"Kalian akan bertarung satu sama lain untuk menentukan tempat dimana kalian tinggal"
Delapan peserta mengikuti perkataan pemandu bersiap untuk bertarung.
"Bai Yu Ming melawan Li Mu Jin! "
Bai Yu Ming naik ke arena pertarungan melakukan penghormatan ke lawan.
"Dimulai! "
Mu Jin menyerang Yu Ming menggunakan pedang tipis melesat menyamping ke arah kanan. Yu Ming memutarkan kipasnya menahan pedang tipis disampingnya. Seulas senyum tipis dari Yu Ming membuat Mu Jin curiga.
Orang yang diserang oleh Mu Jin adalah tubuh palsu Yu Ming. Kipas milik Yu Ming asli berubah menjadi pedang tajam melesat menggores pipi Mu Jin.
Pedang kembali ke tangan Yu Ming berubah menjadi guqin. Tanpa memberikan kesempatan Mu Jin menyeranh, Yu Ming melancarkan serangannya bertubi-tubi. Senar guqin menciptakan bilah angin tajam sesuai dengan akar spiritualnya sendiri.
Pedang tipis Mu Jin berputar cepat menghancurkan setiap bilah angin guqin Yu Ming. Kecepatan putaran pedang Mu Jin melampaui batasnya membuat percikan api tercipta hingga menimbulkan tornado api hebat dengan suhu kian meningkat.
Yu Ming menghentikan petikan guqin nya menyadari tornado api semakin dekat ke arahnya. Jari lentiknya mulai membunyikan guqin kembali namun nada yang terdengar lembut daripada sebelumnya. Suara-suara guqin terdengar ke seluruh arena pertarungan. Api tornado perlahan-lahan menyusut seakan terpesona mendengar kelembutan nada guqin Yu Ming.
Mu Jin bersiap dengan kekuatan penuh melesat membelah tornado api mengarahkan pedangnya ke leher Yu Ming. Pedang tipis bertabrakan dengan guqin milik Yu Ming menyebabkan bentrokan kekuatan terasa di arena pertandingan.
Yu Ming telah mengantisipasi sebelumnya melihat strategi pengalihan milik Mu Jin. Kekuatan mereka terlihat seimbang di mata semua orang namun tidak dimata orang cermat termasuk Kaisar Wu.
Nada yang dimainkan oleh Yu Ming sebelumnya adalah nada semua penenang yang berarti otot manusia maupun sarafnya akan melemah perlahan-lahan sesuai ketepatan waktu yang diinginkan Yu Ming.
"Tubuhku... " batin Mu Jin
Yu Ming melonjakkan kekuatannya secara tiba-tiba merubah guqin nya menjadi kipas semula menyayat leher Mu Jin.
Mu Jin mundur merasakan perih di lehernya bekas sayatan kipas Yu Ming. Tubuhnya lemas tak bertenaga dibawah pengaruh nada penenang Yu Ming.
"Li Mu Jin menyerah! "
"Pemenangnya adalah Bai Yu Ming! "
Bai Yu Ming keluar dari area pertandingan setelah menyelesaikan pertarungannya. Giliran Huo Ling Er maju ke arena pertandingan.
Lawan dari Ling Er adalah Hu Jiang Su dari kediaman Hu. Jiang Su menyerang terlebih dahulu, hanya dengan sentuhan jari Ling Er pada pedangnya, pedang yang sebelumnya untuk hancur lebur dengan Jiang Su terpental keluar arena pertandingan.
Kultivasi wanita suci sangatlah hebat dengan persyaratan ketat serta harga yang harus dibayar dengan kekuatan hebat yang diraih.
"Lin Huang melawan Wei Qian Ahn! "
Lin Huang masuk ke dalam arena pertandingan tidak membawa senjata apapun begitupula dengan Qian Ahn.
"Kenapa mereka diam, bukankah seharusnya bertarung? " tanya salah satu penonton.
Huo Ling Er menatap pertarungan sengit pada jiwa mereka masing-masing. Qian Ahn memiliku jalur kultivasi hati melawan Lin Huang kultivasi jiwa. Jalur yang diambil oleh Qian Ahn mirip dengan kultivasi jiwa.
Lin Huang kesusahan melawan Qian Ahn yang memasuki kultivasi hati dan melatihnya dengan sempurna. Menelan, mendorong hingga saling membunuh jiwa satu sama lain.
Lin Huang tersadar kemudian terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar. Semua orang mengira ia kalah namun pemandu acara belum mengumumkam hasil.
"Jiwa adalah kunci dari kultivasi jiwa, ketenangan air mengalir angin menderu sungai berkumpul menjadi satu kekuatan jiwa utuh mengisi ruang kosong tubuh, " batin Lin Huang.
Dantian Lin Huang mengisi setiap pembuluh darah, mengalirkan kekuatan jiwa ke seluruh tubuh dan memadatkan energi qi ke dalam dantian sebagai pengisi kembali kekuatan jiwa yang hilang.
Penyembuhan luka dalam tubuh berlangsung cepat. Pusaran dantian kian cepat layaknya lubang hitam menyerap seluruh kekuatan untuk masuk ke dalam tubuhnya. Qian Ahn melihat seluruh tubuh Lin Huang diselimuti oleh kekuatan jiwa.
"Praktisi jiwa sesungguhnya, " ucap tetua ke 7.
Pusaran tercipta dibelakang Lin Huang disertai kedua telapak tangan berselimut api yang kemudian disatukan mengeluarkan lidah api.
"Api penyucian jiwa! " teriak Lin Huang.
Pusaran jiwa mengeluarkan tekanan jiwa menghancurkan pertahanan penjara kultivasi hati milik Qian Ahn beserta dengan api merah menjalar melayang menyerang tubuhnya.
"Teknik hati tanpa mati! " ucap Qian Ahn
Pusaran biru muda muncuk di belakang Qian Ahn salah satu teknik terbaiknya ia keluarkan. Teknik hati tanpa mati yang menggunakan perasaan hati sebagai sumber kekuatannya. Hidup tanpa bisa merasakan kasih sayang namun tidak mati layaknya mayat hidup. Legenda mengatakan bahwa jalan kultivasi hati diciptakan oleh Dewa yang mengalami patah hati akibat cintanya yang tak direstui oleh alam.
Enam bab dari buku sutra hati mati sunyi warisan dari Dewa Liang Shi yang menjadi panduan seluruh pengguna jalan kultivasi hati. Namun kejatuhan dari Dewa Liang Shi hanya dua bab dari enam bab yang dapat ditemukan oleh manusia. Bab pertama adalah kesunyian hati yang memiliki tiga sub bab dengan teknik andalannya keputusasaan hati murni serta bab kedua memiliki lima sub bab berisikan teknik-teknik termasuk teknik hati tanpa mati.
Tubuh Qian Ahn mengeluarkan hawa penenang seperti apa yang dilakukan oleh Yu Ming sebelumnya. Api yang melilit tubuhnya perlahan-lahan mengendur serta suhu yang turun drastis.
"Mirip seperti kultivasi jiwa, hanya saja menekan dan mengatur seluruh emosi perasaan menjadi kekuatan, " ucap Lin Huang.
Rasa keputusasaan dan ketidakberdayaan menyerang jiwa Lin Huang. Lautan kesadaran jiwanya terganggu, fondasi jiwa Lin Huang masihlah lemah dibandingkan Qian Ahn.
"Perasaan ini.... "
Rasa ketidakberdayaan mengingatkan Lin Huang akan nasib kampung kumuh dan keputusasaan yang pernah ia rasakan selama masa kelam hidupnya. Jiwanya kacau, jalan kultivasi jiwa ketenangan adalah kunci utamanya.
Qian Ahn menciptakan pedang dari energi jiwanya salah satu teknik yang memanipulasi perasaan emosi menjadi sesuatu yang lebih berguna yang dapat dijadikan senjata.
"Perasaan ini...."
Qian Ahn memegang pedangnya memanfaatkan lengah nya sikap Lin Huang untuk menyerang.
"Teknik miliknya mengontrol emosi musuh guna mengacaukan kekuatan jiwanya, tidak mudah bagi seseorang untuk lepas dari teknik ini sebab manusia pastilah mempunyai perasaan. Salah satu keuntungan dari kultivasi hati, " batin tetua ke 7.
Ujung pedang berjarak beberapa centi dari wajah Lin Huang, mengayunkan pedang bersiap menyerang dari jarak dekat.
"Harus aku lawan!!"
"BOMMMM!!! "
Qian Ahn mundur tepat pada waktunya setelah menyadari bahaya. Matanya menunjukkan kilasan terkejut melihat Lin Huang bisa lepas dari tekniknya.
Qian Ahn menatap kembali Lin Huang memastikan apa yang terjadi barusan hanyalah teknik ilusi rendah. Kedua mata mereka bertemu, Lin Huang mengucapkan nama Qian Ahn secara perlahan.
Kedua tangan dan kaki Qian Ahn terikat, Lin Huang sebagai tuan rumah menyambutnya dengan tenang.
"Kau sekarang berads di lautan kesadaranku sendiri, aku berhak melakukan apapun yang aku mau," ucap Lin Huang.
"Generasi keluarga Wei bukanlah orang lemah! " ucap Qian Ahn tegas.
Rantai yang mengikat dirinya tidak menyakitinya, hanya bergerak layaknya ular yang tengah bermain-main menakuti mangsanya.
"Tuan muda terlalu emosional, aku tahu pemimpin keluarga Wei adalah veteran perang, " jawab Lin Huang.
Qian Ahn mengabaikan setiap ocehan yang keluar dari mulut Lin Huang memfokuskan dirinya merapalkan mantra untuk menghancurkan rantai yang mengikat dirinya.
"Kenapa mereka diam?"
Lou Shi melihat pertandingan seakan-akan berhenti tahu bahwa pertandingan sebenarnya terjadi pada lautan kesadaran jiwa Lin Huang. Putri Hua Lin menatap Lin Huang dari kejauhan, menunjukkan ekspresi tak terbaca oleh siapapun kecuali ayahnya sendiri.
"Kau tertarik padanya?" tanya Kaisar Wu.
Putri Hua Lin menggeleng, "Dia terlalu menonjol, latar belakangnya perlu diselidiki"
Kaisar setuju perkataan putri Hua Lin dan memerintahkan pengawal tersembunyi mencari identitas Lin Huang.
"Kau tidak akan bisa lepas kecuali atas perintahku, "ucap Lin Huang.
Lin Huang mengepalkan jarinya membuat aliran jiwanya menyelimuti tubuh Qian Ahn. Hamparan padang rumput hijau terlihat sepanjang mata memandang.
"Dimana? "
"Kakak! "
"Siapa? "
Anak kecil perempuan menghampiri Qian Ahn memberikannya bunga putih. Rantai besi tiba-tiba mengikat tubuh anak kecil tersebut kemudian menariknya menjauhi Qian Ahn.
"XIAO LING!! "
Tempat padang rumput berubah menjadi pemandangan berdarah berlatarkan istana Kekaisaran.
"KEMBALIKAN ADIKKU!!! "
Qian Ahn berlari mengejar adiknya yang semakin menjauh mengabaikan pemandangan disekitarnya. Menghancurkan setiap rintangan yang menghadang berniat memeluk Xiao Ling.
Tangan Qian Ahn meraih tubuh Xiao Ling sebelum seberkas cahaya menyilaukan masuk ke dalam matanya. Nafasnya menderu melihat kejadian yang selalu ia sesali seumur hidupnya. Pedang menempel dilehernya membuatnya menengok ke atas.
"Kau kalah, " ucap Lin Huang.
"Pemenang pertandingan terakhir adalah Lin Huang!! " ucap pemandu acara.
"Semenjak kematian adiknya, ia mengambil jalan kultivasi hati. Memendam seluruh perasaan yang lumrah dialami dan memilih menjadi manusia tanpa perasaan, " ucap Putri Hua Lin.
"Dia orang berbakat dalam jalan kultivasi hati diantara generasinya, " ucap Kaisar Wu.
"Kegelapan akan selalu ada dimanapun termasuk di dalam hati. Menerangi kegelapan dengan api, atau cahaya putih, " ucap Permaisuri.
"Ibunda memiliki mata tajam," ucap Kaisar Wu.
"Lin'er... mendekatlah, " ucap Kaisar Wu.
Kaisar Wu menaruh tangannya diatas paha Putri Hua Lin.
"Kau semakin cantik, " puji Kaisar Wu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments