Axel sedang berbaring di tempat tidurnya sambil membalas chat dari teman temannya. Namun tak satupun yang ia balas. Bagi Axel, tidak perlu membalas setiap pesan karena sudah menjawabnya lewat pikiran. Pernyataan Axel, membuat teman temannya tidak mengerti, mengapa ia tidak pernah mau membalasnya dan menjawab setelah satu bulan kemudian.
"Sotoy lu Xel, gue chat lo sudah dari satu bulan yang lalu"
Axel tersenyum simpul membaca balasan chat dari Bryan.
Tung tung tung
Axel mengerutkan dahi saat ada pesan masuk dari nomer tak di kenal. Bukan kebiasaannya untuk merespon cepat. Biasanya ia langsung memblokir nomer tak di kenal tak peduli siapapun.
"Nomer siapa?" Gumamnya.
Jarinya tertahan di layar ponsel, ia ragu antara membuka pesan singkat itu, atau tidak. Namun ada sesuatu yang menggelitik, hingga ia membuka pesan singkat itu.
"Selamat malam pak, saya Bintang"
"Bintang?" Dahinya mengerut. "Pak? Gue di panggil pak? Gila kali ya?" Rutuknya.
Axel melemparkan ponselnya sembarangan diatas tempat tidur, merubah posisinya menjadi telentang.
"Ada ada saja." Batinnya.
Tung tung tung
"Apa lagi sih!" Keluhnya lalu mengambil ponselnya lagi dan berniat untuk memblokir.
Namun jarinya kembali tertahan lalu membuka pesan singkat dari Bintang.
"Maksudnya apa sih, kok manggil gue pak Ridwan?" Gerutunya mulai kesal dan merasa kalau orang tersebut sedang mempermainkannya.
"Bintang..." gumamnya. Tidak ada nama Bintang di sekolahnya selain gadis lusuh yang ia kenal.
"Apa mungkin, dia?" Axel berpikir keras, juga bukan kebiasaannya kepo terhadap hal yang dianggapnya tidak penting.
Axel mulai menguap seraya menatap layar ponsel. Apakah ia harus membalasnya atau tidak.
Tung tung tung
Pesan masuk semakin banyak, Axel mulai mengantuk dan matanya terpejam.
Pukkk
Ponselnya terlepas dari genggaman tangannya dan menimpa wajahnya. Axel terkejut sesaat, namun detik berikutnya ia kembali tertidur dan membiarkan ponsel di wajahnya.
Tiba tiba ponselnya berbunyi. Tanda panggilan masuk untuknya. Namun Axel masih tetap tertidur, bunyi nada dering kembali mati. Tak lama kemudian ponselnya berdering lagi.
"Arrrgghhhh!!" Axel terbangun dan berteriak kesal, lalu mengambil ponselnya dan membuka icon berwarna hijau.
"Heh! Lo kurang kerjaan apa ya? Malam malam ganggu orang tidur!" Rutuknya tanpa melihat siapa yang menelpon malam malam.
"Axel?" Terdengar suara lembut di ponsel.
Axel terperanjat lalu menatap layar ponsel.
"Momy?" Matanya melebar, seketika rasa kantuknya hilang dan nada suaranya berubah menjadi manja.
"Kenapa kau marah marah, baby?" Tanya momy Axel terdengar khawatir.
"Itu mom, ada orang iseng ganggu tidurku..." sahutnya pelan dan manja.
"Kamu pasti ketiduran. Oya, kamu sudah makan? Minum obat? Bagaimana sekolahmu, kamu tidak nakal bukan? Ah momy kangen sekali."
Axel memutar kedua bola matanya jengah, mendapatkan sederet pertanyaan dari momy nya.
"Semua baik baik saja, mom. Tidak usah khawatir." Jawab Axel dengan mata terpejam.
"Baby, sebentar lagi kami pulang. Tapi kami tidak akan memberitahumu."
"Pu, pulang?" Axel terkejut bukan main. Jika kedua orang tuanya pulang, sudah di pastikan kebebasannya akan berkurang.
"Halo?"
"Ah iya mom, aku senang sekali kalian mau pulang." Katanya.
Perbincangan terus berlanjut, hingga akhirnya Axel mengakhiri karena sudah sangat mengantuk. Tak lama sambungan telpon terputus. Axel dapat bernapas dengan lega, karena momy nya tidak bertanya terus terusan.
"Bintang?"
Axel membaca sederetan pesan dari Bintang dengan berbagai pertanyaan seputar mata pelajaran.
"Lihat saja besok, habislah kau, Bintang." Gumamnya lalu mematikan ponselnya dan kembali tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
kavena ayunda
satu ngomong dosen kn berarti universitas kok ini mama nya blg sekolahmu😂 aduh bnerin donk biar para reader kagak bingung
2022-09-28
0
Enci Mardiyuana
😅😅😅😅😅
2022-07-03
0
Maia Kurniawan
😊😊😊
2022-07-03
0