Axel, Bryan dan Celvin baru saja keluar dari pintu gerbang sekolah. Mereka berjalan bersama menuju mobil milik Bryan yang terparkir di tepi jalan.
"Hari ini pertandingan basket, jangan sampai kita melewatinya." Kata Axel berjalan terburu buru.
Namun langkah Axel dan dua sahabatnya terhenti saat melihat pak Doni sudah berdiri tegap di hadapan mereka.
"Noh di jemput." Bisik Bryan di telinga Axel.
Pak Doni berjalan mendekati Axel dan memegang tangan Axel. Dengan bibir manyun, Axel menurut ketika pak Doni menuntunnya.
"Tuan muda, kita ke kantor sekarang." Kata pak Doni.
Axel menarik tangannya, menatap horor ke arah pak Doni.
"Bisa gak, jangan panggil aku seperti itu di depan umum. Apalagi di depan teman temanku, kecuali mereka,' ucap Axel pelan.
"Maaf tuan muda, kalau tidak seperti ini. Tuan muda pasti kabur lagi." Jawab pak Doni.
"Aku nyusul ke kantor, pak Doni duluan."
Axel balik badan hendak menghampiri Bryan dan Celvin yang tengah mengulum senyumnya. Namun pak Doni mencegah dan menarik tangan Axel.
"Maaf tuan muda, permintaanmu kali ini saya tolak." Pak Doni menuntun kembali Axel menuju mobil.
Tiba tiba Axel berteriak membuat pak Doni terkejut.
"Aaaaaaaagghhh aku bukan anak kecil!"
"Nanti saya bawakan ice cream." Ucap pak Doni merayu.
"Ice Cream?" Mata Axel berbinar lalu menganggukkan kepalanya. Buru buru ia masuk ke dalam mobil. Namun setelah ia duduk dengan tenang, ia teringat dengan pertandingan basket.
Axel berniat keluar lagi dari dalam mobil. Namun pintu sudah tertutup, dan Axel mengurungkan niatnya karena melihat beberapa temannya sekolahnya ada di sekitar Bryan dan Celvin.
Selama ini Axel selalu menyembunyikan identitasnya karena ia ingin hidup bebas tanpa membawa bawa nama orang tuanya. Setiap kali ia di jemput atau diantar oleh pak Doni. Axel selalu mengatakan kalau pak Doni adalah majikannya.
Ice cream adalah makanan favorit Axel. Namun baginya ice cream sangat langka, karena kedua orang tuanya melarang Axel untuk makan ice cream dalam jangka waktu yang panjang. Di iming iming ice cream tentu saja Axel tidak keberatan untuk ikut bersama pak Doni.
Pak Doni berdiri di depan pintu mobil, menoleh ke arah Bryan dan Celvin dan menunjukkan jempolnya ke arah mereka.
Bryan dan Celvin menganggukkan kepalanya memperhatikan mobil milik Axel melaju meninggalkan sekolah.
Tung tung
Suara ponsel milik Celvin berbunyi, ternyata isi pesan dari Axel supaya mereka berdua mengikutinya.
"Ayo cepat!" Celvin dan Bryan bergegas masuk ke dalam mobil dan menyusul Axel.
***
Axel dan Pak Doni telah sampai di halaman perusahaan, di susul mobil milik Bryan berada di belakang, menunggu aba aba dari Axel dan memperhatikan mereka dari dalam mobil.
Sementara pak Doni sudah lebih dulu keluar dari dalam mobil, menunggu Axel membereskan seragam sekolahnya ke dalam tas.
Tak lama kemudian Axel keluar dari dalam mobil, berdiri tegap memperhatikan gedung perusahaan miliknya. Untuk pertama kali, ia menginjakkan kaki di perusahaan itu setelah kedua orang tuanya melimpahkan tanggung jawab kepadanya.
Pak Doni berdehem, ia curiga dengan gerak gerik Axel.
"Silahkan..." ucap pak Doni mempersilahkan Axel untuk berjalan lebih dulu.
Namun Axel menolak, dengan alasan canggung. Lalu meminta pak Doni untuk berjalan bersama.
Pak Doni mengangguk, kemudian berjalan bersama dengan Axel dengan tergesa gesa karena mereka sudah telat 10 menit.
Semakin cepat langkah pak Doni, semakin lambat langkah Axel dan berjalan mundur ke belakang sambil mengulum senyumnya.
"Hari ini, tuan harus-?" Pak Doni menoleh ke arah Axel namun anak itu sudah tidak ada. Pak Doni balik badan, melihat Axel berlari lalu masuk ke dalam mobil milik Bryan.
"Astaga," ucap pak Doni, menepuk keningnya sendiri.
Dari dalam mobil yang menutar arah, Axel melambaikan tangan ke arah pak Doni dari balik kaca jendela yang terbuka.
Pak Doni menggelengkan kepalanya.
"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam Pak Doni.
"Pak Doni, dimana pak Axel?" Tanya Revan dari arah belakang.
"Aku kecolongan lagi," jawab pak Doni sedikit kesal.
Revan tertawa kecil dan menepuk bahu pak Doni.
"Tenang saja, aku bisa urus semuanya dengan baik."
Pak Doni mengangguk, kemudian ia kembali masuk ke dalam mobil dan memutuskan untuk menyusul Axel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Alya anggaraeni
🤣🤣🤣
2022-07-04
1
Maia Kurniawan
masih nyomak
2022-07-03
1
Nurul Imron
🤗🤗🤗
2022-07-01
1