BDPP. Part 9

"Tidak perlu, biar aku saja, kamu sebaiknya pergi tidur, ini sudah malam, tidak baik untukmu dan anakmu, kalau terlalu sering tidur malam," tutur Arkan yang juga ikut berdiri, menahan gerakan Nayna yang akan menuju ke kompor.

"Baiklah, aku ke kamar dulu ya Om," pamit Nayna yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Arkan.

Nayna pun segera berbalik, dia mengusap matanya yang sudah mulai basah, karena pembahasan sebelumnya dengan Arkan.

"Apa kanu sudah makan?" tanya Arkan menghentikan langkah Nayna yang akan keluar dari dapur, hingga membuat wanita kembali berbalik dan menatapnya.

"Sudah Om," jawab Nayna tersnyum tipis.

"Apa kamu tidak lapar lagi?" tanya Arkan lagi, kembali memastikan, karena dia pernah mendengar dari beberapa temannya yang istrinya sedang hamil, kadang sering merasa lapar.

"Tidak Om," sahut Nayna, disertai gelengan kepala.

"Apa kamu tidak menginginkan sesuatu?" tanya Arkan lagi.

Dia takut wanita itu menginginkan sesuatu, tapi tidak berani mengatakannya padanya, itu sebabnya dia berinisiatif bertanya hal itu.

"Tidak juga Om, memangnya kenapa ya?" tanya Nayna dengan heran.

"Tidak apa-apa, kalau kamu ingin sesuatu, bicara saja. Siapa tau aku bisa bantu cariin, apa yang kamu inginkan itu," ucap Arkan lagi.

Mendengar ucapan Arkan yang terdengar tulus itu, membuat sudut kecil di hati Nayna terasa hangat, dia merasa hangat, karena masih ada yang menanyakan hal itu, di saat dia merasa sendiri seperti ini.

"Aku tidak menginginkan apa pun Om, terima kasih karena sudah menanyakan hal itu," ucap Nayna kembali tersenyum.

"Ya sudah, kalau gitu kamu pergilah istirahat," ucap Arkan.

Nayna hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu dia mulai melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kamar, meninggalkan Arkan yang akan mandi.

Sementara itu, Arkan mulai mengangkat panci yang airnya sudah mendidih, tapi sebelum itu dia mematikan kompornya terlebih dahulu, pria itu pun membawa air panas itu ke kamar mandi dan menuangkannya ke dalam baskom yang berukuran cukup besar.

Sebelum mengisi baskom itu dengan air dingin, Arkan keluar dari kamar mandi, menyimpan panci ke tempat semula dan menuju ke kamarnya, untuk mengambil handuk dan kaos.

Arkan mandi dengan air hangat, menghilangkan rasa lengket di badannya karena aktivitasnya, setelah selesai dengan kegiatan mandinya, dia pun keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya dan kaos berlengan pendek yang menutupi bagian atas tubuhnya.

Dia memasuki kamarnya yang sederhana itu, di kamar itu hanya ada ranjang berukuran pas untuk dua orang, lemari yang cukup untuk baju-bajunya, juga meja yang tersedia sebuah laptop di meja itu.

Baru saja dia mendudukkan dirinya di ranjang, setelah selesai memakai celana dan tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk, ponselnya yang berada di meja dekat leptop pun berbunyi.

"Ya, ada apa?" tanya Arkan saat mengangkat telepon itu.

Kamu sudah memeriksa email belum, aku sudah kirimkan file yang akan kita bahas saat rapat besok.

"Ya aku akan memeriksanya sekarang," sahut Arkan dengan segera bergerak, membuka dan menghidupkan laptopnya.

Nanti kalau ada yang harus diperbaiki, kirimkan lagi saja padaku, biar langsung aku perbaiki.

"Ya, aku matikan dulu teleponnya," sahut Arkan pada si penelepon yang tidak lain adalah Ivan.

Dia langsung mematikan telepon itu dan membuka email di laptopnya, dia membaca dengan seksama setiap kata yang tercantum di dalam sebuah file kiriman dari Ivan itu.

...**********...

Keesokan paginya, Nayna sudah bangun saat subuh, dia seperti biasa pergi ke dapur bukan untuk masak, tapi untuk memuntahkan apa yang ada di perutnya, seperti rutinitas tetap yang selalu terjadi akhir-akhir ini.

"Kapan ini selesai," gumamnya sambil mengusap perutnya yang masih rata, saat dia sudah merasa selesai memuntahkan isi perutnya itu.

Nayna pun memutuskan untuk mulai melakukan pekerjaan rumahnya, dia menyingsingkan lengan baju dan mengikat rambutnya yang sebahu itu dengas asal, agar mempermudah pergerakannya.

Hal yang pertama dia lakukan adalah mencuci beras dan memasaknya menggunakan rice cooker, dilanjutkan dengan mencuci sayuran, rencananya hari ini dia mau membuat sop jamur salah satu menu makanan favoritnya, dia juga mencuci daging ayam yang akan dia buat ayam goreng krispi.

Setelah semua bahan telah dipotong dan dicuci dia pun melanjutkan dengan memasak satu per satu makanan itu dengan telaten, di tengah kegiatannya itu, dia mendengar langkah kaki yang mendekat, membuatnya menengok dengan tangan sibuk membolak-balikan masakan.

"Om, sudah bangun," ucap Nayna tersenyum.

"Hemmm," sahut Arkan yang langsung masuk ke kamar mandi dengan langkah cukup cepat.

"Om Arkan, kayaknya buru-buru," gumam Nayna dengan perhatian fokus pada masakannya.

Setelah masakannya selesai, Nayna pun menyimpan makanan itu di meja makan, dia kemudian menutupnya dengan tudung saji, dia kembali melanjutkan pekerjaan yang lainnya.

Arkan keluar dari kamar mandi, dia segera memasuki kamarnya, tidak menyapa Nayna yang saat ini masih berada di dapur tengah menyapu lantai, Nayna pun tidak mempermasalahkan masalah itu, dia hanya fokus pada pekerjaannya.

Saat Nayna menyapu ruangan tengah, Arkan keluar dari kamarnya dengan penampilan yang jauh berbeda dengan biasanya.

Pria itu tampak rapi dan kadar ketampanan yang kian bertambah dengan pakaian formal yang dikenakannya, Celana bahan yang senada dengan jas berwarna biru gelap yang menutupi kemeja berwarna putih, juga dasi berwarna hitam yang melingkar di lehernya itu.

Rambutnya di sisir dengan rapi, juga aroma parfum maskulin yang begitu menusuk di indera penciuman wanita muda yang saat ini tengah menatapnya tanpa berkedip itu.

Arkan terlihat seperti pria yang mapan, matang, juga berwibawa dengan pakaian yang melekat sempurna di tubuhnya, seolah pakaian itu memang dibuat khusus untuknya.

"Aku pergi dulu, aku tidak bisa memindahkan motorku ke luar, karena temanku sudah mau sampai," ucap Arkan yang sibuk membenarakan jam tangannya, tanpa melihat ke arah Nayna yang terpaku menatapnya.

"Iya Om, tidak apa-apa, biar nanti aku saja yang mindahin motornya ke luar," ucap Nayna setelah tersadar dari keterpakuannya menatap Arkan.

Arkan pun mengangguk, dengan perlahan kakinya yang terbungkus oleh kaos kaki dan sepatu hitam mengkilat itu, mulai melangkah melewati Nayna yang tengah berdiri di samping sofa dengan sapu di tangannya.

"Jangan telat makan, jangan terlalu capek juga," pepatah Arkan, saat dia membuka pintu rumah dengan menatap Nayna.

"Iya Om," sahut Nayna menganggukkan kepala.

Arkan kemudian keluar dari rumah, berjalan keluar dan berdiri di teras, Nayna hanya melihatnya, di depan pintu yang terbuka, melihat Arkan tengah sibuk dengan ponsel di tangannya.

Tak lama kemudian, sebuah mobil berwarna putih datang, mobil itu berhenti di pinggir jalan, depan rumah itu, Arkan pun mulai melangkah, mendekati mobil itu, dia kemudian memasuki mobil dari pintu samping kemudi.

"Mau ke mana Om Arkan, apa dia memiliki pekerjaan lain, dia tampak berbeda hari ini, dia bahkan di jemput oleh mobil mewah," gumam Nayna yang dapat melihat pergerakan Arkan, dari dalam rumah dan menatap mobil yang membawa Arkan itu dengan heran.

Terpopuler

Comments

Yohanes Yon

Yohanes Yon

mudah mudahan arkan cinta dgn nayna dan mau menerima nayna apa adanya..

2022-12-31

0

Shakila

Shakila

Curiga Arkan itu sebenarnya kaya deh🤔

2022-09-19

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

semoga aja mereka berjodoh...

2022-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!