Di sebuah restoran yang berada di sudut Kota Singa— Singapura, seorang pria kini tengah menenangkan seorang wanita yang tengah bersedih.
"Padahal aku kurang apa lagi coba, berkali-kali dia bermain di belakangku, aku selalu memaafkannya, tapi kenapa, dia tidak pernah menghargai, semua itu dan malah melakukan hal yang sama selama berulang kali," racau seorang wanita yang terlihat cantik, meskipun dengan penampilan acak-acakan karena terus menangis.
Pria yang duduk di depannya itu kembali menghela napas, entah sudah berapa jam mereka berada di sana, bahkan tatapan aneh dari pelayan di restoran sudah beragam.
Dia yakin, para pelayan dan pengunjung di sana berpikir jika dia melakukan sesuatu pada wanita yang tengah menumpahkan kesedihannya itu.
"Apakah kamu gak capek nangis terus? Bahkan suara kamu sudah hampir habis," ucap pria yang tidak lain adalah Arkan pada wanita itu.
"Ar, emang aku kurang apa sih, sampai dia terus-terusan selingkuh," tuturnya lagi masih dengan menatap Arkan, sambil mengelap air mata yang terus berjatuhan di pipinya.
Meja yang seharusnya dipakai untuk menyajikan makanan itu, malah dipenuhi oleh tisu yang digunakan si wanita untuk mengelap air matanya, bagi Arkan pemandangan seperti ini sudah biasa dilihatnya, jadi dia sudah tidak merasa heran lagi dengan hal itu.
Listia Hanasta, wanita berusia 32 tahun, mantan Arkan, cinta pertamanya, sekaligus wanita yang membuat Arkan hingga detik ini masih belum bisa melupakan perasaan padanya.
Wanita yang berhasil masuk dan tinggal di ruangan spesial dalam hati Arkan dan tidak bisa keluar dari hati dan kehidupannya, wanita yang mampu mengikat Arkan, hingga hanya terpaku padanya.
"Ayo sebaiknya aku antarkan kamu kembali ke hotel, lihatlah ini sudah malam, kamu harus istirahat," ucap Arkan tanpa menjawab ucapan Listi sebelumnya.
Arkan dengan telaten memunguti tisu-tisu bekas Listi yang membuat meja berantakan, setelah selesai mengumpulkan tisu-tisu itu, dia menggulungnya menjadi satu dan menarik Listi untuk bangun.
Listi pun mulai berdiri dan mengikuti langkah Arkan, mereka keluar dari restoran itu setelah selesai membayar, Arkan kemudian membuang bulatan tisu itu ke tempat sampah yang berada tidak jauh sana.
Mereka memasuki mobil yang Arkan sewa selama berada di sana, dia membawa mobil itu ke hotel tempat Listi menginap terlebih dahulu untuk mengantarkannya, selama dalam perjalanan, wanita yang duduk dengan tenang di sampingannya itu tidak lagi bersuara.
"Pantesan diam," gumam Arkan saat melirik ke sampingnya, ternyata Listi sudah tertidur.
Arkan menjalankan mobilnya dengan santai, dia tidak ingin membangunkan wanita yang baru saja tenang itu, dia tahu wanita itu pasti lelah karena menangis selama beberapa jam.
Setelah sampai di depan lobby hotel yang menjadi tempat Listi menginap, Arkan secara perlahan mulai membangunkannya, hingga wanita itu pun mulai terusik dan membuka matanya.
"Kita udah sampai Ar?" Listi melenguh dan meregangkan tubuhnya.
"Ya kamu segeralah istirahat. Dan ingat! Jangan gegabah, selesaikan masalahmu saat kamu sudah merasa lebih tenang," ucap Arkan menatap Listi yang masih merapikan penampilannya, di kaca spion.
Listi beralih menatap Arkan untuk beberapa saat, dia kemudian mengangguk dan tersenyum, sisa tangis masih terlihat di wajah cantiknya itu.
"Makasih ya, lagi-lagi kamu mau jadi tempat aku untuk mengadu dan menjadi pendengar yang baik," ucap Listi tersenyum, hingga mata sipit yang merah dan bengkaknya, nyaris tertutup sempurna.
"Iya, kalau ada apa-apa kamu tinggal telepon aku lagi," sahut Arkan mengangguk.
"Kamu pulang ke Indonesia kapan?" tanya Listi.
"Lusa mungkin, kenapa?" Arkan menatap Listi dengan sedikit heran.
"Besok kita jalan-jalan dulu yuk, aku butuh asupan energi positif, sebelum pulang dan membahas masalah ini dengan suamiku," ucap Listi dengan raut wajah yang sudah kembali sedih, saat membahas tentang suaminya.
Arkan langsung mengangguk setuju, tidak memerlukan pertimbangan dahulu, kelemahannya ternyata masih tetap sama seperti dulu, dia tetap tidak bisa menolak apa pun yang wanita itu katakan.
"Baiklah, besok aku jemput kamu di sini," sahut Arkan.
