BDPP. Part 6

Setelah selesai dengan kegiatan pekerjaan rumahnya, Nayna memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah itu dia bersantai duduk di sofa, dengan membawa segelas air yang dia ambil dari dispenser karena merasa haus.

Nayna terus mengalihkan chanel televisi mencari siaran yang cocok untuk ditontonnya, tapi tidak juga menemukan siaran yang menurutnya cocok, dia akhirnya menghentikan aktivitas mengalihkan chanel televisinya itu disiaran berita.

Di simpannya remot ke meja yang di depannya, tepat di samping gelas, dia kemudian merebahkan tubuhnya dengan posisi miring menyaksikan siaran berita itu, hingga tanpa sadar dia terlelap, karena akhir-akhir ini setiap malam kurang tidur, hingga siangnya dia selalu mengantuk, mungkin itu adalah pengaruh kehamilannya.

Baru saja beberapa menit, Nayna tertidur di sofa, tidurnya harus terganggu karena ketukan di pintu rumah itu, wanita yang baru beranjak dewasa itu pun mendudukkan dirinya terlebih dahulu sebelum memeriksa siapa yang datang.

Setelah merasa nyawanya sudah terkumpul, dia pun mulai beranjak dari sofa, melihat dari jendela terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka pintu.

"Siang Non," sapa seorang wanita yang jauh lebih tua darinya, tampak rapi dengan setelan kantoran yang dikenakannya, tersenyum ramah pada Nayna.

"Siang Mbak, ada perlu apa ya?" tanya Nayna dengan bingung.

"Saya mau mengantarkan bahan-bahan masakan yang dipesan Mas Arkan," sahut wanita itu.

"Oh baiklah, silakan." Nayna mengangguk paham, dia teringat jika tadi pagi, sebelun berangkat kerja Arkan mengatakan akan ada orang yang mengantarkan bahan masakan.

"Saya ambil dulu dari mobil bahan-bahannya," ucap wanita itu kemudian melangkah keluar dan menuju ke mobil yang terparkir di depan rumahnya itu.

Nayna memperhatikan, pergerakan wanita dewasa itu dari ambang pintu, tak lama kemudian wanita itu mendekat dengan beberapa kantong belanjaan yang berada di tangannya.

"Biar saya bantu membawanya Mbak," tawar Nayna yang melihat wanita itu kesusahan membawa kantong belanjaan itu.

"Tidak Perlu Non, saya bisa sendiri kok," sahut wanita itu tersenyum pada Nayna.

Nayna akhirnya hanya mengangguk dan memperhatikan wanita itu, sibuk menyimpan beberapa makanan ke dalam kulkas, dia juga menyimpan bumbu dan bahan lainnya ke lemari yang ada di atas kompor dengan cekatan, terlihat jika wanita itu sudah biasa melakukan hal itu.

Nayna jadi berpikiran, apa wanita itu sudah biasa melakukan hal itu di rumah Arkan, melihat wanita itu tidak terlihat canggung sama sekali saat memasuki rumah itu.

Jangan-jangan, dia adalah pacarnya Om Arkan? batin Nayna, menduga-duga.

"Tapi kata pelayan di restoran itu, Om Arkan masih singgel," gumam Nayna dengan sangat pelan, hingga wanita yang tengah sibuk dengan kegiatan merapikan bahan-bahan itu tidak mendengarnya.

Sebelumnya Nayna memang sudah tahu, jika Arkan tidak memiliki istri atau pacar, karena cukup sering dia pergi ke restoran tempat Arkan bekerja.

Dia sering mendengar jika pelayan wanita di sana sering diam-diam membicarakan Arkan, mereka mengagumi Arkan dan selalu berharap dapat dekat dengan pria itu.

Memikirkan tentang Arkan, dia jadi ingat bagaimana Arkan jika sedang bekerja, pria dewasa itu selalu tersenyum ramah pada setiap pengunjung, dia juga sempat beberapa kali dilayani oleh pria itu saat makan di restoran itu.

Rupanya yang memang tampan, ditambah tampangnya yang sudah terlihat sangat dewasa menjadi plus ketampanannya, wajar saja jika para pelayan wanita yang jauh lebih muda darinya yang bekerja di sana, diam-diam mendambakan pria itu.

"Kayaknya, kantong yang berisi cemilannya ketinggalan di mobil," ucap wanita itu menyadarkan Nayna dari lamunannya tentang Arkan.

Dia menatap wanita yang saat ini sedang mencari-mencari sesuatu, wanita itu kemudian pergi dari dapur, keluar dari rumah, tak lama kemudian dia kembali dengan kantong yang cukup besar.

"Kalau mau makanan ringan di sini ya, Non makan aja apa yang Non mau, masak juga yang Non mau jangan sungkan, Mas Arkan sengaja membeli semua ini untuk Non," terang wanita itu sambil terus memasukkan satu persatu cemilan itu, pada lemari yang masih kosong.

"Sudah selesai, saya harus pergi lagi, karena masih ada pekerjaan lain," ucap wanita itu yang sudah selesai dengan tugasnya.

"Terima kasih Mbak," ucap Nayna setelah beberapa saat terdiam.

Wanita itu, menatap Nayna dan tersenyum dia kemudian mengangguk.

"Iya sama-sama, saya pergi dulu ya," ucap wanita itu.

Nayna mengangguk dan ikut tersenyum juga, dia mengantarkan wanita sampai ke depan rumahnya, wanita itu memasuki mobil dan langsung menjalankannya, menjauh dari rumah itu.

"Pakai mobil, penampilannya juga kayak seorang sekertaris, panggilannya ke Om Arkan juga tampak akrab, apa dia teman Om Arkan, sampai mau bela-belain nganterin belanjaan banyak gitu, padahalkan ini jam kerja," ucap Nayna yang sedikit heran.

Sebenarnya dia ingin bertanya, pada wanita itu apa hubungannya dan Arkan, tapi dia tidak berani mengingat hubungan dia dan Arkan, hanya terikat oleh sebuah pernikahan paksa, tidak seharusnya dia terlalu mencampuri kehidupan pria itu terlalu dalam.

Tidak mau terlalu memikirkan hal itu, dia kemudian kembali menutup pintu dan mematikan televisi yang masih menyala.

Dia memasuki kamarnya, dia tiba-tiba teringat, jika belum sempat membereskan baju-bajunya dengan benar, dia pun merapikan baju-bajunya, saat matanya tertuju pada tas selempang miliknya.

Nayna mengambil tas itu dan mengeluarkan isinya, hanya ada dompet yang berisi beberapa lembar uang dari papanya untuk bekal sekolahnya dulu, tangannya terulur, saat melihat sebuah kertas berwarna hitam.

Ditatapnya lembar kertas itu, kemudian memejamkan mata, merasakan hatinya lagi-lagi terasa sesak, tak lama kemudian tangannya terulur ke perutnya.

"Aku juga tahu apa yang aku lakukan ini salah, menarik orang yang tidak bersalah untuk menjadi tameng agar kamu selamat, tapi aku tidak berdaya, aku tahu dosa yang aku lakukan, hingga kamu hadir itu sangat besar, itu sebabnya aku tidak ingin dosaku kian bertumpuk dengan melenyapkan nyawa tak bersalah, seperti yang papa aku inginkan," gumamnya dengan air mata yang kembali luruh di pipinya.

Nayna sebenarnya sempat memutuskan ingin pergi, saat papanya meminta dia untuk menggugurkan kandungannya saat dia mengatakan, jika pria yang menjadi ayah dari anak yang saat ini bersemayam dalam perutnya, hilang tanpa kabar begitu saja.

Namun, dia terpikir tidak tahu harus pergi ke mana, dia tidak punya orang lain yang bisa dia mintai pertolongan, di tengah-tengah keputus-asaannya, tiba-tiba saja dia bertemu dengan Arkan.

Lucu memang, karena tiba-tiba saja meminta pertolongan pada Arkan, pria asing yang baru ditemuinya beberapa kali, dia memang tidak menjelaskan pada papanya, saat dia meminta Arkan untuk tanggung jawab, karena terlalu takut dengan ancaman papanya itu.

...----------------...

Sekali lagi author tekankan ya, ini hanya fiktif, jadi jika apa yang ada di cerita ini tidak sesuai dengan kehidupan nyata, harap mengerti karena ini hanya fiktif.

Selamat membaca kehaluan author remahan ini, makasih yang sudah memabca cerita ini, jangan lupa dukungannya juga ya, like, koment dan kalau ada votenya juga😁 biar akunya makin semangat up-nya🥰

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BIARPUN FIKTIF, TRKADANG BNYK JUGA TERJDI DIREALITA KHIDUPAN..

2023-04-01

0

Shakila

Shakila

Emang pasti tidak mudah berada di posisi itu, meskipun semua itu terjadi karena kesalahannya sendiri

2022-09-19

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

kasian Nayna masih remaja terlalu berat hidupnya...

