Luna
Nasib..nasib. Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah pepatah yang cukup tepat untuk menggambarkan situasiku saat ini.
Mengapa begitu? 2 hari yang lalu aku baru saja dipecat dari kantor. Alasan dari pemutusan hubungan kerja itu disebabkan karena adanya pergantian owner perusahaan yang baru. Jika pemiliknya baru, maka sistem dan kebijakan juga ikut berubah..sehingga aku tak mampu lagi bertahan.
Dan apesnya, hari ini aku baru saja memergoki pacarku sedang bermain api dengan wanita lain di apartemennya. Tega-teganya dia berselingkuh dari wanita cantik berkulit putih dengan body mulus sepertiku. Padahal selingkuhannya pun tidak lebih baik dari aku, cuman menang dempul saja yang tebal!
Sedih sih tidak, lebih ke arah kecewa. Dengan polosnya aku bisa dibodohi oleh laki-laki buaya darat seperti dia. Untung saja aku dan dia belum berbuat lebih jauh. Alasan terbesar dia berpaling dariku, katanya aku ini tidak mau diajak bersentuhan intim. Cihh..buaya darat yang isi otaknya kotor ya kualitasnya begitu!
"Rencana lo sekarang apa Lun?" tanya Friska, teman seperjuangan ku yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.
"Enggak ada rencana apa-apa Fris, puyeng pala gue...udah sekarang pengangguran, jomblo lagi! Ngenes banget hidup gue!" keluhku.
"Jangan lesu gitu dong sis! Luna yang gue tahu itu kuat..strong dan pantang menyerah!"
"Entar aja deh mikir rencana hidup, gue mau minum ini dulu..biar kepala gue adem!" sahutku.
Saat ini aku dan Friska sedang menikmati es kelapa muda yang segar di pinggir jalan. Alias nongkrong-nongkrong tipis. Cuaca panas seperti sekarang enaknya memang minum es.
Tak hanya es kelapa muda saja, di sepanjang trotoar ini sebenarnya banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual jajanan dengan harga murah. Cocok buat aku yang kantongnya pas-pas an. Hihihi...
Lagi asyik-asyiknya menyeruput es, pemandangan di seberangku malah tidak mengenakkan. Sepasang laki-laki dan perempuan sedang memadu kasih dan suap-suapan semangkuk bakso, serasa dunia milik berdua.
Aku yang baru saja putus dengan pacarku jadi panas sendiri melihatnya, padahal mereka tidak salah. Wajar saja jika mereka mesra-mesraan dan romantis..kan memang lagi nge-date.
"Fris, lihat deh..so sweet ya! Gue jadi iri deh lihatnya.." ucapku berbisik.
"Kenapa lo kangen ama si kunyuk Pandu itu? Ngapain nginget-nginget mantan yang udah nyakitin?! Makan ati tahu nggak!" cerocos Friska.
"Siapa juga yang mau inget-inget tuh kutu kupret.. justru sekarang, misi gue adalah mencari suami!"
BURRRRRR.....
Friska menyemburkan air kelapa muda yang diteguknya.
"Muke gile nih anak..serius lo?! Kesambet apaan mau cari suami? Suami orang..?!"
"Dih..sembarangan kalau ngomong! Ya enggak lah..gue maunya cari pria single yang mapan dan hot! Gue pengen balas dendam sama Pandu!"
"Kalau gitu ya tinggal cari cowok baru lagi aja..jadiin pacar. Ya kali nikah! Mana ada..jaman sekarang tuh ya, laki-laki pada enggak serius. Sukanya ngegantungin anak gadis orang!"
"Lo liat tuh Pandu, awalnya juga ngajakin lo nikah kan?! Tapi ujung-ujungnya..lo diselingkuhin!" lanjutnya.
"Pacaran sama duda enak kali yak...sensasi nya beda tuh. Jadi pengen coba!" aku berangan-angan.
"Lo kata iklan minyak pakai dicoba-coba! Baru aja putus dan kena PHK, jangan banyak bertingkah! Mending urusin tuh, cari lowongan pekerjaan baru..lebih bermanfaat, jangan bingung soal cinta aja. Gak kenyang lo makan cinta doang.." Friska menceramahiku panjang lebar.
Yang dikatakannya memang benar. Seharusnya aku lebih fokus mencari pekerjaan baru yang sekiranya bisa menghidupi kebutuhanku sehari-hari. Belum lagi aku harus mengirim uang setiap bulannya pada Pakdhe dan Budhe di Semarang. Mereka sudah banyak berjasa dalam hidupku.
"Lun, sorry ya..gue gak bisa lama-lama nih! Harus balik ke kantor. Jam makan siang udah mau kelewat..ntar kena semprot bos gue!" Friska mulai merapikan makeup dan bajunya nya yang sempat kusut.
"Santai Fris, udah balik aja...gue juga gak mau lo ikut-ikutan dipecat kayak gue hahaha!".candaku.
"Kali ini gue yang traktir es-nya..sebagai tanda cinta gue buat lo! Oke sis...pamit dulu yakk! See you at kontrakan..muachh!!!" Friska melambai-lambaikan tangannya padaku.
Akhirnya aku sendiri lagi deh. Tanpa pekerjaan, tanpa pasangan, tanpa teman. Bodo amat lah...yang penting harus happy! Tetap semangat...
Drtt...drtt...
Ponselku berbunyi. Saat kulihat, di layar ternyata Pakdhe Agus yang menelpon.
"Halo Luna, selamat siang.."
"Siang juga Pakdhe..gimana kabarnya sehat-sehat kah disana??"
"Kami disini baik-baik saja nak..Pakdhe dan Budhe sama-sama sehat. Seger waras!" dadi balik telepon, aku mendengar Pakdhe yang tertawa pelan.
"Luna senang dengarnya..Pakdhe ada keperluan apa kok tumben telepon Luna?"
"Enggak ada apa-apa sih nak, cuman Pakdhe sama Budhe ini kangen banget sama kamu. Udah 2 hari ini Pakdhe mimpiin kamu kayak kelihatan gelisah begitu. Pakdhe jadi kepikiran. Kamu beneran enggak ada apa-apa ka ?"
Sesayang itu cinta kasih Pakdhe padaku, dia memang selalu saja memperhatikan aku. Buktinya, saat aku sedih begini beliau langsung punya perasaan yang tidak enak.. padahal aku belum bercerita. Kami seperti punya telepati dan ada ikatan batin yang kuat.
"Luna baik kok Pakdhe, enggak ada apa-apa disini!" aku mencoba meyakinkan Pakdhe.
Untungnya ini hanya lewat telepon. Biasanya kalau bertemu langsung sudah jelas aku ketahuan bohong. Pakdhe selalu tahu kalau aku lagi sedih.
"Kapan kamu pulang Lun..Budhe mu juga kangen ini!" tanya Pakdhe lagi.
"Kalau enggak ada halangan, mungkin sekitar 2 atau 3 Minggu lagi Pakdhe..aku lagi sibuk disini, belum dapat cuti dari atasan" aku terpaksa berbohong demi kebaikan Pakdhe dan Budhe. Aku tidak ingin mereka kepikiran.
"Yowes kalau gitu...nanti kabarin Pakdhe kalau sudah bisa, tak jemput di stasiun nanti! Oke??"
"Nggih Pakdhe-ku sayangg.."
"Eh..ndukk, Pakdhe tutup dulu ya teleponnya. Budhe mu manggil, Pakdhe mau balik dinas jaga warung.. hehehehe. Kamu jaga kesehatan jangan lupa makan! Pakdhe selalu doain kamu dari sini.."
"Makasih ya Pakdhe..Luna sayang banget sama Pakdhe dan Budhe. Salam buat orang-orang disana. Sebentar lagi Luna pulang. Daa..."
Telepon berakhir...
Meski singkat, setidaknya panggilan telepon tadi mengobati rasa rindu Luna pada keluarganya di kampung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Robby'adja
coba visul ny luna lebih ke wajah indo yg imut, beh...makin gemes deh pasti
2023-04-25
1