Noah
BRAKKK.....
"Ya ampun...Noah!! Badan kamu panas banget ini! Kita ke rumah sakit sekarang ya nak..Mommy khawatir.."
Mommy mendobrak pintu kamarku dan menerobos masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Ckk..Noah malas Mom, aku enggak suka bau rumah sakit. Dikasih obat juga nanti sembuh-sembuh sendiri", ujarku lemah.
"Udah berapa hari sakit? Mbok laporan ke Mommy katanya kamu udah 3 hari ini tepar di rumah..kenapa enggak ngabarin sih?! Punya handphone itu dipakai.."
Sial sekali nasibku, lagi sakit demam begini tapi malah diomelin sama kanjeng ratu. Makin pusing lah kepalaku.
Tiga hari belakangan ini aku memang tidak masuk kantor karena terkena demam dan flu. Untuk sementara pekerjaan kantor sedang di handle oleh asistenku, Hemas.
"Terus istri kamu kemana hah?! Kok batang hidungnya enggak nampak? Suaminya lagi sakit begini malah dianggurin...!", ketus Mommy.
Malena, istriku, memang tidak terlalu cocok dengan Mommy. Bahkan bisa dibilang, Malena tidak dekat dengan keluargaku. Setiap kali bertemu, bawaannya selalu saja ribut. Pasti bersitegang! Karena saat menikah dengan Malena, aku memang tidak mengantongi restu dari orang tua.
"Aduhh..Mommy berisik banget sih, anakmu lagi sakit nih! Kenapa jadi diomelin! Pusing akunya...Malena ada di luar kota Mom. Dia lagi ada pameran fashion disana."
"Cihh...dia lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan kamu! Padahal kalau dia lagi sakit manjanya minta ampun, kamu disuruh cuti kerja. Tapi dia? Egois banget kamu ditinggal sengsara begini...ke luar kota lagi.."
Beginilah jika aku menikah dengan seseorang yang tidak direstui orang tua. Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan Malena, pasti akan selalu salah di mata Mommy.
"Kan ada Mommy ku tersayang yang mau ngerawat", aku menggoda Mommy.
"Heh..emang Mommy istri kamu? Mommy itu harusnya ngelayanin Daddy dan manja-manjaan sama dia menikmati hari tua. Ehh, ini malah disuruh ngurus anak tua!"
"Kalau Mommy enggak ikhlas, udah pulang aja deh.." sahutku.
"Berani kamu usir Mommy? Udah mulai durhaka?"
Mommy mulai ber-drama lagi.
"Jangan sensi dong Mom, aku bercanda..lagian Mommy itu ngapain disini? Kalau enggak niat ngerawat aku ya silahkan pulang. Tapi sebaliknya, kalau Mommy mau rawat..akunya jangan diomelin! Pusing ini Mom..pusing..!"
"Untung aja kamu ini bontot kesayangan! Kalau enggak udah Mommy tendang mulutnya. Ya udah, mau makan apa? Mommy buatin..kata Mbok kamu gak selera makan akhir-akhir ini."
Mommy sudah mulai melunak nih. Kesempatan bagus untukku. Aku memang anak kesayangannya dari dulu. Meskipun Mommy punya anak perempuan, yaitu kakakku Isabelle, tapi yang lebih dimanja itu selalu aku.
"Mau bubur ayam boleh My? Bubur ala Mommy..pakai cakwe sama ayam suwir-nya banyakin", jawabku.
Bubur Mommy itu rasanya top markotop! Dimakan saat hangat-hangat begini dalam kondisi sakit, pasti nikmat rasanya.
"Okay lah, Mommy buatkan..tunggu disini. Kamu tiduran dulu.."
Mommy memang wanita terbaikku no kaleng-kaleng. Paling sayang, paling mengerti...pokoknya paling the best! Walaupun aku sudah menikah, aku lebih sering mengandalkan Mommy ketimbang Malena, istriku.
Ngomong-ngomong soal Malena, aku sebenarnya rindu pada dia. Sudah sebulan ini aku tak bertemu dengannya, hanya berkomunikasi lewat telepon atau video call saja. Adik kecil bin junior ku juga sudah rindu pada sarangnya itu.
Bayangkan saja, hampir 3 bulan aku berpuasa dan menahan diri untuk tidak mendaratkan adik kecilku pada lembah surgawi milik Malena. Setiap kali aku meminta jatah, dia selalu menolak untuk alasan yang tidak kumengerti.
Semalaman ponselnya tidak bisa dihubungi. Yang kudengar hanyalah suara 'nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi' dan bla..bla..bla. Menyebalkan sekali! Benar kata pepatah, rindu itu berat!
Semakin kesini, aku semakin merasa jika istriku itu benar-benar tidak sayang dan tidak peduli padaku lagi. Akhir-akhir ini kelakuannya sangat mencurigakan. Selama 2 tahun terakhir dia sudah banyak berubah. Aku bahkan jarang bertemu ataupun sekedar berbicara padanya..miris bukan? Memiliki istri rasa jomblo...
Dari sini aku mulai berpikir..apakah ini hukum karma bagiku ya? Karena tidak menurut nasihat Daddy dan Mommy, pernikahanku dengan Malena menjadi kelabu. Bahkan Tuhan tak mempercayaiku untuk memiliki keturunan.
Andai saja aku memiliki seorang anak, aku tidak akan kesepian dan meratapi Malena seperti ini. Aku akan menyayangi dan menjaga anakku sepenuh hati, raga, dan jiwa. Memberinya kasih sayang melimpah dan membelikannya mainan-mainan mahal.
Kalau itu jadi kenyataan, tentunya rumah sebesar ini tidak akan sepi lagi karena adanya suara langkah kaki kecil berlarian atau suara tangisan yang menggema.
Berulang kali aku meyakinkan Malena untuk terapi dan pergi ke luar negeri untuk program hamil, tapi dia selalu menolak. Dengan alasan dia takut kecewa, padahal belum berusaha! Aku tawari untuk adopsi anak, dia juga menolak. Serba salah jadinya.
Umurku sudah semakin bertambah dan aku sudah mencapai segalanya.
Kekayaan? Punya
Ketampanan? Iya..
Narsis sedikit tidak apa-apa, karena aku ini memang hot dan tampan. Tubuhku tinggi dan badanku kekar berotot karena setiap Minggu aku selalu rutin untuk gym.
Hanya satu yang menjadi kekurangannya, yaitu kebahagiaan.
Ya, aku tidak bahagia. Itulah kekuranganku. Aku merasa tidak happy meski dilimpahi banyak harta dan kesempurnaan. Aneh bukan?
8 tahun hidup bersama Malena, aku merasa jika hanya aku saja yang berjuang untuk mempertahankan rumah tangga kami. Dia sama sekali tak ada usahanya.
Bukan sekali dua kali rumah tangga kami dihantam ombak bertubi-tubi. Pertikaian itu wajar sesekali, tapi kasus ku dengan Malena berbeda kali ini. Kami selalu saja ribut dan cekcok. Hanya dengan urusan ranjang lah hal itu bisa sedikit melunak. Tapi endingnya tetap tidak ada penyelesaian!
Sumber pertengkaran kami terletak pada Malena yang terlalu sibuk dan jarang memperhatikanku. Belum lagi, persoalan tentang anak. Setiap kali bertengkar, yang dibahas selalu itu-itu saja topiknya.
Aku mencoba untuk selalu mengerti keadaan wanita yang sangat kucintai itu. Aku selalu mengalah dan meredakan egoku agar tidak meluap-luap kala berseteru dengannya..
Jujur, aku lelah dengan ini semua. Aku rindu Malena yang dulu..ingin hati mengakhiri pernikahan ini, tapi rasanya sulit sekali. Setiap ada pikiran untuk berpisah dari Malena, aku selalu teringat akan momen-momen manis antara kita saat masa kuliah.
Aku jadi bimbang... apakah aku harus mengakhiri pernikahanku sampai disini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
halimah abdul hayes
Kalau curang jangan salahkan suami
2023-10-12
0
liena zie
lanjut
2022-06-28
1