BDPP. Part 5

Saat hari sudah gelap, Arkan pulang dengan motor maticnya, dia memasukkan motornya itu ke dalam rumah yang sudah sepi.

Lampu di rumah itu dibiarkan menyala, dia memindai setiap sudut ruang tengah, kali ini terlihat ada yang berbeda di sana, terlihat rapi dan bersih, meskipun biasanya juga tidak terlalu kotor karena biasanya jarang ditempati, tapi pasti saja selalu ada debu yang menempel.

Biasanya memang setiap seminggu sekali, selalu ada orang yang bekerja untuk membersihkan rumah itu, dari mulai menyapu, mengepel lantai, dan mencuci pakaiannya.

"Apa dia yang beresin?" gumamnya sambil melangkah dengan kantong plastik yang dibawanya dar restoran.

Itu adalah makanan untuk Nayna, karena dia yakin wanita yang kemarin menjadi istrinya dengan cara dadakan itu, belum makan malam, dikarenakan dia tadi pagi hanya mengirimkan dua porsi makanan, untuk sarapan dan makan siang.

Dia melangkah ke dapur, menyimpan kantong plastik itu di meja makan kecil yang terdapat empat kursi yang berjajar rapi, di daerah dapur juga terlihat lebih rapi dan bersih, dia semakin yakin jika wanita muda itulah yang merapikannya rumahnya itu.

Arkan melihat jam yang melingkar di tangannya, sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dia pun kembali membawa kakinya untuk menuju ke kamar Nayna dan mengetuk pintu itu.

"Apa kamu sudah tidur?" tanyanya saat tidak mendapatkan sahutan dari dalam kamar itu, ketika dia mengetuk beberapa kali.

"Kalau kamu lapar, makanlah makanan yang ada di meja makan, kamu bisa menghangatkannya terlebih dulu karena itu sudah dingin," ucapnya lagi, tanpa menunggu sahutan, dia langsung pergi ke arah kamarnya yang berada di samping kamar Nayna.

Keningnya mengerut, saat sudah berdiri di depan kamar, ada keranjang pakaian yang terisi penuh oleh baju-bajunya yang sudah rapi di depan pintu itu, dia pun mengangkat keranjang itu dan membawanya memasuki kamar.

Sementara itu di dalam kamar, Nayna saat ini sebenarnya belum tidur, dia masih belum bisa tidur, meskipun matanya sudah dipaksa untuk terpejam.

Alasan dia tidak bersuara atau menyahut saat Arkan mengantuk pintu dan memanggil namanya, karena dia masih merasa canggung dan tidak terlalu nyaman saat terlalu lama berhadapan dengan pria itu.

Jadi akhirnya dia memilih untuk diam, pura-pura sudah tidur, agar tidak harus berhadapan dengan Arkan, beberapa saat kemudian, akhirnya apa yang ditunggunya datang.

Matanya mulai terasa perih dan berat, dia pun segera menaikan selimutnya sampai ke leher, menutup seluruh tubuhnya, menghindar dari dinginnya malam.

...******...

Keesokan paginya ....

Lagi-lagi tidur wanita muda itu terganggu, dengan desakan yang medesak ingin keluar dari perutnya, hingga dengan sisa kantuknya dia berjalan, keluar dari kamar dan memuntahkan isi perutnya lagi di wastafel.

Kali ini lebih parah dari hari sebelumnya, dia terus memuntahkan isi perutnya tanpa henti, hingga akhirnya hanya sebuah cairan kuning yang keluar.

Kakinya terasa lemas, karena terus muntah seperti itu, hingga dia pun duduk di lantai dapur yang dingin itu, mengumpulkan tenaganya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar.

Setelah dirasa cukup nyaman, Nayna memutuskan untuk mulai berdiri, dia bejalan dengan berpegangan pada dinding, membuka pintu secara perlahan.

Kepalanya terasa beedenyut nyeri, tapi dia mencoba terus bejalan ke luar dari dari dapur menuju ke kamar, saat sudah hampir sampai di kamar, langkahnya semakin terasa berat.

Akhirnya tubuhnya pun oleng dan nyaris menghantam dinginnya lantai, jika tidak ada sepasang tangan kekar yang menyangganya.

"Kenapa kamu?" tanya Arkan masih memegangi tubuh Nayna.

"Hanya sedikit pusing, makasih Om," ucap Nayna melepaskan dirinya dengan pelan dari rengkuhan Arkan itu.

"Apa kemarin sore kamu tidak makan lagi?" tanya Arkan menatap Nayna yang menunduk dengan serius.

"Iya," sahut Nayna dengan anggukan kepala.

"Ayo ikut aku ke dapur," ucap Arkan sambil melangkah ke arah dapur.

Nayna menatap punggungnya dengan bimbang, antara mengikuti langkah Arkan atau kembali ke kamarnya, tapi di tengah kebimbangan itu, suara Arkan kembali menyadarkannya.

"Cepatlah!" perintah Arkan dengan nada tegas, membuat Nayna mau tidak mau pun, harus mengikutinya.

Nayna berjalan ke arah dapur, masih dengan langkah pelan, dia beberapa kali menggelengkan kepala, menghalau rasa pusing yang masih menerpanya itu.

"Duduklah!" perintah Arkan lagi, tanpa melihat ke arahnya dan sibuk mengeluarkan kotak makan dari kantong kresek yang dibawanya semalam.

Pria itu kemudian menyalakan kompor dan memanaskan teplon untuk menghangatkan, makanan yang masih utuh tidak tersentuh itu.

"Biar aku saja yang melakukan itu, Om harus segera mandi dan pergi bekerja" ucap Nayna tidak nyaman.

Arkan tidak mengindahkan ucapan Nayna itu, dia serius dengan kegiatannya. Hingga dia selesai menghangatkan makanan itu dan menuangkan ke dalam piring, lalu membawanya ke meja makan.

"Tunggu, aku ambil nasinya dulu," ucapnya, kemudian mengambil nasi yang juga dipanaskan di sebuah panci khusus untuk mengukus.

Dia mengangkat nasi dalam sebuah mangkuk stainless dan memindahkannya ke piring dengan hati-hati karena panas, Nayna sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, ekor matanya hanya sibuk mengikuti Arkan yang mondar-mandir di depan kompor itu.

"Ini makanlah."

Nayna menatap makanan di meja yang hanya ada satu porsi itu dengan tatapan ragu, jika dia memakan ini, terus bagaimana dengan Arkan, kurang lebih seperti itulah yang ada di pikiran Nayna saat ini.

"Terus bagaimana dengan Om, ini hanya ada satu porsi," ucap Nayna dengan pelan masih tidak berani menatap wajah Arkan dan hanya fokus melihat makanan itu.

"Aku tidak biasa makan pagi-pagi," sahut Arkan, lalu melangkah meninggalkan dapur.

Nayna akhirnya mulai mendekatkan piring-piring itu dan mulai meniupnya dengan perlahan, telinganya mendengar suara langkah yang kembali mendekat, dia tidak melihat asal suara itu, karena tahu jika itu adalah Arkan.

Arkan melewati meja makan dan langsung memasuki kamar mandi, sedangkan Nayna terus memakan makanannya, hingga makanan di kedua piring itu habis tak bersisa.

Nayna meminum air putih terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia bangun dari kursi dan membawa piring dan gelas kotor itu ke wastafel dan mencucinya.

"Kamu istirahat saja, tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah, biasanya seminggu sekali akan ada orang yang mengerjakannya," ucap Arkan keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap dengan rambutnya yang masih sedikit basah.

"Aku tidak apa-apa kok Om, aku bisa membereskan rumah," sahut Nayna menengok sekilas ke arah Arkan, setelah itu kembali mencuci piring yang belum selesai.

"Terserah kalau gitu," ucap Arkan, kemudian berlalu akan keluar dari dapur.

"Oh iya, nanti akan ada orang yang datang untuk mengantarkan bahan masakan," sambung Arka, tanpa menunggu sahutan dari Nayna, dia melanjutkan langkahnya menjauh dari dapur.

Tak lama kemudian, terdengar suara jika dia memanaskan motornya di teras, Nayna segera mengambil sapu dan mulai menyapu bagian ruang tengah, dari pintu yang terbuka itu, dia dapat melihat Arkan mulai memakai helm dan mulai menjalankan motornya.

Motornya mulai menjauh dari rumah, sedangkan Nayna kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan rumah, dengan menyibukkan diri seperti itu, dia dapat mengalihkan pikiran dari masalah hidupnya itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Maaf ya, buat pembaca yang sudah berkenan mampir ke cerita ini, kemarin bukan maksud aku gak up, tapi kemarin lagi ada gangguan, jadi baru beres review hari ini🙏

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KLO MNURUT SYARIAT ISLAM YG BNAR, GK BOLEH NIKAHI WANITA YG HAMIL DILUAR NIKAH, MSKI SAMA BPK BIOLOGIS SI BAYI ATAUPN LKI2 LAIN YG BRTANGGUNG JAWAB, HRS MNUNGGU BAYI LAHIR DN LPAS MSA NIFAS BRU BOLEH DINIKAHI. SEANDAINYA TTP DINIKAHI, ITU HNY UNTUK TUTUP AIB, AGAR ADA STTUS BUAT SI BAYI, TPI TTP TK BISA SNTUH SI IBU KRN TTP HARAM,, STELAH SI IBU MLAHIRKN SLESAI MASA NIFAS, BRU NIKAH ULANG.. TPI BNYK ORG INDONESIA YG SALAH DLM MNERAPKN SYARIAT RUKUN NIKAH.. DN PENGHULU JUGA BNYK MMBIARKN TNP MMBRIKAN EDUKASI, ASAL DPT AMPLOP, DIAM MRK..

2023-04-01

2

Shakila

Shakila

Sukses selalu Thor💪

2022-09-19

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

semangat thor sukses sll...

2022-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!