"Oke, kalau gitu sampai ketemu besok, selamat malam, Ar," ucap Listi yang langsung membuka pintu mobil.
Listi melambaikan tangan pada Arkan, setelah itu mulai memasuki hotel tempatnya menginap, sementara Arkan, pria itu kemudian mulai menjalankan kembali mobilnya, membelah jalanan di kota yang dijuluki kota singa itu.
Dia beberapa kali menghela napas dalam, memikirkan tentang pertemanannya dengan Listi, dia tidak pernah berbohong, jika hingga saat ini wanita yang seharusnya menjadi masa lalu itu, masih menempati posisi terpenting dalam hatinya.
...********...
"Oh iya nama kamu Nayna kan?" tanya seorang wanita yang tengah serius mengemudikan mobilnya, dia bertanya tanpa menoleh ke arah Nayna.
"Iya, Mbak," sahut Nayna mengangguk samar.
Tak ada lagi percakapan di antara mereka, sesuai rencana Fara sebelumnya yang memang sengaja datang ke rumah Arkan dan menemui Nayna untuk mengajaknya pergi berbelanja.
Dia diminta oleh Arkan untuk menemani Nayna, karena Arkan yakin jika Nayna pasti tidak akan pergi ke mana pun, dia juga yakin jika kebutuhan sehari-hari di rumahnya pasti sudah hampir habis.
Tak lama kemudian mobil yang Fara kemudikan itu telah sampai di basement sebuah supermarket, Fara mengajak Nayna untuk segera turun, Nayna pun menurut, dia turun dan mengikuti Fara.
"Kamu ingat, kan? Apa saja yang sudah habis di rumah?" tanya Fara, saat mereka memasuki supermarket itu dan mengambil troli terlebih dahulu.
"Ingat Mbak," sahut Nayna.
"Baguslah, Mas Arkan juga meminta aku buat ingetin kamu buat beli susu, sama jangan terlalu banyak beli cemilan yang pedas," tutur Fara sambil mendorong troli menuju ke tempat sayuran terlebih dahulu.
"Iya Mbak," sahut Nayna singkat.
Mereka pun memilih makanan dengan sesekali berbincang, tapi lebih banyak Fara yang berbicara, sementara Nayna hanya menimpali seadanya saja, sebenarnya dia adalah orang yang tidak terlalu gampang akrab dengan orang lain, jadi di sana dia hanya menimpali ucapan Fara seperlunya saja.
"Apa kamu tidak pernah keluar sama sekali?" tanya Fara menatap Nayna yang berada di sampingnya, saat ini mereka tengah memilih buah-buahan.
"Belum pernah Mbak," sahut Nayna disertai gelengan kepala.
"Kenapa? Kamu tidak perlu merasa tidak enak, kalau kamu mau pergi ke luar, ya pergi saja, main sama teman misalnya, aku yakin kamu pasti merasa bosan jika di rumah terus setiap saat."
Nayna hanya menimpali ucapan Fara itu dengan sedikit senyuman, semenjak tahu hamil, dia memang menarik dirinya dari khalayak ramai, termasuk teman-temannya.
Dia memilih menyendiri, bahkan rasanya dia tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengan orang-orang yang sebelumnya mengenal dirinya.
"Aku tidak merasa bosan Mbak, justru aku lebih senang berdiam diri di rumah, mengerjakan semua pekerjaan rumah," sahut Nayna kembali tersenyum.
"Kamu jangan merasa terbebani dengan kehamilan kamu itu, meskipun dia hadir karena kesalahanmu, tapi itu tidak bisa kamu jadikan alasan untuk menjauh dari dunia," ucap Fara yang seolah tahu, bagaimana perasaan Nayna.
"Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, hanya saja cara dan kadar kesalahannya saja berbeda, aku sebenarnya cukup merasa salut sama kamu, kamu berani mengambil tindakan sebesar itu untuk mempertahankannya."
"Sekarang kamu syukuri kehadirannya, karena di luaran sana masih banyak orang yang mengharapkan kehadiran seorang anak, tapi mereka masih belum diberikan kepercayaan untuk itu."
Entah kenapa mendengar perkataan panjang lebar dari Fara, menimbulkan sebuah semangat baru untuk Nayna, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh wanita yang jauh lebih tua darinya itu.
Di luaran sana memang masih banyak orang yang sudah mengharapkan hadirnya seorang anak dalam kehidupan mereka, tapi dia sudah dipercaya untuk itu, meskipun hadirnya dengan cara yang salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Shakila
Lupakan mantan Arkan, mantan tetaplah mantan, jangan hanya diam di tempat, cobalah melangkah dan tinggalkan masa lalu.
2022-09-20
1
Cicih Sophiana
koq aneh ya sama Arkan...sebesar apa pun cinta nya buat sang mantan ...dia kan udah punya suami udah ga ada urusan lg dong...apa lg ini jauh...
2022-08-15
1
Rice Btamban
ku Arkan mau menemui mantan nya yg menyebab dia skt hati
2022-08-09
1