BDPP. Part 16

"Ayo kita lanjut belanja lagi."

Suara Fara akhirnya mengalihkan atensi Nayna yang tengah termenung, hingga beralih padanya. Nayna kembali tersenyum dan mengangguk.

Akhirnya apa yang mereka butuhkan pun sudah mereka dapatkan, kedua troli yang mereka bawa sama penuhnya, kini mereka tengah berjalan ke arah kasir, mengantri untuk membayar.

"Kamu tidak ada yang kelupaan lagi?" tanya Fara pada Nayna.

"Kayaknya tidak ada deh, semuanya sudah lengkap," sahut Nayna kembali memeriksa isi trolinya.

"Baguslah kalau gitu," sahut Fara mengangguk.

Mereka menunggu dengan sabar, saat ini di sana memang cukup mengantri, jadi sambil nunggu, Fara memutuskan untuk memeiksa ponselnya terlebih dahulu, untuk memeriksa apakah ada pesan penting atau tidak di ponselnya itu.

Sementara Nayna fokus pada kasir yang saat ini tengah sibuk dengan belanjaan pengunjung di sana, ditengah aktivitasnya itu, Nayna merasa ponselnya yang berada di dalam tas kecil miliknya berdering.

Dirogohnya tas kecil itu dan mengeluarkan ponselnya, matanya terpaku saat melihat nama si penelepon, jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya, bahkan tangannya terasa gemetar dan lemas.

"Ayo Nay," panggil Fara yang sudah mulai melangkah.

"I-iya Mbak." Dengan perasaan kalut, Nayna mengabaikan telepon itu, dia juga mengubah ponselnya menjadi mode diam dan memasukkan kembali ke dalam tasnya.

Nayna menarik napas sedalam-dalamnya, mencoba menenangkan perasaannya, dia kemudian melangkah mendekati Fara yang sudah mulai memberikan barang belanjaannya pada kasir.

"Sekalian sama yang ini ya Mas, bayarnya." Fara mengambil alih troli milik Nayna, saat kasir sudah selesai menghitung barang belanjaannya.

"Mbak, biar itu saya sendiri saja yang bayar," ucap Nayna berusaha menolak.

"Tidak apa-apa biar sekalian saja," ucap Fara dengan santai.

"Tapi Mbak, belanjaannya, kan banyak," ucap Nayna lagi.

"Tenang saja, nanti aku akan minta ganti ke Maa Arkan," sahutan yang tanpa Nayna duga keluar dari mulut Fara dengan begitu entengnya.

"Tapi, Mbak—"

"Mas pinjam trolinya ke depan ya, berat soalnya."

Ucapan Nayna terpotong oleh suara Fara yang meminjam troli pada kasir, dia bahkan tidak sadar jika pembayarannya sudah selesai.

Dia sebenarnya merasa tidak enak karena belanjaan itu dibayar oleh Fara, apalagi saat Fara mengatakan jika dia akan meminta ganti pada Arkan.

Akhirnya Nayna pun hanya bisa pasrah, mengikuti Fara mendorong trolinya ke arah mobil mereka, dia berpikiran padahal Arkan sudah memberikan kartu ATM padanya.

Terus bagaimana dengan pria itu sendiri, jika kartu ATM miliknya ada di Nayna, beberapa hari yang lalu juga Nayna sempat mengecek isi kartu itu dan saat melihat nominalnya yang cukup besar, dia berpendapat pasti Arkan sengaja menabung uang itu dari gajinya.

Dia tidak memakai uang yang ada di sana sedikit pun, karena itu merupakan hasil jerih payah Arkan, rasanya tidak adik jika dia memakainya begitu saja.

"Kamu masuk duluan saja, aku mau anterin ini dulu ke dalam," ucap Fara saat mereka selesai memasukkan belanjaan mereka.

"Biar aku saja yang anterin Mbak, sebaiknya Mbak saja yang tunggu di dalam mobil," tawar Nayna, tapi lagi dan lagi ditolak oleh Fara,

"Sudah, biar aku saja, kamu tunggu aja di mobil, kamu pasti cape habis keliling supermarket tadi."

Tanpa menunggu jawaban dari Nayna, Fara berjalan dengan mendorong kedua troli itu, kembali masuk ke dalam supermarket.

Sementara Nayna menuruti apa yang Fara katakan sebelumnya, dia masuk duluan ke dalam mobil menunggu Fara kembali.

Saat ini hari sudah gelap, wajar saja. Tadi memang mereka pergi, saat hari sudah sore, lebih tepatnya setelah Fara pulang dari kantor. bahkan saat ini wanita yang jauh lebih tua dari Nayna itu masih memakai setelan kerjanya.

Rasa penasaran tiba-tiba saja hadir dalam hatinya, penasaran dengan orang yang meneleponnya beberapa saat lalu, apakah dia menelponnya lagi atau tidak, dia mengambil lagi ponselnya di tas.

Ternyata benar, nomor itu masih menghubunginya, bahkan saat dia mengeluarkan ponselnya itu, nomor itu baru selesai menghubungi.

Dia melihat, lebih dari sepuluh panggilan tak terjawab dan tak lama kemudian nomor yang sama kembali meneleponnya, dia bimbang, apakah harus mengangkat telepon itu, atau kembali memgabainya.

'Halo Nay.'

Mendengar suara itu Nayna hanya menatap kosong di depannya, jantungnya kembali berdetak lebih cepat, tangannya terkepal kuat, rasa marah, kesal, kecewa, dan sedih bercampur jadi satu, hingga menyesakkan dada.

'Sayang kenapa kamu diam? Kamu marah ya, sama aku yang tidak mengabarimu selama ini.'

Laki-laki di balik telepon itu berbicara dengan entengnya, seolah dia tidak melakukan kesalahan yang teramat fatal.

'Aku minta maaf karena tidak pernah ngabari kamu.'

Nayna tetap bungkam, tidak ada niatan untuk menyahuti orang di balik telepon itu, tatapannya masih lurus ke arah depan, hingga matanya melihat Fara yang sudah kembali mendekati mobil.

Tanpa menunggu selanjutnya ucapan dari si penelepon, dia pun segera memutuskan sambungan telepon itu, lalu memasukkan kembali ponselnya ke tas.

"Maaf lama, tadi ada yang kelupaan, jadi beli lagi," ucap Fara saat duduk di balik setir, dia menyimpan kantong kresek yang berukuran kecil ke kursi belakang.

"Iya, tidak apa-apa Mbak," sahut Nayna berusaha bersikap normal, meskipun hatinya masih terasa bergemuruh.

Fara pun mulai menjalankan mobilnya, meninggalkan supermarket itu.

"Kamu mau makan dulu di luar, apa mau langsung pulang?" tanya Fara tanpa menoleh.

"Langsung pulang aja Mbak, aku pengen istirahat, nanti aku makan di rumah saja," sahut Nayna tanpa semangat. Dia memang ingin segera pulang ke rumah dan mengistirahatkan dirinya.

"Baiklah kalau gitu."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang terjadi di antara mereka, Fara fokus dengan setirnya, sedangkan Nayna, sibuk dengan pikirannya tentang apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Kenapa kamu datang lagi, ke mana aja kamu selama ini. Batin Nayna.

Dia tak menyangka laki-laki yang dia cari beberapa bulan ini, kini menghubunginya sendiri, apa yang harus dia lakukan sekarang.

Apakah dia harus memberitahukan tentang kehamilannya pada laki-laki yang menjadi ayah biologis dari anak yang dikandungnya itu, tapi apakah laki-laki itu akan menerima anak itu.

Terlalu larut dalam lamunannya, Nayna sampai tidak menyadari jika mobil yang ditumpanginya itu, telah sampai di depan rumah, tapat saat mobil itu berhenti Nayna turun dari mobil.

"Kamu bisa bawa barang kamu sendiri?" tanya Fara padanya yang sudah turun dari mobil.

"Bisa Mbak," sahut Nayna mengangguk.

"Baiklah." Fara pun hanya mengangguk dan membiarkan Nayna mengambil dua kantong besar belanjaannya di bagasi.

"Makasih ya, Mbak sudah ajak aku belanja, sama udah dibayarin juga belanjaannya," ucap Nayna yang sudah kembali berdiri di samping mobil Fara.

"Iya sama-sama, lagian aku gak bayarin belanjaannya, karena yang bayarin Mas Arkan, aku hanya nemenin kamu aja," terang Fara.

"Oh gitu, tapi tetep makasih ya udah nemenin aku, Mbak Fara tidak masuk dulu," tawar Nayna.

"Enggak deh, aku udah ditungguin buat makan malam, kalau gitu aku langsung pergi ya, kamu hati-hati di rumah. Mas Arkan juga, kalau jadi lusa udah pulang," terang Fara.

Nayna mengangguk mendengar ucapan Fara itu. "Iya Mbak, hati-hati ya."

Fara mengangguk, dia kemudian mulai kembali menjalankan mobilnya pergi dari sana, setelah mobil Fara sudah tidak terlihat, Nayna pun mulai berjalan memasuki mobilnya.

Dia memutuskan untuk merapikan barang belanjaannya, setelah itu pergi membersihkan diri dan langsung pergi tidur, saat ini dia tidak berselera untuk makan ataupun minum susu.

Entah kenapa lagi-lagi Rafa yang kembali menghubunginya, membuat pikirannya bercabang, berbagai pertanyaan hadir dalam benaknya itu, tentang apa yang terjadi hingga Rafa pergi begitu saja dan menghubunginya kembali.

...----------------...

Aku minta dukungannya lagi dong dari kalian semuanya. Like, koment, vote dan hadiahnya, biar tambah semangat lanjut laginya🙈

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI SI RAFFA TU YG HUBUNGI NAYNA .

2023-04-01

0

Shakila

Shakila

Jangan pernah menerima orang yang pernah menyakitimu, karena itu sama aja masuk ke jurang yang sama untuk kedua kalinya 😌

2022-09-20

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

buat apa mantan...klo barang bekas buang aia ke tempatnya...

2022-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!