Di rumah Celvin
Celvin tengah menemani mama dan papa tirinya makan malam. Mereka duduk bertiga saling berhadap hadapan.
"Anak tidak berguna," kata papa tirinya yang bernama Ramdan.
"Berhenti menghinaku." Jawab Celvin menatap tajam Ramdan.
"Sampah!" Ramdan membalas dengan melempar makanan ke wajah Celvin.
"Pa..sudahlah." kata mama nya coba menenangkan Ramdan.
"Lihat anakmu, Sinta. Dia pikir sudah hebat, berani sekali membantah." Ucap Ramdan.
"Lo bukan papa gue, gue bukan anak kecil lagi!" Sahut Celvin kesal.
"Kau pikir siapa kamu, hah? Kamu tidak bisa apa apa tanpa adanya aku!" Bentak Ramdan merasa tak di hargai.
"Gue bisa sendiri meski tanpa lo!" Pekik Celvin seraya berdiri lalu beranjak pergi meninggalkan ruang makan.
"Celvin!" Panggil Ramdan.
"Pa, sudahlah. Celvib biar jadi urusanku." Kata Sinta menenangkan Ramdan.
"Punya anak tidak berguna!" Ucapan Ramdan yang menyakitkan Celvin bukan kali ini saja. Itulah sebabnya keluarga Celvin tidak pernah harmonis. Apalagi Sinta tidak bisa memberikan anak untuk Ramdan.
Sinta hanya bisa pasrah tiap kali Celvin di hina papa tirinya.
"Kau mau kemana?" Tanya Sinta melihat Ramdan beranjak pergi. Namun Ramdan tidak menjawab apa apa.
Berbeda dengan Bryan. Tiap hari ia hanya di rumah sendirian dan di temani salah satu asisten rumah tangganya. Mama nya sibuk mencari uang setelah suaminya meninggal. Mamanya Bryan tidak hanya sibuk dengan pekerjaan tapi sibuk gonta ganti pasangan sesuka hatinya dan sering di bawa pulang ke rumahnya. Yang membuat Bryan kesal dan tidak mau mengikuti perintah mamanya, karena mamanya selalu memilih pasangan yang lebih muda usianya.
****
"Huachim!"
"Huachim!"
"Tuan muda, sebaiknya anda beristirahat. Tidak perlu masuk sekolah dulu." Kata pak Doni khawatir karena Axel tidak berhenti bersin.
"Ah, cuma flu doang kok. Aku bukan anak kecil pak Doni," jawab Axel seraya menyeka hidungnya menggunakan tisu basah.
"Baiklah, tapi pagi ini biarkan saya yang mengantarkan tuan muda." Katanya lagi.
Axel mengangguk, kali ini ia tidak menolaknya.
"Pakai sweaternya." Pak Doni hendak membantu Axel menggunakan Sweaternya. Namun Axel menolak dengan alasan bukan anak kecil lagi.
Namun kenyataan, Axel menggunakan sweaternya terbalik.
"Sudah saya bilang, kebalik kan?" Ucap Pak Doni dengan sabar membantu sweater Axel yang terbalik.
"Selesai, kita berangkat." Pak Doni mempersilahkan Axel untuk berjalan lebih dulu keluar kamar.
Di perjalan, pak Doni mengingatkan Axel untuk datang ke kantor karena ada banyak hal yang membutuhkan kehadiran Axel selaku presdir perusahaan Pratama Group.
"Ah bawel!" Sahut Axel. "Suruh saja pak Udin ke kantor."
Pak Udin yang sedang nyetir, hanya tersenyum mendengar kata kata Axel, melirik sekilas ke arah Axel lewat kaca spion. Sementara Pak Doni menghela napas panjang, harus banyak banyak sabar menghadapi Axel. Tetapi entah mengapa, pak Doni bisa sesayang itu terhadap Axel.
"Berhenti!"
Tiba tiba Axel meminta pak Udin untuk menghentikan mobilnya.
"Ada apa?" Tanya pak Doni terkejut.
Axel terdiam memperhatikan ke tepi jalan, di bawah pohon nampak Friska dan dua temannya tengah berbincang dengan Bintang. Tak lama kemudian ia melihat Friska menampar Bintang. Sementara Bintang tidak dapat melawan karena di pegang kuat oleh Nala dan Melody.
"Pak, tolong cewek yang itu, cepat!" Perintah Axel pada pak Doni.
"Siap!" Pak Doni langsung keluar dari dalam mobil, menghampiri Friska dan yang lain.
Axel memperhatikan pak Doni menolong Bintang dari Friska dan gengnya. Tak lama, Friska meninggalkan Bintang setelah pak Doni mengancamnya. Kemudian pak Doni kembali menemui Axel setelah memastikan Bintang baik baik saja.
Axel diam cukup lama, memperhatikan. Lalu ia memutuskan untuk menemui Bintang, setelah melihat gadis itu sepertinya kesakitan.
"Pak Doni tunggu di sini, jangan ikuti aku." Perintah Axel.
"Baik tuan!" Sahut pak Doni.
Axel bergegas keluar dari dalam mobil dan menghampiri Bintang.
"Kamu kenapa di sini?" Tanya Axel pura pura.
Namun Bintang tidak menjawab.
"Bisu kali ya?" Ucap Axel.
Bintang tetap tidak menjawab, hanya menoleh sekilas lalu menekan nekan bibirnya menggunakan tisu yang di berikan pak Doni.
"Helooo, budek apa?" Axel mulai kesal.
"Berisik tau ga sih?" Jawab Bintang tak kalah kesal sambil mendorong Axel.
"Di tanya baik baik malah bentak, dasar cewek aneh!" Gerutu Axel.
"Kamu yang aneh!" Sahut Bintang.
"Serah lo deh!" Axel mendorong pelan bahu Bintang. Namun tiba tiba dari arah belakang, Gema datang tiba tiba dan menepis tangan Axel.
"Kok bisa lo kasar sama cewek?!" Gema menarik tangan Bintang, mundur ke belakang.
Axel tersenyum sinis menatap tajam Gema.
"Pantat saja kalau kentut mikir dulu, ada yang denger apa kagak. Lo ngomong asal nguap ajah, kalah lo sama pantat!" Balas Axel kesal.
Setelah bicara seperti itu, Axel beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya Gema pada Bintang.
"Kamu apaan sih, sama sama ga jelas." Sungut Bintang, lalu berlari meninggalkan Gema.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Enci Mardiyuana
lqnjuut
2022-07-03
0
Maia Kurniawan
lanjut thor
2022-07-03
0
ayu wandira
ok lanjut
2022-06-28
0