Bel berbunyi tanda jam istirahat. Terlihat semua murid pergi ke kantin ada juga yang pergi ke taman.
Axel dan dua sahabatnya yang melarikan diri dari hukuman pak Samsul, kembali ke sekolah karena tas mereka ada di kelas.
Sesampainya di dalam kelas, Axel melihat Bintang sedang berbincang bersama Gema. Axel teringat chat semalam, lalu ia mengambil ponsel di dalam saku celananya dan menghubungi nomer semalam.
Benar saja, begitu panggilan tersambung. Ponsel milik Bintang yang berbunyi. Axel mendekati Bintang dan mencengkram tangannya dan menunjukkan chat yang semalam.
"Apaan si?" Bintang mencoba menepis tangan Axel, namun gagal.
"Dugaan gue benar, lo kan yang semalam chat gue?"
Bintang menatap layar ponsel milik Axel, matanya melebar, mulutnya menganga. Membaca sederet nomer miliknya.
"A, aku-?"
"Maksud lo apa?!" Tanya Axel kesal, ia berpikir kalau Bintang sedang mengerjainya.
"Bisa ga, sehari saja kamu ga bikin onar?" Gema yang sedari tadi diam, akhirnya bicara dan menarik tangan Bintang supaya menjauh dari Axel.
Axel hanya tersenyum sinis, menanggapi dingin ucapan Gema.
"Aku tau, kamu anak pintar. Aku tau segalanya tentang mu. Kamu bisa kan, jadi anak baik?" Seperti biasa, Gema akan menceramahi Axel.
"Ini hidup gue, kok lo yang jadi sutradara?" Balas Axel.
"Ha ha ha!"
Bryan dan Celvin yang berada di belakang Axel, tertawa bersama.
"Bangga?" Sindir Gema. "Satu sekolahan ga ada yang suka. Kamu ga sadar, satu sekolah gibahin kelakuan jelekmu"
"Lah gue mah selebriti. Salah, bener, diomongin mulu." Jawab Axel ketus. "Gue memang bukan anak baik, tapi setidaknya gue nggak munafik dan berlagak sok suci.
Gema dan Axel sama sama terdiam, saling menatap tajam. Bryan, Celvin sudah geregetan menunggu aksi Axel selanjutnya. Namun sayang, Bintang menarik tangan Gema mundur ke belakang.
"Sudah!" Bintang mencoba menengahi.
"Kamu juga, bukannya bertanya dulu. Tau tau marah aja!" Kata Bintang menatap ke arah Axel.
Axel menekan kening Bintang dengan telunjuknya.
"Nggak usah sok kenal lo," ucapnya pedas. "Lo bukan level gue, sana lo minggir!"
"Cabut yuk, ga asik tau!" Bryan merangkul bahu Axel, kemudian mereka berjalan bersama meninggalkan kelas, di ikuti Celvin.
Sementara diluar kelas, beberapa murid memperhatikan mereka. Tidak ada yang berani mendekat kalau Axel sedang marah. Friska, ada dan merekam kejadian tersebut bersama dua temannya.
Sementara di ruang kepala sekolah. Beberapa guru sedang mengeluhkan kenakalan Axel dan dua sahabatnya. Kepala Sekolah, mungkin bisa memberikan peringatan pada Bryan dan Celvin. Tetapi Kepala Sekolah, tidak dapat berbuat apa apa pada Axel, karema sekolah itu milik papanya Axel.
****
Bel berbunyi tanda jam pelajaran telah selesai. Semua siswa dan siswi keluar dari kelasnya masing masing. Nampak Bintang tengah berjalan bersama dengan Gema di halaman sekolah.
"Aku antar kamu pulang ya?" Usul Gema.
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." Tolak Bintang.
"Tapi kenapa?" Tanya Gema.
"Tidak apa apa." Jawab Bintang singkat.
Drennnn
Drennnn
Drennnn
Gema menarik tangan Bintang, untuk melindunginya dari Axel yang berada di atas motor dan berputar putar mengelilingi mereka.
Drennn
Drennn
Drennn
Murid murid yang hendak keluar dari gerbang sekolah, kembali berlarian dan menonton aksi Axel yang sedang mengintimidasi Gema dan Bintang.
Sorak sorai dari teman temannya mendukung Axel, ada juga yang mendukung Gema. Tapi bagi geng sultan dan siswi yang nge-fans pada Axel yang tidak menyukai Bintang. Mereka berharap kalau Axel melakukan lebih dari itu terhadap Bintang.
Pak Juki selaku satpam sekolah, hanya bisa memanggil guru untuk menghentikan Axel.
"Axeell! Panggil pak Salim. Satu satunya guru yang berani memarahi Axel. Berlari ke tengah tengah dan mencoba menghentikan Axel.
"Cukup nak!" Kata pak Salim.
"Anak itu sudah gila!" Rutuk Gema kesal. Sementara bintang hanya diam, ia tidak takut sama sekali. Bintang hanya memperhatikan setiap ucapan dan sikap Axel saja.
"Hentikan nak..bapak mohon.." ucap pak Salim melipat kedua tangannya.
Axel diam diatas motor seraya menyalakan mesin. Tatapan tajam ke arah Gema. Namun melihat pak Salim memohon dengan sangat. Axel memutat arah laju motornya keluar dari halaman sekolah.
"Huuuuuu!!" Ucap semua murid kecewa karena pak Salim menghentikan aksi Axel, kemudian mereka kembali bubar.
"Kalian tidak apa apa?" Tanya pak Salim kepada Gema dan Bintang.
"Kami tidak apa apa pak, terima kasih." Jawab Bintang, kemudian mereka berpamitan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Maia Kurniawan
lanjut 😶
2022-07-03
0
ayu wandira
eum
2022-06-28
0
Dela Puspita
lanjut 👍
2022-06-27
0