Jujurlah ibu

Di rumah Friska.

"Bodoh!" Seru Friska menunjukkan gaunnya yang berwarna merah ke arah wanita paruh baya, menundukkan kepalanya.

"Maaf non, tidak sengaja. Tadi itu-?" Ucap wanita itu terputus.

"Halah alesan! Lo itu memang ceroboh!" Pekik Friska marah karena gaun kesayangannya bolong terkena setrikaan.

"Saya-?"

"Saya! Saya!" Potong Friska. "Lo sudah tua, sadar umur bu Santi. Harusnya si Bintang yang bantuin elo!"

Wanita paruh baya yang bernama Santi, berusaha menjelaskan keteledorannya. Namun Friska tidak mau tahu apapun alasan bu Santi.

"Lo tau? Gaun ini mahal. Satu tahun gaji lo di potong, ngga bakalan cukup buat beli gaun ini." Jelas Friska tersenyum menghina. "Lo sudah dua kali, berarti lo harus menggantinya kalau tidak mau gaji lo di potong, paham?!" Setelah bicara seperti itu, Friska beranjak pergi menuju kamar pribadinya untuk mengambil gaun yang sudah rusak.

Bu Santi melenguh, menatap gaun di tangannya.

"Bisa bisanya aku lupa.." ucapnya pelan. "Kalau gajinya di potong, bagaimana aku bisa belikan sepatu baru buat anakku." Gumamnya sedih.

"Ada apa bu?"

Bu Santi menoleh ke arah Bintang, lalu berjalan mendekatinya dan berkeluh kesah akan keteledorannya dan tidak bisa membelikan sepatu baru untuk Bintang.

"Friska memang keterlaluan, di sekolah dia terus terusan menggangguku. Aku masih diam, tapi kalau kaya gini terus, aku nggak bisa terima." Gerutu Bintang hendak menghampiri Friska menuju kamarnya. Namun bu Santi mencegahnya.

"Jangan nak.."

"Tapi bu, dia sudah keterlaluan!" Ucap Bintang kesal.

"Nak, kita di sini menumpang. Terima saja kenyataan." Timpal bu Santi.

"Kenapa sih bu, kita tidak pergi dari rumah ini saja?" Tanya Bintang heran dengan pilihan ibunya yang tetap memilih bertahan di rumah itu.

"Ibu tidak bisa nak..maafkan ibu." Ucapnya sedih.

"Bintang!"

Bintang dan bu Santi menoleh ke arah Friska.

"Lo harus ganti, gaun gue yang mahal. Gara gara ibu lo yang bodoh itu!"

Friska melemparkan satu gaun lagi ke wajah Bintang.

"Gue nggak mau tau, lo harus ganti atau kalian berdua pergi dari rumah gue!" Ancam Friska.

"Non, aku mohon jangan lakukan." Bujuk bu Santi. "Aku janji akan menggantinya, potong saja tiap bulan. Asalkan jangan usir kami."

"Ibu apa apan sih? Kenapa ibu seperti ini? Kenapa kita tidak pergi saja." Sela Bintang.

Bu Santi menggelengkan kepalanya seraya terisak. Namun bagi Friska, melihat penderitaan mereka, belumlah seberapa di bandingkan rasa sakit di hatinya sebuah kehilangan.

"Sudah miskin, sombong. Pelakor tidaj tahu diri!" Seru Friska.

"Cukup!" Pekik Bintang menatap tajam Friska.

"Apa, anak haram. Kau mau membela ibumu yang pelakor?! Cibir Friska.

"Kau.." Bintang tak kuasa mendengar hinaan untuk ibunya. Tubuhnya genetar, tangannya mengepal.

"Apa lo! Tidak terima? Ha ha kasihan sekali. Ck ck!"

"Cukup nak..hentikan!" Bu Santi menarik tangan Bintang yang hendak menampar Friska. Andai ibunya tidak mencegah, mungkin Friska habis di tampar Bintang.

"Ayo kita ke kamarmu.." ajak bu Santi.

"Ha ha!" Friska tertawa melihat punggung mereka berdua, meninggalkan ruangan.

"Dasar pelakor!"

Di kamar pribadi Bintang.

Bu Santi terus menenangkan putrinya. Namun saat Bintang bertanya apa alasan bu Santi tetap bertahan, Bu Santi enggan memberitahu apapun pada putrinya.

"Aku akan mencari kerja buat gantiin gaun nenek sihir itu." Rutuk Bintang.

Bu Santi hanya diam, saat ini ia berada di posisi dilema. Entah rahasia apa, yang di sembunyikan bu Santi dari putrinya.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

pasti bintang anak orang kaya alias dituker sama santi

2024-09-17

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

ada rahasia besar rpnya..

2023-05-25

0

Lastri Lestari

Lastri Lestari

lanjut thor

2022-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!