2022-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 BDPP. Part 1
2 BDPP. Part 2
3 BDPP. Part 3
4 BDPP. Part 4
5 BDPP. Part 5
6 BDPP. Part 6
7 BDPP. Part 7
8 BDPP. Part 8
9 BDPP. Part 9
10 BDPP. Part 10
11 BDPP. Part 11
12 BDPP. Part 12
13 BDPP. Part 13
14 BDPP. Part 14
15 BDPP. Part 15
16 BDPP. Part 16
17 BDPP. Part 17
18 BDPP. Part 18
19 BDPP. Part 19
20 BDPP. Part 20
21 BDPP. Part 21
22 BDPP. Part 22
23 BDPP. Part 23.
24 BDPP. Part 24
25 BDPP. Part 25
26 BDPP. Part 26
27 BDPP. Part 27
28 BDPP. Part 28
29 BDPP. Part 29
30 BDPP. Part 30
31 BDPP. Part 31
32 BDPP. Part 32
33 BDPP. Part 33
34 BDPP. Part 34
35 BDPP. Part 35
36 BDPP. Part 36
37 BDPP. Part 37
38 BDPP. Part 38
39 BDPP. Part 39
40 BDPP. Part 40
41 BDPP. Part 41
42 BDPP. Part42
43 BDPP. Part 43
44 BDPP. Part 44
45 BDPP. Part 45
46 BDPP. Part 46
47 BDPP. Part 47
48 BDPP. Part 48
49 BDPP. Part 49
50 BDPP. Part 50
51 BDPP. Part 51
52 BDPP. Part 52
53 BDPP. Part 53
54 BDPP. Part 54
55 BDPP. Part 55
56 BDPP. Part 56
57 BDPP. Part 57
58 BDPP. Part 58
59 BDPP. Part 59
60 BDPP. Part 60
61 BDPP. Part 61
62 BDPP. Part 62
63 BDPP. Part 63
64 BDPP. Part 64
65 BDPP.Part 65
66 BDPP. Part 66
67 BDPP. Part 67
68 BDPP. Part 68
69 BDPP. Part 69
70 BDPP. Part 70
71 Promosi cerita Author @tiiam97
72 BDPP. Part 71
73 BDPP. Part 72
74 BDPP. Part 73
75 BDPP. Part 74
76 BDPP. Part 75
77 BDPP. Part 76
78 BDPP. Part 77
79 BDPP. Part 78
80 BDPP. Part 79
81 BDPP. Part 80
82 BDPP. part 81
83 BDPP. Part 82
84 BDDP. Part 83
85 BDPP. Part 84
86 BDPP. Part 85
87 BDPP. Part 86
88 BDPP. Part 87
89 BDPP. Part 88
90 BDPP. Part 89
91 BDPP. Part 90
92 BDPP. Part 91
93 BDPP. Part 92
94 BDPP. Part 93
95 BDPP. Part 94
96 BDPP. Part 95
97 BDPP. Part 96
98 BDPP. Part 97
99 BDPP. Part 98
100 BDPP. Part 99
101 BDPP. Part 100.
102 BDPP. Part 101
103 BDPP. Part 102
104 BDPP. Bonus Chapter
105 BDPP. Bonus Chapter
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BDPP. Part 1
2
BDPP. Part 2
3
BDPP. Part 3
4
BDPP. Part 4
5
BDPP. Part 5
6
BDPP. Part 6
7
BDPP. Part 7
8
BDPP. Part 8
9
BDPP. Part 9
10
BDPP. Part 10
11
BDPP. Part 11
12
BDPP. Part 12
13
BDPP. Part 13
14
BDPP. Part 14
15
BDPP. Part 15
16
BDPP. Part 16
17
BDPP. Part 17
18
BDPP. Part 18
19
BDPP. Part 19
20
BDPP. Part 20
21
BDPP. Part 21
22
BDPP. Part 22
23
BDPP. Part 23.
24
BDPP. Part 24
25
BDPP. Part 25
26
BDPP. Part 26
27
BDPP. Part 27
28
BDPP. Part 28
29
BDPP. Part 29
30
BDPP. Part 30
31
BDPP. Part 31
32
BDPP. Part 32
33
BDPP. Part 33
34
BDPP. Part 34
35
BDPP. Part 35
36
BDPP. Part 36
37
BDPP. Part 37
38
BDPP. Part 38
39
BDPP. Part 39
40
BDPP. Part 40
41
BDPP. Part 41
42
BDPP. Part42
43
BDPP. Part 43
44
BDPP. Part 44
45
BDPP. Part 45
46
BDPP. Part 46
47
BDPP. Part 47
48
BDPP. Part 48
49
BDPP. Part 49
50
BDPP. Part 50
51
BDPP. Part 51
52
BDPP. Part 52
53
BDPP. Part 53
54
BDPP. Part 54
55
BDPP. Part 55
56
BDPP. Part 56
57
BDPP. Part 57
58
BDPP. Part 58
59
BDPP. Part 59
60
BDPP. Part 60
61
BDPP. Part 61
62
BDPP. Part 62
63
BDPP. Part 63
64
BDPP. Part 64
65
BDPP.Part 65
66
BDPP. Part 66
67
BDPP. Part 67
68
BDPP. Part 68
69
BDPP. Part 69
70
BDPP. Part 70
71
Promosi cerita Author @tiiam97
72
BDPP. Part 71
73
BDPP. Part 72
74
BDPP. Part 73
75
BDPP. Part 74
76
BDPP. Part 75
77
BDPP. Part 76
78
BDPP. Part 77
79
BDPP. Part 78
80
BDPP. Part 79
81
BDPP. Part 80
82
BDPP. part 81
83
BDPP. Part 82
84
BDDP. Part 83
85
BDPP. Part 84
86
BDPP. Part 85
87
BDPP. Part 86
88
BDPP. Part 87
89
BDPP. Part 88
90
BDPP. Part 89
91
BDPP. Part 90
92
BDPP. Part 91
93
BDPP. Part 92
94
BDPP. Part 93
95
BDPP. Part 94
96
BDPP. Part 95
97
BDPP. Part 96
98
BDPP. Part 97
99
BDPP. Part 98
100
BDPP. Part 99
101
BDPP. Part 100.
102
BDPP. Part 101
103
BDPP. Part 102
104
BDPP. Bonus Chapter
105
BDPP. Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!