BDPP. Part 7

"Tumben kamu berkunjung ke sini, ada hal penting apa yang membawamu ke sini?" tanya seorang pria yang saat ini tengah duduk di kursi kerjanya, menatap pria yang baru saja mendudukkan dirinya di sofa dengan heran.

"Aku lagi mumet aja," sahut pria yang tidak lain adalah Arkan, menatap langit-langit ruangan itu dan menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.

"Mumet kenapa? Bukankah seharusnya pengantin baru harus happy-happy."

Arkan menatap sebal pada pria yang tengah duduk dengan santai, di meja kerjanya, pria yang tidak lain adalah temannya dari taman kanak-kanak, hingga kini mereka dewasa, dia tahu pria itu tengah menyindirnya.

Mereka berdua ibarat dua orang yang tidak bisa dipisahkan dari dulu, mereka selalu bersama, entah itu saat sekolah, hingga kuliah, benar-benar dua orang yang sulit untuk dipisahkan.

Meskipun tidak jarang mereka berdebat karena suatu hal yang tidak penting, tapi jika masalah kerja sama mereka benar-benar rekan yang bisa diandalkan.

"Bukankah kamu tau bagaimana semua itu terjadi," ucap Arkan dengan diiringi hembusan napas lelah.

Entah apa dosanya di masa lalu, hingga saat ini dia berada di situasi yang membuatnya, harus terikat dalam sebuah ikatan sakral tanpa rasa itu, dia rasanya ingin pergi sejauh mungkin, lari dari kehidupan yang membuatnya terikat seperti ini.

"Apa ada kemungkinan akan tumbuh benih-benih cinta di antara kalian?" tanya Ivan menatap sahabatnya itu dengan serius.

Saat ini dia sudah bergabung dengan Arkan, duduk di sofa, saling berhadapan dengan pria yang sudah menghabiskan banyak waktu dengannya itu.

"Aku yakin, tanpa aku jawab pun, kamu pasti sudah tau jawabannya," sahut Arkan yang juga menatap Ivan.

"Ya, aku sudah menebaknya, kamu masih belum bisa melepaskan dirimu dari bayang-bayang masa lalu. Dan itulah yang menjadi alasan sampai saat ini kamu tidak pernah mau membuka hati untuk mencoba melangkah ke masa depan," terang Ivan dengan nada yang sedikit tidak suka.

Dia memang tidak suka dengan sikap Arkan yang masih tidak mau melepaskan masa lalunya itu, pria itu dengan sengaja membiarkan dirinya selalu terjebak di masa lalu, mengharapkan hal yang jelas-jelas sudah menyakitinya.

"Sulit, meskipun aku sudah melepaskan dan mengikhlaskan dia, agar dia bahagia dengan pilihannya, tapi hati kecilku masih berharap kita bisa kembali seperti dulu." Arkan berbicara dengan tatapan menerawang jauh.

Lagi-lagi Ivan dibuat berdecak kesal dengan pria yang menurutnya bodoh itu, ingin rasanya dia memukul kepala sahabatnya itu dengan palu. Atau menjedotkan kepala keras itu ke dinding, agar sedikit encer dan mulai berpikir dengan jernih.

"Bukan sulit, tapi kamu tidak mau mencobanya," ucap Ivan memutar matanya malas.

Arkan tidak menimpali ucapan sahabatnya itu, dia kembali termenung mengenang masa lalu yang memberikan kebahagiaan juga memberikan luka untuk hatinya itu.

Namun, lagi dan lagi kebahagiaan dan luka yang hadir dalam hidupnya karena satu wanita itu, tidak membuat dia membenci wanita dari masa lalunya itu, wanita yang menjadi satu-satunya orang yang dia cintai.

Anggap saja dia bodoh, seperti yang sahabatnya itu katakan, dia masih tetap menyimpan dan membungkus rapi satu nama yang justru telah memporak-porandakan hidupnya dan menghancurkan hatinya berkali-kali dan masih memiliki keinginan agar wanita itu kembali padanya.

Namun, itulah cinta, separah apa pun luka yang telah dia berikan pada hatinya, itu tidak mampu menghilangkan rasa yang telah tertanam lama di hatinya, rasa itu seolah enggan untuk pergi dari tempatnya.

"Jadi apa rencanamu sekarang dengan pernikahanmu itu?" Ivan mengalihkan pembicaraan, ke pembahasan tentang rencana Arkan selanjutnya dengan pernikahan yang tidak dikehendakinya itu.

"Biarkan mengalir aja, dia mengatakan setelah kandungannya besar dan orang-tuanya tenang, dia akan menggugat cerai aku lagi," sahut Arkan dengan enteng, seolah tidak sedikit pun, ada keinginan untuk menjalani pernikahan itu dan menjadikannya nyata.

"Apa kamu benar-benar tidak memiliki keinginan untuk mencoba menerima pernikahan itu?" Ivan menatap Arkan dengan penasaran.

"Aku sudah menerima pernikahan ini, karena semuanya sudah terjadi, tapi untuk menerima orangnya. Aku rasa aku tidak akan bisa, saat ini aku hanya memiliki tanggung jawab untuk menjaganya, itu saja, tidak lebih," terang Arkan.

"Kenapa tidak kamu coba menerima orangnya juga sekalian?" Pancing Ivan.

Arkan tidak langsung menyahutinya, dia menyadarkan punggungnya di sandaran sofa dan memejamkan mata beberapa saat.

"Seperti yang selalu aku ucapkan sebelumnya, bagaimana bisa aku menerima orang baru, sementara orang dari masa lalu pun, masih enggan untuk aku lepaskan."

"Terus kalau seperti itu, kenapa kamu tidak coba bantuin wanita itu untuk mencari ayah dari anaknya saja, bukankah kamu juga akan lebih mudah untuk mengakhiri masalahmu itu."

"Aku juga ingin seperti itu, tapi jika pria itu pergi gitu aja, berarti dia memang tidak mau bertanggung jawab, percuma meskipun aku membatunya dan setelah menemukan pria itu, aku harus melakukan apa memintanya bertanggung jawab."

Ivan menganhguk dengan cepat, sebagai jawaban atas penyataan Arkan itu.

"Menurutmu apa yang akan terjadi, jika mereka benar-benar bersatu? Pria itu sudah jelas-jelas tidak ingin bertanggung jawab dengan pergi begitu saja, jadi meskipun dipaksa ujung-ujungnya juga, pasti hanya akan saling menyakiti," tutur Arkan yang kin sudah menegakkan tubuhnya.

"Kenapa kamu memikirkan hal itu, itu bukan urusanmu, mau seperti apa pun nantinya, ya terserah mereka," ucap Ivan.

"Melihat ketakutan dari mata wanita muda itu, aku yakin dia juga tidak mudah berada di posisinya saat ini, jadi aku hanya bisa membantunya untuk memberikan tempat berlindung, beberapa saat."

Ivan tidak bicara lagi, dia hanya diam menatap sahabatnya itu dengan dalam, dia memang tidak tahu bagaimana rasanya, jika dia di posisi pria itu, tapi dia yakin, itu tidaklah mudah.

Terjebak dalam sebuah ikatan yang tidak dia inginkan, tiba-tiba harus bertanggung jawab menjaga apa yang seharusnya bukan tugasnya.

Mungkin nasib sahabatnya itu, memang harus selalu menjadi penjaga, pertama dia usianya yang masih muda, dia harus dibebankan dengan menjaga keponakannya, saat kakak dan iparnya meninggal dunia.

Kedua dia harus menjaga wanita yang dia cintai dari jaman masih bau kencur, tapi giliran dewasa, wanita itu malah menjadi milik laki-laki lain, disangka menjaga jodoh, ternyata dia hanya menjaga jodoh orang.

Belum lagi, kini datang lagi makhluk yang entah datang dari belahan bumi mana, tiba-tiba datang dan secara tidak langsung menjadikan dia sebagai penjaga lagi, bahkan untuk dua nyawa sekaligus.

"Hidupmu itu benar-benar lucu," ucap Ivan setelah beberapa saat terdiam, memikirkan nasib sahabatnya itu.

"Kalau gitu, kamu tertawalah sepuasnya," sahut Arkan santai, dia kemudian mulai bangkit dari duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Ivan, saat melihat Arkan sudah berdiri.

"Kamu tidak lihat, ini masih jam kerja, aku harus kembali ke restoran," sahut Arkan mulai berjalan akan keluar dari ruangan itu.

"Sampai kapan, sih kamu mau kerja di sana?" tanya Ivan yang terdengar seperti nada protes.

"Sampai aku merasa bosan, mungkin," sahut Arkan yang sudah mulai menghilang dari balik pintu.

"Dari dulu perasaan tidak bosan-bosan," gerutu Ivan berjalan ke meja kerjanya.

Sementara itu, Arkan yang tengah berjalan dengan santai di lorong, menuju ke lift, dia berpapasan dengan seorang wanita yang beberapa tahun lebih muda darinya, wanita itu memasang senyum ramah padanya seperti biasa.

"Far, kamu sudah melakukan apa yang aku minta?"

"Sudah Mas, tadi aku sudah membeli semua yang Mas Arkan minta," sahut wanita bernama Fara— Wanita yang mengantarkan bahan-bahan, ke rumah Arkan tadi.

"Oke terima kasih Far," sahut Arkan tersenyum dan mengangkat jempolnya pada Fara.

"Iya sama-sama Mas," sahut Fara yang juga ikut tersenyum.

...----------------...

Satu part dulu update ya, akunya sibuk di dunia nyata sama nulis di lapak lain juga, nanti kalau santai, otaknya juga lancar, pasti up-nya dobel🙏

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

siap sebenarnya Arkan

2022-08-15

0

Syule

Syule

Uupp

2022-08-01

1

Rahmat

Rahmat

ok

2022-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!