Universitas BERDARAH (Dendam Cempaka)

Universitas BERDARAH (Dendam Cempaka)

Bagian 1

“Tunggu di sini bentar, ya! Aku mau balik kedalam sebentar,” ucap seorang pria kepada keempat temannya.

“Kamu mau ngapain balik kedalam? Ini udah malam, loh!”

“Buku tugasku, ketinggalan. Kalo gak ku ambil, aku gak bisa kerjain tugas. Bisa-bisa, aku di marahin Papa,” kata pria itu kepada teman-temannya.

“Dit, aku temenin ya!” tawar teman pria itu, ia seorang wanita.

“Gak usah, aku sendiri aja. Kalian tunggu di sini!”

Ya! Nama pria itu Radit, keempat temannya terdiri dari dua perempuan dan dua pria. Seperti dirinya. Nama teman-temannya, yaitu Sarah, Lidia, Toni dan juga Farhan. Mereka berlima sudah berteman sejak di bangku SMA, dan kini, mereka berlima sudah menjadi siswa di Universitas Garuda. Universitas yang sudah berdiri sejak generasi orangtua mereka.

Radit segera kembali memasuki gedung Universitas itu. Ia menuju di mana kelasnya berada, segera di raihnya bukunya yang memang tertinggal di meja belajarnya itu.

Setelah ia mengambil buku itu, ia segera kembali keluar. Saat ia melintas di hadapan kelas lain, ia mendengar suara seseorang sedang bernyanyi.

“Lalala..!” suara lembut itu terdengar semakin jelas di telinganya. Radit penasaran, ia segera mencari di mana keberadaan orang yang bernyanyi itu.

Ia memberanikan diri untuk memasuki ruangan kelas yang tertutup di haradapannya itu. Ruangan itu tidak terkunci, di sudut ruangan itu, duduk seorang wanita yang mengenakan dress putih. Wanita itu menundudukan kepalanya sambil bersenandung merdu.

Karena keadaan yang remang-remang di malam itu. Membuat penglihatan Radit tidak jelas, dengan perasaan takut yang di dominasi dengan perasaan penasaran. Radit mendekati wanita itu, ia menyentuh bahu wanita itu.

“Permisi! Maaf saya mengganggu, kenapa kamu malam-malam sendirian disini?” tanya Radit.

Wanita itu berhenti bernyanyi, ia sedikit mengangkat kepalanya. Tapi, ia tidak menjawab pertanyaan Radit.

“Hey, Mbak. Kenapa diam saja? Kenapa mbak berada di kelas ini sendirian? Apakah mbak tidak takut?” tanya Radit.

“Saya gak bisa pulang!” sahut wanita itu dengan suara pelan.

“Kenapa?” tanya Radit. Wanita itu hanya menggeleng pelan.

“Saya antar, ya!” tawar Radit. Wanita itu menjawab lagi dengan anggukan kepala.

Radit segera mengulurkan tangannya, wanita itu menyambut tangan Radit yang hangat. Radit terkejut setelah meyentuh tangan wanita itu, tangan yang begitu dingin.

“Kenapa tangannya begitu dingin? Apakah dia sakit?” batin Radit.

Radit menuntun wanita itu keluar dari ruangan itu, saat sampai di lorong yang cukup terang. Radit menghentikan langkahnya, ia melihat wajah wanita itu. Wajah yang begitu cantik tapi sangat pucat.

“Kamu sakit?” tanya Radit dengan pelan. Lagi-lagi wanita itu menggeleng.

“Siapa nama kamu?” tanya Rendi.

“Cempaka!” timbal wanita itu.

Radit kembali menuntun wanita itu keluar dari gedung Universitas itu. Di satu sisi Radit sedang bersama wanita misterius itu. Di sisi lain, teman-teman Radit sedang kesal, karena Radit lama sekali.

“Radit ngapain aja sih? Di dalem kok lama banget!” gerutu Lidia.

Jam sudah menujukan pukul setengah 8 malam. Tapi, Radit yang pamit untuk mengambil buku tugasnya yang ketinggalan, belum juga kembali. Sudah lebih setengah jam, ia berada di dalam gedung itu. Tapi, belum juga kembali. Teman-temannya sudah jenuh menunggu.

“Kita su-su-sulin a-a-aja gimana?” Farhan yang gagap memberi ide kepada ketiga temannya.

“Ide bagus!” Lidia berjalan lebih dulu memasuki gedung Universitas itu, dan di ikuti oleh ketiga temannya.

“Gi-gi-gitu aja ge-ge-gercep!”

“Toni dan Sarah tertawa geli, mendengar perkataan Farhan. Pasalnya, memang benar yang di katakan oleh Farhan. Bahwa Lidia akan bergerak cepat jika berhubungan dengan Radit. Mungkin, Lidia menyukai temannya itu.

“Hahaha, gak usah heran. Lidia kan emang gitu, kalo berhubungan sama Radit!” ujar Sarah.

.

.

.

“Dit, Radit!” panggil Lidia yang sudah lebih dulu sampai di dalam Gedung itu.

Lidia terus memanggil nama Radit. Radit yang terus menggandeng tangan Cempaka, mendengar namanya di panggil. Tanpa sadar, Radit melepaskan tangan itu.

“Woi, Radit!” teriak Lidia pada Radit yang tidak jauh dari hadapannya.

“Oei, kamu kenapa nyusulin aku?” teriak Radit. Ia pun berjalan mendekati Lidia.

“Kamu ngapain sih lama banget? Kami capek nungguin tau gak!” omel Lidia sembari bersedekap tangan di dada.

“Itu, aku tadi ketemu dia di ruangan kelas nomer 5 dari urutan kelas kita!” ujar Radit sambil menujukan ke arah Cempaka.

“Dia siapa?” tanya Lidia, ia celingak celingukan mencari ‘dia' yang di maksud oleh Radit.

“Loh!” Radit terkejut, karena di belakangnya tidak ada siapa-siapa.

“Pergi kemana Cempaka? Kenapa cepat sekali?” batin Radit.

BERSAMBUNG!

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓫𝓪𝓬𝓪 𝓷𝓲𝓱 𝓶𝓭𝓱"𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓻𝓲𝓴🤗🤗🤗

2022-10-14

0

juwita

juwita

misi.. numpang baca ya thor

2022-09-24

0

Dewi Widuri

Dewi Widuri

saya MW cari yg judul lain deh..soal nya yg ini saya sudah nonton..di film horol..cerita sama..hehe..

2022-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!