Suara lonceng misterius berbunyi sebanyak 9 kali selama kultivasi Lin Huang. Penyerapan energi qi yang dahsyat membuat buku naga penakluk langit terbuka. Warnanya emas, aura naga agung keluar dari dalam tubuh Lin Huang. 9 bab dari buku naga penakluk langit terbuka di lautan kesadaran jiwanya.
"Berhasil!"
Suara batuan bergeser terdengar dari jauh dipelosok gunung. Reruntuhan bangunan kuno kembali kebentuk asalnya seperti sediakala. Bangunan berlapis emas murni sepertu bangunan termewah yang ada di muka bumi.
Nafasnya terengah-engah. Penglihatan yang baru saja ia dapat membuatnya ketakutan. Sosok naga besar melingkari bangunan yang ada dalam penglihatannya tengah mengaum keras ke langit.
Aura jiwa naga Lin Huang mengguncang langit. Wilayah surga dilanda kehebohan akan terobosan makhluk fana yang begitu dahsyat. 9 wilayah yang dipimpin oleh raja-raja naga merasakan fluktuasi aura Kaisar mereka.
"Ayahanda kembali? " pikir mereka.
Seseorang yang duduk di kursi takhta Kaisar Naga mengrenyitkan dahinya. Merasakan aura ancaman yang dari jarak ribuan mil membuatnya tidak nyaman.
"Perintahkan untuk mencari siapa yang berhasil mengguncang langit menggunakan aura naga! " ucapnya dengan suara lantang.
"Bawahan siap menerima perintah, " jawab prajurit tinggi menerima titah Kaisar.
Lima prajurit tinggi turun ke alam fana setelah menerima titah untuk mencari manusia yang berhasil mengguncang langit menggunakan aura naga.
Bab pertama pemadatan energi surga, bab kedua aura naga suci, bab ketiga wujud aura naga sejati, bab keempat auman naga pengguncang langit, bab ke lima cakar pembelah bumi, bab ke enam nafas naga surgawi, bab ke tujuh penyatuan tubuh naga langit, bab ke delapan tubuh naga langit dan bab ke sembilan Kaisar Naga Penakluk Langit.
"Bab pertama buka! " ucap Lin Huang.
Berbagai visual gerakan keluar dari buku naga penakluk langit bab pertama. Energi surga lebih murni dari energi yang berada di alam fana. Mampu meningkatkan kultivasi seseorang secara cepat dengan nafas murni seorang kultivator surga.
Langit terbelah dengan energi surga merembes keluar dari langit menyebar ke segala penjuru. Lin Huang memaksimalkan daya hisap formasi mencegah aura surga keluar dari puncak Dunia Tertinggi.
Jiwanya tengah fokus memadatkan energi surga yang luar biasa hebatnya. Aura suci berkumpul di sekitar jiwanya membentuk pusaran yang kemudian perlahan-lahan dipadatkan oleh jiwa Lin Huang.
Jiwa Lin Huang diperkuat dengan kemampuan penyerapan dantian lebih cepat dan daya tampung lebih luas. Kultivasi meningkat mendekati batas ambang manusia. Api penyucian jiwa meluap-luap menyelimuti tubuhnya. Lima prajurit tinggi dari alam surga telah menemukan Lin Huang.
"Bunuh sesuai perintah Kaisar! "
Ke lima prajurit melesat melancarkan serangan menggagalkan proses kultivasi Lin Huang.
"BOOOMMM.... "
"Siapa yang berani menganggu muridku! " ucap Tetua ke 7.
"Berani melanggar titah Kaisar, hukumannya adalah mati! "
Tetua ke 7 menghadang lima prajurit utusan Kaisar Naga dengan susah payahnya. Meskipun hanya prajurit namun kekuatannya dahsyat. Tombak melesat ditangkis menyamping, melompat meninju wajah salah satu prajurit.
Tetua ke 7 mengeluarkan pedang yang menemaninya selama hidupnya. Pedang beraura hijau dengan daya aura mematikan hebat.
"Semenjak saat itu, aku bersumpah untuk tidak mengeluarkan pedang ini. Namun hari ini aku melanggar sumpahku sendiri demi muridku!! " ucap Tetua ke 7 keras.
Langit menggelegar. Ucapan yang dikatakan oleh Tetua ke 7 seakan-akan direspon oleh langit.
"Aura ini...."
Pedang milik Tetua ke 7 digadang-gadang menempati peringkat ke 5 sebagai senjata terkuat di dunia persilatan.
Awan hijau mengelilingi Tetua ke 7. Perubahan terlihat dengan zirah dibadannya beserta dengan kuda dengan mata hijau menyala sebagai tunggannya. Ringkikan kuda terdengar nyaring. Tetua ke 7 melesat menunggangi kuda menyerang musuh dengan gagahnya.
Pedang digengamannya merupakan pedang yang membunuh ratusan bahkan ribuan orang jahat dan menegakkan keadilan. Penyesalan dalam hidupnya ia lah tidak dapat menyelamatkan Tuanya ketika dilanda musibah.
Pedang melesat memburu setiap prajurit. Ancaman terasa di hati mereka membuatnya lebih waspada. Salah satu dari mereka berhenti dan melancarkan serangan pukulan.
"BOMMM... "
Pukulan dibalas pukulan oleh Tetua ke 7. Seluruh awan puncak Dunia Tertinggi berwana hijau yang tampak mengerikan. Petir menyambar ke sana ke mari. Keadaan Tetua ke 7 tak lebih buruk dari mereka, tersisa 3 yang harus diselesaikan.
"Penyesalanku tak akan pernah terulang kembali!"teriak Tetua ke 7.
Kabut beracun mengelilingi tubuh Tetua ke 7. Pedang miliknya bergetar hebat dengan ukiran mengkilat mengeluarkan kekuatan penuh. Lin Huang tengah dalam masa krisisnya. Perjuangannya menjadi kultivator surga akan segera tercapai. Tetua ke 7 tidak menyadari bahwa salah satu dari mereka menyelinap keluar dari pengawasannya mendekati Lin Huang.
"Manusia fana tetaplah manusia fana! "
Awan berkumpul, angin bertiup. Udara terasa menjadi panas. Tombak melayang diudara menghisap segala sumber energi disekitar hingga menyebabkan tornado. Tetua ke 7 melancarkan serangan terkuatnya kepada dua orang prajurit tingkat tinggi. Pedang hijau menyala melesat berputar pada porosnya menghancurkan setiap pertahanan formasi yang dibuat oleh lawan.
"Teknik pedang milikku berputar pada satu poros dengan inti kekuatan pada ujung pedang. Tidak ada satupun penghalang formasi yang bisa bertahan, " ucap Tetua ke 7.
Jiwa Tetua ke 7 terluka parah, hidupnya terancam. Aliran qi ditubuhnya kacau dan saling bertabrakan.
"Sepertinya Tuan tua ini akan mati sebentar lagi, " gumamnya pelan.
Satu persatu pertahan yang mereka buat hancur. Salah satu dari mereka melemparkan pedangnya ke langit memberitahu informasi yang mereka dapat. Tetua ke 7 tidak membiarkan informasi bocor. Tangannya diselimuti kekuatan yang kemudian berkumpul dan melesat menghancurkan pedang yang mengandung informasi tersebut.
"Bajingan gila! Kekuatan makhluk rendahan ini aku akui luar biasa! "
"Bunuh dia! Laksanakan perintah Kaisar! " teriaknya keras.
"BOMMMM... "
Tubuh mereka hancur. Tetua ke 7 menyadari ada sesuatu yang salah kemudian melihat Lin Huang tengah akan diserang.
"Bajingan!!! "
Tornado besar melesat ke arah Lin Huang. Api penyucian jiwa miliknya tengah meluap-luap seakan ingin menelan siapapun di dekatnya. Tetua ke 7 mengendarai kudanya dengan cepat menghadang serangan tersebut langsung menggunakan tubuhnya.
"PRANGGG!!! "
Zirah yang dia kenakan pecah, tubuhnya jatuh ke tanah. Lin Huang melihat gurunya terluka parah lantas menghampirinya.
"Guru!! " ucap Lin Huang.
"Makluk fana, kalian akan musnah hari ini juga! "
Tombak berubah menjadi ribuan menutupi langit. Lin Huang melihat pemandangan mengerikan di depannya.
"Kau bukan lawannya, pergilah ke puncak! "
"Maksud guru? " tanya Lin Huang.
"Uhuk...Uhuk...Uhuk... "
"Di atas puncak Dunia Tertinggi ada puncak lain. Puncak Ilahi Duniawi. Pergilah! "ucap Tetua ke 7 mendorong Lin Huang menciptakan ruang teleportasi.
"Guru! "teriak Lin Huang sebelum menghilang.
Tetua ke 7 berdiri mengangkat pedangnya.
"Mengorbankan diri? Tak masalah. Aku akan membunuhmu terlebih dahulu"
Tubub Tetua ke 7 memancarkan kekuatan mematikan. Kekuatan jiwa meningkat dengan tubuh fisik kuat berkali-lipat. Ribuan tombak melesat ke arah Tetua ke 7. Tangannya menggenggam erat pedang melesat ke langit menembus ribuan tombak. Pedang berputar menangkis hingga membuat perlindungan namun usahanya tak cukup menahan serangan bertubi-tubi disaat ia terluka.
Satu persatu tombak merobek kulitnya. Jarak diantara mereka cukup dekat. Tetua ke 7 memusatkan kekuatan terakhirnya pada pedang miliknya membuat ukuran bertambah besar. Prajurit terakhir menyiapkan serangan terkuatnya dengan tombak besar di kelilingi tornado energi.
Kedua senjata bertabrakan saling mendorong satu sama lain. Tetua ke 7 mengeluarkan sesuatu membuat kekuatan pedang bertambah hebat. Ledakan dahsyat menghancurkan seluruh bangunan yang ada pada puncak Dunia Tertinggi hingga tanaman obat mati seketika.
Prajurit Tinggi mati terkena ledakan sedangkan Tetua ke 7 terpental menabrak bangunan utama puncak Dunia Tertinggi.
"Puncak Tertinggi akan tertutup selamanya. Bentuk perlindungan terakhirku untukmu, " ucap Tetua ke 7 menancapkan pedangnya pada reuntuhan bangunan utama.
Berbagai formasi kecil aktif bergabung membentuk formasi besar menutup seluruh akses ke puncak Dunia Tertinggi. Inti formasi ada pada Tetua ke 7 dengan mengorbankan diri untuk membentuk formasi pengunci duniawi.
"Penyesalanku terbayar lunas. Yang Mulia, hamba akan menemani anda di sana" ucap Tetua ke 7 sebelum perlahan-lahan menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments