"Aku senang deh Om jemput aku ke sekolah lagi!" celoteh Chloe.
"Hehehehe...iya, kebetulan Om sedang tidak sibuk makanya bisa jemput kamu!" Noah menoel-noel pipi gembul Chloe.
Padahal Noah memiliki niat terselubung sendiri dibalik aksinya yang menjemput sang keponakan. Dia ingin bertemu dengan Luna secara langsung dan meminta maaf.
Sebenarnya peristiwa perjamuan makan yang tidak mengenakkan itu sudah terjadi seminggu yang lalu, tapi Noah baru memiliki keberanian untuk menyampaikan permohonan maaf sekarang.
Ketika dia bertekad untuk meminta maaf pada Luna setelah h+1 setelah kejadian, hal itu malah urung dilakukan karena gengsinya yang setinggi pohon kelapa.
"Ayo Om masuk ke mobil! Kok malah noleh kanan-kiri, aku udah kepanasan nih!"
"Sebentar ya Chloe, Om mau ada perlu sama seseorang..."
"Sama siapa Om? Pasti Tante Pretty ya?" Chloe menaik-naikkan kedua alisnya guna menjahili Noah.
"Shht..kamu diam saja! Nanti pulangnya Om beliin es krim deh, pokoknya tunggu sebentar!"
"Asyik!! Oke deh, aku nurut!"
Tak lama, orang yang ditunggu-tunggu oleh Noah akhirnya muncul juga. Luna terlihat cantik memakai blouse warna peach dengan celana white jeans dan rambutnya yang dikuncir satu tinggi keatas.
"Om, itu tuh ada Tante Pretty...kok malah bengong sih!" Chloe menggoyang-goyangkan tubuh Noah yang diam membeku.
"Eh..hhh..i-iya sebentar!" jawab Noah terbata-bata.
Noah pun langsung menggandeng tangan kecil Chloe dan bergegas menghampiri Luna sebelum dia terburu pergi.
"Luna, tunggu!!!" teriak Noah dari kejauhan.
Luna yang merasa namanya dipanggil pun akhirnya menoleh pada sumber suara tersebut.
"Om Noah? Ckk.." Luna mencebik kesal saat mendapati orang yang tadi memanggilnya adalah Noah.
"Halo, Tante Pretty.." Chloe melambaikam tangannya untuk memberi salam pada Luna.
"Halo juga Chloe sayang!" Luna menyapa balik Chloe. Meski Luna kesal dengan Noah, hal itu tak membuat sikapnya dingin terhadap Chloe. Karena masalah utamanya terletak pada Noah.
"Dion kemana Tante? Kok sendirian..?" Chloe celingukan mencari keberadaan Dion.
"Lagi sakit Dion nya..ini Tante datang ke sekolah untuk mengantarkan surat dokter ke wali kelasnya Dion," jawab Luna.
"Semoga Dion cepat sembuh Tante..sampaikan salamku untuk Dion ya!!"
"Pasti sayang..nanti Tante bilangin ke Dion!" Luna ingin sekali mencubit pipi gemas Chloe, tapi apalah daya..dia takut kalau Noah malah mengamuk. Noah sudah pernah mewanti-wanti Luna untuk tidak dekat-dekat dengan keluarganya.
Noah yang sedari tadi merasa dicueki mulai bersuara, "Saya perlu bicara sama kamu Lun.."
"Mau apalagi Om?" Luna menatap Noah malas.
"Ada beberapa hal yang perlu saya bicarakan. Bisa kamu ikut saya sebentar?"
"Enggak bisa Om, ini lagi repot! Saya harus pulang karena mau bantu orang tuanya Dion untuk ngurusin anaknya yang lagi sakit."
Penolakan dari Luna cukup menohok hati Noah. Nampaknya Luna sudah terlampau kecewa sehingga dia enggan untuk berbicara lagi dengannya.
"Saya mohon Lun, saya perlu bicara sama kamu. Malam ini saya akan jemput kamu di rumah."
"Tapi saya enggak mau Om! Urusan kita sudah selesai, lebih baik fokus dengan kehidupan masing-masing. Sesuai janji dan kesepakatan yang Om ucapkan sendiri, saya tidak akan dekat-dekat dan menganggu keluarga kalian lagi. Saya permisi. Chloe..Tante pamit dulu ya..."
Luna langsung menyalakan motornya untuk segera pergi meninggalkan Noah dan Chloe.
"Om lagi berantem ya sama Tante Pretty?" Chloe curiga setelah melihat wajah kedua orang dewasa yang dihadapannya itu kurang bersahabat.
Noah mengelus rambut Chloe, "Enggak kok sayang.. semuanya baik-baik saja. Itu memang Tante Pretty nya saja yang sedang sibuk."
"Oh begitu...oke deh Om!" Chloe yang masih kecil tak begitu paham dengan urusan orang dewasa yang sedang bersitegang. Maka dari itu dia mudah dibujuk.
"Kita pulang sekarang ya..Om akan belikan kamu es krim!"
"Yeayyy!! Makasih Om!!"
Karena sudah terlanjur janji, Noah harus menepati keponakan kesayangannya untuk membeli es krim. Semoga saja Isabelle tidak marah karena sejatinya dia membatasi Chloe untuk makan es krim.
Meski baru saja mendapat penolakan dari Luna, Noah tak akan gentar menyerah. Malam nanti, dia akan tetap pergi ke kontrakan Luna dan mengajaknya pergi keluar.
Entah bagaimanapun caranya, Noah harus bisa memaksa Luna untuk berbicara empat mata. Noah tak ingin memiliki perasaan mengganjal karena belum mendapatkan maaf dari perempuan yang sudah seminggu ini menghantui pikirannya.
***
Mohon kesediaannya untuk teman-teman agar memberi like, vote dan hadiah ya teman-teman..agar author lebih semangat dalam berkarya 😊 Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments