Noah
Sebuah perpisahan tak bisa terelakkan. Kini, tak ada lagi yang tersisa dari pernikahanku dan Malena. Proses persidangan sempat berjalan alot, karena Malena bersikukuh untuk mempertahankan pernikahan kami yang sejatinya memang sudah tak bisa diselamatkan. Malena terus-terusan mempersulit langkah hakim untuk ketok palu.
Tapi sekarang, aku sangat lega semuanya telah berakhir. Proses panjang yang aku lewati selama 4 bulan akhirnya membuahkan hasil. Aku dan Malena resmi bercerai. Statusku sudah menjadi seorang duda sekarang.
Untuk pembagian harta gono-gini, aku tidak terlalu ambil pusing. Aku memberikannya aset berupa rumah dan mobil, yang masing-masing terdiri dari 1 unit. Anggap saja itu sedekah karena dia sudah menemaniku selama 8 tahun. Tidak..tidak! Bukan 8 tahun, lebih tepatnya hanya 6 tahun. Karena 2 tahun terakhir dia tak mengurusku.
"Dek, kamu bisa tolong jemput Chloe ke sekolah enggak?" Isabelle menghampiriku ke dapur saat aku sedang mencari kotak sereal.
"Jam berapa emang pulangnya?" tanyaku.
"Habis gini jam 11 siang..." jawab Isabelle.
Sudah dua hari ini kakakku dan suaminya menginap di rumah. Alasannya karena permintaan Isabelle yang sedang mengidam. Di kehamilannya yang kedua ini, dia selalu ingin berdekatan denganku tak tahu kenapa.
Bahkan sebelumnya, dia selalu merengek memintaku untuk tidur sekasur bersamanya. Aneh bukan? Untung saja Steven sabar menghadapi mood swing Kak Isabelle.
"Hmmm..sebenarnya aku mau ke kantor sih untuk cek laporan keuangan dan rapat" jawabku.
Di bulan ini aku sangat sibuk, bahkan harus lembur dalam beberapa hari terakhir.
Proses perceraian ku dengan Malena banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Gara-gara terlalu larut dalam kesedihan, aku sering mengabaikan urusan perusahaan alhasil pekerjaanku terbengkalai.
"Tolongin Kakak lah dek..soalnya Kakak janjian sama dokter mau check-up kandungan. Harusnya besok tapi mendadak di reschedule, karena dokternya mau luar kota besok" rengek Isabelle.
"Emang enggak ada yang bisa disuruh lagi ya selain aku?"
"Kalau ada yang bisa disuruh juga Kakak gak bakalan minta tolong kamu! Steven sama supirku lagi ke Semarang untuk jemput mertua Kakak. Mereka pengen nemenin Kakak lahiran..sama kayak pas dulu Chloe brojol!"
"Mommy sama Daddy juga lagi liburan ke Bandung sama supir. Aku enggak ada baby sitter, nyuruh ART jemput Chloe aku gak mau..dia masih orang baru, aku belum terlalu percaya. Ayolah...please ya!" Isabelle memelas dan membuat gesture memohon.
Kalau sudah begini aku tidak tega. "Okelah, demi keponakan kesayangan..biar aku yang jemput. Aku cancel agenda ku hari ini!"
Isabelle berjalan mendekat dan mencubit pipiku. "Terima kasih adikku baik hati nan ganteng...semoga cepet dapet jodoh lagi!"
"Mulai lagi kan bahas yang aneh-aneh. Aku masih belum kepikiran, masih trauma! Mending jomblo seumur hidup aja!" aku mengomel.
Aku selalu risih kalau kakakku membahas soal itu. Aku sungguh tak berminat mencari pendamping lagi, apalagi dalam waktu dekat.
"Hushh...ngomong apa sih! Mana boleh ngomong jelek-jelek begitu! Udah ah..kakak berangkat dulu ya. Jangan lupa jemput Chloe...bye, love you!" Isabelle mengambil tas kecilnya dan meninggalkanku sendiri di kitchen island.
***
Saat ini aku sampai di depan sekolah Chloe. Aku menunggu di mobil saja, karena di luar panas. Lagipula malas juga kalau aku duduk di ruang tunggu penjemputan, yang ada aku malah bertemu dengan ibu-ibu wali murid rumpi yang suka menggoda. Risih sekali rasanya...
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 tepat, tandanya keponakan cantikku sudah keluar kelas.
"Pak Farid tunggu disini saja ya, biar saya yang turun" Chloe akan lebih senang jika aku yang menyambutnya di gerbang sekolah.
"Baik, Pak Noah."
Dan benar dugaanku, belum lama aku tiba di gerbang..aku sudah bisa melihat senyum manis terpancar dari wajah Chloe yang berlari ke arahku.
"Hello Princess..." aku meleburkan kedua tanganku untuk menyambut pelukannya.
"Hello Om! Aku kaget dijemput sama Om..kok tumben?! Mama sama Papa kemana?" tanyanya.
Aku menjauhkan pelukanku dari Chloe dan menatapnya. "Mama sama Papanya Chloe lagi sibuk, jadi Om yang jemput.. enggak apa-apa kan?"
"It's okay Om, aku senang kok Om jemput...udah lama juga hehe.."
"Okay let's go cantik..time to go home!!!", aku menggandeng tangan mungilnya.
Ketika kami hendak menuju parkiran, Chloe menahanku. "Om..Om...itu bukannya Tante Pretty ya?!"
"Tante Pretty siapa?" aku lupa-lupa ingat.
"Itu lho Om, yang dulu pernah nolongin aku dari penculikan..Tante Pretty..ingat?!"
Aku baru ingat sekarang. "Ohhh..iya, iya Om tahu..dimana Tante Pretty nya?"
"Itu tuh..yang naik motor merah!" Chloe menunjuk kearah parkiran motor.
"Om enggak kelihatan!! Kamu salah lihat mungkin!"
"Ihh..Om sih udah tua! Gitu aja gak kelihatan, ayo kita kesana! Aku kangen Tante Pretty, please Om..mumpung belum pergi .."
Chloe menarik tanganku tanpa aba-aba membuatku hampir limbung. Aku mengikut saja lah, Chloe sama seperti Kak Isabelle..suka mengomel kalau tidak dituruti.
"Tante Pretty..." sapa Chloe pada perempuan itu. Yang dipanggil pun menoleh.
"Ehh...kamu..Chloe bukan?" tanyanya.
"Iya Tante, aku Chloe..yang pernah Tante tolongin dulu. Masih ingat kan?!"
"Masih dong...lagi dijemput sama Om ya?" perempuan itu menoleh kearahku sembari tersenyum menganggukkan kepalanya. Aku tak bereaksi apa-apa.
"Iya Tante..Mama dan Papa lagi sibuk, jadi aku dijemput Om aku. Tante ngapain kesini?"
"Tante lagi jemput anak tetangga yang kebetulan sekolah disini juga! Kenalin sayang..ini namanya Dion."
Aku baru sadar jika sedari tadi perempuan itu tidak sendirian. Ia sedang menggandeng bocah laki-laki yang sepertinya sepantaran dengan usia Chloe. Perempuan itu menyodorkan keduanya untuk berkenalan.
"Halo Dion, aku Chloe dari kelas 1B" Chloe mengambil inisiatif pertama.
"Hi..Chloe! Namaku Dion kelas 1D"
Kedua bocah itu saling berjabat tangan dan tersenyum malu-malu. Mereka berada di jenjang yang sama tapi berbeda kelas.
"Tante mau kemana kok pakaiannya cantik banget, pake make up lagi!"
"Tante mau pergi ke Mall sama Dion" jawabnya.
"Wah seru tuh Tante, jadi pengen ikutan!!" Chloe melirik ke arahku. Gadis kecil ini sedang memberi kode rupanya.
"Chloe kita pulang sekarang ya, Mama nanti mencari..Om yang dimarahin kalau Chloe belum pulang!" ucapku.
"Ahh...enggak mau Om, kita ke Mall aja yuk sama Tante Pretty dan Dion. Kita jalan-jalan..aku bosan di rumah! Mama sama Papa sibuk terus gak pernah ajakin aku pergi karena perut Mama sudah besar!" dia mulai merayu.
Ini semua gara-gara si Tante Pretty itu! Coba saja kalau dia tidak bilang ke Mall...Chloe tidak akan merajuk seperti ini. Merepotkan saja..
"Ehmm..Chloe nurut ya sama Om, lebih baik pulang dan izin sama Mamanya dulu. Nanti nyariin lagi loh, panik kayak waktu itu. Nurut ya sayang...kapan-kapan bisa jalan di lain waktu!" perempuan itu mulai berbicara. Mungkin dia merasa bersalah karena mengiming-imingi Chloe.
"Please Om!" wajah Chloe yang memelas seperti Kak Isabelle inilah yang sulit untuk kutolak. Sama seperti Mamanya yang tadi pagi merayuku untuk menjemput ke sekolah.
"Oke iya..iya..kita ke Mall" aku terpaksa menjawab karena Chloe tak henti-hentinya menarik lengan kemejaku.
"HORAYYYYY!!!" Chloe bersorak gembira..
Dengan perasaan terpaksa aku akhirnya menuruti permintaan keponakan tersayangku ini agar tidak bawel dan cerewet lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments