tindakan terbaik untuk pasien tersebut dan pindahkan keruang VIP" ucapku tegas pada dokter Hendra yang berjaga malam ini
" baik dokter, segera kami kerjakan" jawabnya sambil beranjak pergi
setelah kepergian dokter Hendra, ku dekati Tante Cintya memberi kekuatan padanya dan memintanya untuk mendo'akan kak Ardi agar kuat dan segera baikan.
saat kondisi kak Ardi sudah stabil dan dipindah keruang operasi, segera kulangkahkan kaki menuju ruang oprasi,
diruangan ini dengan sekuat hati kuperiksa kondisi kak Ardi, luka akibat benturan dikepala sudah diatasi oleh dokter Hendra dan menurutku akan segera membaik dengan obat dalam, lalu utk luka ditangan memang ada pergeseran dalam sendi tangannya dan segera ku tangani dengan dibantu beberapa perawat dan juga dokter Hendra tentunya karna beliau yang bertanggung jawab atas pasien ini
"doc, are you okay?" tanya dokter Hendra yang melihatku meneteskan air mata di akhir operasi, lalu suster disampingku menghapus air mata yang menetes
"yes I'm fine don't worry" jawabku dengan suara bergetar
selang beberapa menit akhirnya oprasi selesai dan segera kulangkahkan kaki keluar menuju ruanganku tanpa melepas baju yang kupakai diruang oprasi tadi, hingga membuat dokter Hendra dan beberapa suster heran, karna biasanya selesai oprasi aku pasti melepas baju dinas ini dan membersihkan diri sebelum keluar ruangan.
didalam ruang kerja tak terbendung air mata ini, sesak didada kembali datang, penyesalan pun datang tp do'a tak pernah terhenti ku ucapkan untuknya yang terindah dihati.
"ceklek" suara pintu dibuka
"Al, sudah jangan nangis lagi lekas bersih-bersih diri lalu temui ortu kak Ardi kuatkan mereka Al, kamu itu dokter jadi kamu harus kuat" ucap Riris
"aku lemah ris, aku rapuh dan tak sekuat itu, aku tau kak Ardi akan baik-baik saja, menurut perhitunganku esok dia akan sadar ris, aku sedih, kecewa dan marah pada diriku ini yang begitu egois, aku menyesal, seandainya tadi aku gak egois mungkin kak Ardi gak akan jatuh, gak akan terluka ris" kataku penuh penyesalan
"sudah Al sudah! semuanya akan baik-baik saja dan besok minta maaflah pada kak Ardi, mulailah kisah kalian dari awal dan jangan menangis lagi okay" ucap riris mencoba menguatkanku
"hmm.." jawabku lalu beranjak membersihkan diri
selesai membersihkan diri, aku dan Riris keluar hendak bertemu ortu kak Ardi, saat hendak kearah IGD terlihat om dan tante Eza berjalan kearah bangsal
"om, tante mau kemana?" tanyaku dan Riris hampir bersamaan
"mau keruangan Ardi nak, kata dokter yang tadi itu kondisi Ardi sudah membaik dan bisa dipindah keruangan, oo iya nak Alini terima kasih atas bantuannya tadi ya nak, kamu sungguh luar biasa gak salah Ardi mencintaimu" kata Tante Cintya dengan memelukku membuat air mataku menetes lagi
"nak, sudah jangan nangis lagi karna ternyata Ardi sangat kuat dan segera sembuh jadi bisa kumpul dengan kita lagi"
"iya Tante" jawabku pelan
" ya sudah Tante sama om kekamar Ardi dulu ya nak, kalian klau mau pulang hati-hati dan salam buat ortu kalian dirumah" ucap ortu kak Ardi besamaan
setelah ortu kak Ardi berjalan menuju bangsal kami memutuskan untuk kekantin dirumah sakit ini, karna tadi aku dan Riris sama-sama belum makan, dikantin aku masih tak selera makan pikiranku tertuju pada kak Ardi dan rasa bersalahku, hingga Riris mengagetkanku dan meminta untuk pulang bersamanya, biar mobil dirumah sakit katanya.
kuikuti saran dari Riris toh besok aku bisa diantar kakakku, lagian jarak dari rumah kerumah sakit juga gak terlalu jauh.
sesampainya dirumah, terlihat rumah nampak sepi, menandakan penghuni rumah sudah berada dalam kamar untuk beristirahat, kulangkahkan kaki menuju kamar, kuhempaskan tubuh diatas kasur dengan pandangan kelangit-langit kamar, pikiran melayang jauh, hingga tiba-tiba diri ini terlelap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments