Saat hari sudah gelap, Arkan pulang dengan motor maticnya, dia memasukkan motornya itu ke dalam rumah yang sudah sepi.
Lampu di rumah itu dibiarkan menyala, dia memindai setiap sudut ruang tengah, kali ini terlihat ada yang berbeda di sana, terlihat rapi dan bersih, meskipun biasanya juga tidak terlalu kotor karena biasanya jarang ditempati, tapi pasti saja selalu ada debu yang menempel.
Biasanya memang setiap seminggu sekali, selalu ada orang yang bekerja untuk membersihkan rumah itu, dari mulai menyapu, mengepel lantai, dan mencuci pakaiannya.
"Apa dia yang beresin?" gumamnya sambil melangkah dengan kantong plastik yang dibawanya dar restoran.
Itu adalah makanan untuk Nayna, karena dia yakin wanita yang kemarin menjadi istrinya dengan cara dadakan itu, belum makan malam, dikarenakan dia tadi pagi hanya mengirimkan dua porsi makanan, untuk sarapan dan makan siang.
Dia melangkah ke dapur, menyimpan kantong plastik itu di meja makan kecil yang terdapat empat kursi yang berjajar rapi, di daerah dapur juga terlihat lebih rapi dan bersih, dia semakin yakin jika wanita muda itulah yang merapikannya rumahnya itu.
Arkan melihat jam yang melingkar di tangannya, sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dia pun kembali membawa kakinya untuk menuju ke kamar Nayna dan mengetuk pintu itu.
"Apa kamu sudah tidur?" tanyanya saat tidak mendapatkan sahutan dari dalam kamar itu, ketika dia mengetuk beberapa kali.
"Kalau kamu lapar, makanlah makanan yang ada di meja makan, kamu bisa menghangatkannya terlebih dulu karena itu sudah dingin," ucapnya lagi, tanpa menunggu sahutan, dia langsung pergi ke arah kamarnya yang berada di samping kamar Nayna.
Keningnya mengerut, saat sudah berdiri di depan kamar, ada keranjang pakaian yang terisi penuh oleh baju-bajunya yang sudah rapi di depan pintu itu, dia pun mengangkat keranjang itu dan membawanya memasuki kamar.
Sementara itu di dalam kamar, Nayna saat ini sebenarnya belum tidur, dia masih belum bisa tidur, meskipun matanya sudah dipaksa untuk terpejam.
Alasan dia tidak bersuara atau menyahut saat Arkan mengantuk pintu dan memanggil namanya, karena dia masih merasa canggung dan tidak terlalu nyaman saat terlalu lama berhadapan dengan pria itu.
Jadi akhirnya dia memilih untuk diam, pura-pura sudah tidur, agar tidak harus berhadapan dengan Arkan, beberapa saat kemudian, akhirnya apa yang ditunggunya datang.
Matanya mulai terasa perih dan berat, dia pun segera menaikan selimutnya sampai ke leher, menutup seluruh tubuhnya, menghindar dari dinginnya malam.
...******...
Keesokan paginya ....
Lagi-lagi tidur wanita muda itu terganggu, dengan desakan yang medesak ingin keluar dari perutnya, hingga dengan sisa kantuknya dia berjalan, keluar dari kamar dan memuntahkan isi perutnya lagi di wastafel.
Kali ini lebih parah dari hari sebelumnya, dia terus memuntahkan isi perutnya tanpa henti, hingga akhirnya hanya sebuah cairan kuning yang keluar.
Kakinya terasa lemas, karena terus muntah seperti itu, hingga dia pun duduk di lantai dapur yang dingin itu, mengumpulkan tenaganya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar.
Setelah dirasa cukup nyaman, Nayna memutuskan untuk mulai berdiri, dia bejalan dengan berpegangan pada dinding, membuka pintu secara perlahan.
Kepalanya terasa beedenyut nyeri, tapi dia mencoba terus bejalan ke luar dari dari dapur menuju ke kamar, saat sudah hampir sampai di kamar, langkahnya semakin terasa berat.
Akhirnya tubuhnya pun oleng dan nyaris menghantam dinginnya lantai, jika tidak ada sepasang tangan kekar yang menyangganya.
"Kenapa kamu?" tanya Arkan masih memegangi tubuh Nayna.
"Hanya sedikit pusing, makasih Om," ucap Nayna melepaskan dirinya dengan pelan dari rengkuhan Arkan itu.
"Apa kemarin sore kamu tidak makan lagi?" tanya Arkan menatap Nayna yang menunduk dengan serius.
"Iya," sahut Nayna dengan anggukan kepala.
"Ayo ikut aku ke dapur," ucap Arkan sambil melangkah ke arah dapur.
Nayna menatap punggungnya dengan bimbang, antara mengikuti langkah Arkan atau kembali ke kamarnya, tapi di tengah kebimbangan itu, suara Arkan kembali menyadarkannya.
"Cepatlah!" perintah Arkan dengan nada tegas, membuat Nayna mau tidak mau pun, harus mengikutinya.
Nayna berjalan ke arah dapur, masih dengan langkah pelan, dia beberapa kali menggelengkan kepala, menghalau rasa pusing yang masih menerpanya itu.
"Duduklah!" perintah Arkan lagi, tanpa melihat ke arahnya dan sibuk mengeluarkan kotak makan dari kantong kresek yang dibawanya semalam.
Pria itu kemudian menyalakan kompor dan memanaskan teplon untuk menghangatkan, makanan yang masih utuh tidak tersentuh itu.
"Biar aku saja yang melakukan itu, Om harus segera mandi dan pergi bekerja" ucap Nayna tidak nyaman.
Arkan tidak mengindahkan ucapan Nayna itu, dia serius dengan kegiatannya. Hingga dia selesai menghangatkan makanan itu dan menuangkan ke dalam piring, lalu membawanya ke meja makan.
"Tunggu, aku ambil nasinya dulu," ucapnya, kemudian mengambil nasi yang juga dipanaskan di sebuah panci khusus untuk mengukus.
Dia mengangkat nasi dalam sebuah mangkuk stainless dan memindahkannya ke piring dengan hati-hati karena panas, Nayna sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, ekor matanya hanya sibuk mengikuti Arkan yang mondar-mandir di depan kompor itu.
"Ini makanlah."
Nayna menatap makanan di meja yang hanya ada satu porsi itu dengan tatapan ragu, jika dia memakan ini, terus bagaimana dengan Arkan, kurang lebih seperti itulah yang ada di pikiran Nayna saat ini.
"Terus bagaimana dengan Om, ini hanya ada satu porsi," ucap Nayna dengan pelan masih tidak berani menatap wajah Arkan dan hanya fokus melihat makanan itu.
"Aku tidak biasa makan pagi-pagi," sahut Arkan, lalu melangkah meninggalkan dapur.
Nayna akhirnya mulai mendekatkan piring-piring itu dan mulai meniupnya dengan perlahan, telinganya mendengar suara langkah yang kembali mendekat, dia tidak melihat asal suara itu, karena tahu jika itu adalah Arkan.
Arkan melewati meja makan dan langsung memasuki kamar mandi, sedangkan Nayna terus memakan makanannya, hingga makanan di kedua piring itu habis tak bersisa.
Nayna meminum air putih terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia bangun dari kursi dan membawa piring dan gelas kotor itu ke wastafel dan mencucinya.
"Kamu istirahat saja, tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah, biasanya seminggu sekali akan ada orang yang mengerjakannya," ucap Arkan keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap dengan rambutnya yang masih sedikit basah.
"Aku tidak apa-apa kok Om, aku bisa membereskan rumah," sahut Nayna menengok sekilas ke arah Arkan, setelah itu kembali mencuci piring yang belum selesai.
"Terserah kalau gitu," ucap Arkan, kemudian berlalu akan keluar dari dapur.
"Oh iya, nanti akan ada orang yang datang untuk mengantarkan bahan masakan," sambung Arka, tanpa menunggu sahutan dari Nayna, dia melanjutkan langkahnya menjauh dari dapur.
Tak lama kemudian, terdengar suara jika dia memanaskan motornya di teras, Nayna segera mengambil sapu dan mulai menyapu bagian ruang tengah, dari pintu yang terbuka itu, dia dapat melihat Arkan mulai memakai helm dan mulai menjalankan motornya.
Motornya mulai menjauh dari rumah, sedangkan Nayna kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan rumah, dengan menyibukkan diri seperti itu, dia dapat mengalihkan pikiran dari masalah hidupnya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf ya, buat pembaca yang sudah berkenan mampir ke cerita ini, kemarin bukan maksud aku gak up, tapi kemarin lagi ada gangguan, jadi baru beres review hari ini🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO MNURUT SYARIAT ISLAM YG BNAR, GK BOLEH NIKAHI WANITA YG HAMIL DILUAR NIKAH, MSKI SAMA BPK BIOLOGIS SI BAYI ATAUPN LKI2 LAIN YG BRTANGGUNG JAWAB, HRS MNUNGGU BAYI LAHIR DN LPAS MSA NIFAS BRU BOLEH DINIKAHI. SEANDAINYA TTP DINIKAHI, ITU HNY UNTUK TUTUP AIB, AGAR ADA STTUS BUAT SI BAYI, TPI TTP TK BISA SNTUH SI IBU KRN TTP HARAM,, STELAH SI IBU MLAHIRKN SLESAI MASA NIFAS, BRU NIKAH ULANG.. TPI BNYK ORG INDONESIA YG SALAH DLM MNERAPKN SYARIAT RUKUN NIKAH.. DN PENGHULU JUGA BNYK MMBIARKN TNP MMBRIKAN EDUKASI, ASAL DPT AMPLOP, DIAM MRK..
2023-04-01
2
Shakila
Sukses selalu Thor💪
2022-09-19
1
Cicih Sophiana
semangat thor sukses sll...
2022-08-15
0