Bagian 15

Sudah beberapa hari berlalu, tampak Radit tidak begitu sering lagi bertemu Cempaka di kampus. Hal itu, membuat Farhan, Toni dan Sarah cukup heran. Karena biasanya, setelah sampai di kampus garuda, Radit akan segera pergi kebelakang kampus untuk menemui Cempaka.

“Dit, kok u-u-udah be-be-berapa hari ini. Ka-ka-kamu ga-ga-gak nyari Ce-ce-Cempaka?” tanya Farhan dengan kegagapannya yang aduhai.

“Gak papa, aku lagi gak pengen ketemu,” ucap Radit. Ia terpaksa berbohong, karena ia ingin menyelidiki identitas Cempaka. Meskipun ia sangat ingin bertemu dengan gadis itu, tapi ia menahannya.

“Kamu lagi ada masalah sama dia?” terka Sarah.

“Enggak kok, gak ada masalah. Cuman aku lagi gak pengen ketemu dia aja,” kata Radit.

Di saat mereka sibuk mengobrol, Cempaka yang berada di sudut ruangan mendengar semua itu.

“Ibra harus di beri pelajaran. Semua ini tidak boleh terjadi, aku harus membuat Radit mau membantuku untuk mencapai tujuanku!” sosok Cempaka menatap ke arah Radit, Farhan, Sarah dan Toni dengan mata yang merah menyala.

Cempaka segera melesat pergi dari tempat itu, arwah itu segera menuju tempat di mana Ibra berada.

Di sini, di perpustakaan tempat Ibra saat ini. Pemuda itu tampak sedang membaca sebuah buku di tangannya.

Tanpa aba-aba, Cempaka langsung menyerang Ibra dengan brutal. Arwah itu mengangkat tangannya dan menurunkannya. Yang membuat tubuh Ibra terangkat lalu terhempas ke lantai.

Ibra begitu terkejut dengan serangan tiba-tiba. Bruk! Tubuh Ibra terhempas di lantai perpustakaan yang berwarna putih.

“Cempaka, hentikan!” Ibra memperingati.

“Aku harus menyingkirkan orang-orang yang sudah ikut campur urusanku. Terutama dirimu!”

“Aku hanya ingin kau berhenti mengganggu Radit, sadarlah jika alam kalian berbeda!” ujar Ibra sembari memegangi dadanya.

Cempaka kembali mengibaskan sebelah tangannya, ia ingin melukai Ibra. Tapi tampaknya, Ibra sedang bersiap-siap terlihat dari bibir Ibra yang terus bergerak dan menandakan pemuda itu sedang membaca sesuatu.

Swoss.. Arwah Cempaka melayang di dalam perpustakaan itu. Membuat dia menjadi murka karena serangan yang ia berikan pada Ibra, gagal.

Cempaka terus menyerang Ibra, tapi lagi-lagi tubuhnya mundur dan membuat jarak antara arwah nya dan Ibra.

“Jangan salah kan aku, jika aku benar-benar membunuhmu anak muda!” Cempaka sudah benar-benar murka. Wajahnya yang semula cantik, kini berubah menjadi hitam, berlubang dan mengeluarkan belatung.

“Inilah sosok aslimu, Cempaka!” Ibra menatap ngeri pada wajah itu.

“Semua ini akibat manusia-manusia itu. Aku harus menghabisi mereka setelah aku menghabisimu!”

Swoss.. Cempaka terbang di atas kepala Ibra, ia melewati tubuh pemuda itu. Ia meniupkan sesuatu pada Ibra. Membuat Ibra terkejut dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, bagaimana tidak? Hembusan angin yang keluar dari mulut Cempaka, membuat tubuh Ibra serasa tersengat listrik dengan aliran sinar berwarna putih.

“Aaakkkkk!” teriak panjang Ibra. Tubuh pemuda itu terangkat hingga satu setengah meter.

Radit, Sarah, Farhan dan juga Toni yang memang ingin ke perpustakaan itu segera mempercepat langkah mereka, setelah mendengar suara teriakan panjang dari arah perpustakaan itu.

Alangkah terkejutnya mereka setelah melihat Ibra yang melayang di udara. Terlebih lagi, ada sosok bayangan hitam di hadapannya.

“Ibra!” teriak Radit. Dengan berani, Radit mendekati Ibra dan hendak membantu.

“Pergilah Radit, jangan mendekat,” ucap Ibra tertahan.

“Siapapun dirimu dan bagaimana sosokmu, pergilah! Jangan ganggu manusia,” kata Radit pada sosok Cempaka yang hanya berupa bayangan hitam itu.

Mendengar perkataan Radit yang terlontar untuknya, Cempaka segera melepaskan Ibra dan pergi dari tempat itu. Ia tidak ingin, Ibra memperlihatkan sosok aslinya pada Radit. Ia ingin, Radit mengetahui semuanya setelah ia berhasil menyingkirkan seluruh orang yang terlibat dalam kasus pembunuhannya.

Bruk! Tubuh Ibra terhempas keras di lantai. Ia memuntahkan darah hitam yang begitu kental. Farhan, Sarah dan Toni yang melihat keadaan Ibra, segera ikut mendekat.

“Apa yang terjadi, Ibra?” tanya Radit.

“Tidak ada,” ucap Ibra sembari melirik ketiga teman Radit.

“Setelah pulang kuliah, aku ingin bicara padamu. Berdua saja,” ucap Ibra sembari bangkit dari lantai itu. “Aku tunggu di lorong utara!”

Radit mengangguk, ia juga begitu penasaran dengan Ibra yang terkesan aneh di universitas itu.

Ibra segera berjalan tertatih keluar dari perpustakaan. Ia meninggalkan Radit dan teman-temannya dalam kondisi kebingungan.

“Dit, dia kenapa? Kok aneh banget?” tanya Sarah.

“Iya, kayak ada sesuatu yang dia sembunyiin.” Toni ikut bicara.

“Lebih baik kalian diam, jangan ikut campur.” Radit mengajak ketiga temannya itu pergi. Mereka tidak jadi mencari buku.

.

.

.

BERSAMBUNG!

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓶𝓭𝓱"𝓪𝓷 𝓘𝓫𝓻𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓭𝓻 𝓒𝓮𝓶𝓹𝓪𝓴𝓪 𝔂𝓪

2022-10-14

0

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

Kasihan Ibra y

2022-07-18

1

𝐀𝐧𝐧𝐚.R⃟ᵇᵃˢᵉ

𝐀𝐧𝐧𝐚.R⃟ᵇᵃˢᵉ

semoga Radit dan Ibra bisa membantu membongkar kematian cempaka

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!