BDPP. Part 18

Nayna yang sudah selesai mencuci piring pun, bermaksud akan ke sofa untuk menonton. Namun, di tengah perjalanan, telinganya menangkap suara ponsel di kamarnya yang berbunyi.

Dia pun mencoba mencari tahu siapa yang menelponnya, dalam hati dia berdoa semoga bukan orang yang sama yang dua hari belakangan ini terus menghubunginya.

Namun, ternyata harapannya tidak menjadi kenyataan, ketika dia mengambil ponsel yang ada di meja rias itu, lagi-lagi nomor yang dia harapkan tidak menghubunginya 'lah yang tertera di layar ponselnya.

Karena tidak ingin mendengar suara si penelepon, dia pun memilih mengabaikannya dan menonaktifkan kembali ponselnya itu, setelah itu dia keluar dari kamar, melanjutkan kembali niat untuk menonton.

Saat baru saja keluar dari kamarnya, dia berpapasan dengan Arkan yang ternyata baru keluar juga dari kamarnya dengan pakaian yang sudah berganti, jika sebelumnya memakai kemeja dan celana jeans panjang, saat ini pria itu memakai kaos berlengan pendek dan celana jeans pendek.

"Om tidak istirahat?" tanya Nayna yang semula mengira, jika Arkan akan beristirahat di kamarnya.

"Tidak, lagian aku tidak terlalu capek," sahut Arkan dengan langkah ringan menuju ke sofa.

"Oh gitu."

Hanya itu sahutan yang keluar dari mulut Nayna, sambil mengikuti Arkan untuk duduk di sofa, menatap televisi yang sudah Arkan nyalakan sebelumnya.

"Kamu sendiri kenapa tidak istirahat, apa kamu tidak lelah mengerjakan pekerjaan rumah seharian?" Arkan berbicara dengan tangannya yang sibuk mengalihkan chanel di televisi.

"Tidak Om, lagian tidak banyak yang aku kerjain, hanya beres-beres rumah saja."

"Apa kamu masih suka susah tidur kalau malam?"

"Ya gitu deh Om." Nayna mengangguk.

Arkan mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya lagi, untuk beberapa saat mereka kembali hening, hanya fokus pada siaran yang tengah berlangsung di televisi.

Saat tengah serius menatap televisi di depannya, Nayna tiba-tiba saja, menginginkan sesuatu, dia teringat jika di dekat sekolahnya ada penjual getuk crispy, entah kenapa saat ini dia sangat menginginkannya.

"Kenapa kamu melamun?" Suara Arkan membuat Nayna tersadar dan segera menatapnya.

"Tidak kenapa-napa Om," ucap Nayna menggelengkan kepala.

Kenapa aku tiba-tiba menginginkan makanan itu, apa ini yang dinamakan ngidam? Batin Nayna.

Dia sampai membayangkan, getuk itu yang crispy di luar dan lembut di dalam, bahkan lelehan coklat manis yang menjadi isi dari getuk itu, benar-benar lumer di mulutnya.

"Apa kamu menginginkan sesuatu?" tanya Arkan, sontak membuat Nayna langsung menatapnya.

Mata mereka saling beradu pandang, Nayna bertanya-tanya dalam hatinya, apakah dia harus mengatakan keinginannya itu pada Arkan dan meminta izin untuk pergi membeli getuk itu.

"Kalau kamu menginginkan sesuatu katakan saja," sambung Arkan lagi.

Bagaimana bisa dia tahu, jika Nayna tengah menginginkan sesuatu, tentu saja dia melihat gerak-gerik Nayna yang sesekali membasahi bibirnya sambil melamun, jadi dia berpikiran jika saat ini istrinya itu sedang menginginkan sesuatu.

"Om aku boleh keluar gak? Aku janji hanya sebentar kok." Izin Nayna yang tidak ingin mengatakan yang sebenarnya.

"Mau ke mana dan mau ngapain?" tanya Arkan menatap Nayna dengan intens.

"Aku ada keperluan," ucap Nayna yang sudah mulai menundukkan kepalanya.

Dia merasa canggung ditatap secara intens seperti itu oleh Arkan, Nayna juga merasa seperti tengah diinterogasi oleh pria itu, hingga dia tidak berani menatap Arkan.

"Keperluan apa?"

Nayna mencebik dalam hati, atas pertanyaan yang terus dilayangkan oleh Arkan itu, padahal dia hanya akan pergi sebentar dan akan langsung pulang lagi, tapi kalau dia mengatakan apa yang ingin dia lakukan, apa pria yang tengah menginterogasinya itu akan mengijikannya.

"Aku mau pergi ke dekat sekolahku," sahut Nayna pada akhirnya.

"Mau ngapain?"

"Di dekat sekolahku ada yang berjualan getuk crispy, dulu aku sering membelinya karena rasanya enak dan sekarang aku mau membelinya lagi," terang Nayna, masih enggan untuk menatap Arkan.

"Baiklah," sahut Arkan, setelah mengatakan itu langsung bangun dari sofa dan berjalan ke arah kamarnya.

Nayna menatap ke arah Arkan dengan heran, dia tidak mengerti maksud dari ucapan pria itu barusan.

"Apa itu artinya Om Arkan ngijinin aku buat pergi." Nayna bergumam dengan tatapan bingungnya.

"Om Arkan kayaknya emang ngijinin aku deh, sebaiknya aku ganti baju dulu, nanti keburu terlalu sore."

Nayna pun mulai beranjak ke kamarnya, dia berganti baju dan sedikit memakai bedak dan lipbalm, agar wajahnya tidak terlalu pucat, setelah itu dia kembali keluar dari kamarnya.

"Kenapa lama?"

Nayna yang baru saja menutup pintunya tersentak kaget, saat mendengar suara Arkan yang berada di belakangnya, dia mengusap dadanya dan berbalik menatap Arkan yang berdiri dengan santai di belakangnya.

"Om, kenapa Om di sini?" Nayna berusaha menormalkan detak jantungnya yang nyaris copot

"Nungguin kamu lah, apa lagi."

"Menungguku, untuk apa?" tanya Nayna tidak mengerti maksud dari ucapan Arkan itu.

"Bukannya kamu tadi bilang mau makanan yang ada di dekat sekolah kamu."

"Iya, terus untuk apa Om, nungguin aku?"

"Ya untuk pergi bersama ke dekat sekolah kamu itu," sahut Arkan dengan santai.

"Maksudnya, Om mau anterin aku membeli makanan yang aku inginkan itu?" tanya Nayna yang masih memproses maksud dari ucapan Arkan itu.

"Iya, ya udah ayo kita berangkat sekarang saja," ucap Arkan yang sudah mulai mulai berjalan lebih dulu.

"Ta–tapi Om, Om tidak perlu repot-repot seperti itu untuk nganterin aku, aku bisa pergi sendiri kok," ucap Nayna sambil mengikuti langkah Arkan.

"Tidak, kamu pergi sama aku aja, lagian aku juga tidak ada kerjaan apa pun di rumah."

Nayna akhirnya hanya bisa pasrah, karena Arkan tidak mungkin bisa dia cegah, pria itu kini sudah mengunci pintu rumahnya dan melanjutkan langkahnya.

Nayna menghentikan langkahnya saat sadar jika Arkan tidak mengeluarkan motornya, dia pun beralih menatap Arkan yang ternyata sudah masuk ke dalam mobil yang baru dia sadari keberadaannya di depan rumah itu.

"Ayo masuk kenapa malah bengong." Arkan mengeluarkan kepalanya dari kaca pintu mobil yang terbuka.

"Kita pakai ini Om?" tanya Nayna menunjuk mobil itu dengan ragu.

"Iya, kamu tidak lihat, ini sudah mendung. Nanti kita bisa kehujanan kalau pakai motor."

"Baiklah kalau gitu," sahut Nayna, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dan mulai menaiki mobil itu.

Arkan segera menjalankan mobil itu, saat Nayna sudah duduk dan memasang sabuk pengamannya, dalam hati Nayna bertanya-tanya, apa mobil itu adalah mobil temannya Arkan.

"Om ini mobil siapa? Mobil teman Om yang waktu sempat jemput Om ya?" tanya Nayna menatap sekilas pada Arkan yaang serius dengan setir.

"Hemmmm." Hanya itu suara yang keluar dari mulut Arkan.

Nayna pun memilih tidak berbicara lagi, dia diam dengan tatapan fokus pada jalanan yang mereka lewati, hingga Arkan menanyakan arah jalan sekolah Nayna.

Nayna pun menyebutkan nama sekolah beserta jalannya, tiba-tiba saja kening Arkan mengerut saat Nayna menyebutkan alamat sekolahnya itu.

...----------------...

Maaf ya semuanya, untuk saat ini aku hanya akan up satu part tiap harinya, nanti kalau situasinya memungkinkan, aku pasti up-nya lebih lagi🙏

Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya🤗

Terpopuler

Comments

wonder mom

wonder mom

rafa yg menghamili nayna, keponakan arkan 1-1nya yg ortunya (kakak arkan dan iparnya) meninggal

2022-09-26

0

Shakila

Shakila

Next💪💪

2022-09-20

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

kapan mau deketnya thor klo begitu terus

2022-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!