Bagian 14

“Aku sudah menghabisi putrimu, Herman. Sekarang giliranmu.” Cempaka mendekati pria setengah paru baya yang berada tidak jauh dari hadapannya.

“Ja-ja-jangan.. Tolong jangan bunuh aku, aku minta maaf,” kata pria setengah paruh baya itu sembari menangkupkan kedua tangannya di depan wajah. Ia meminta pengampunan Cempaka agar tidak membunuhnya.

“Nyawa harus dibayar dengan nyawa!” Cempaka memajukan kedua tangannya. “Kalian telah menodai bahkan membunuhku dengan keji, jadi kalian semua juga harus merasakan pedihnya kematian.”

“Jangan.. Tolong tolong!” teriak pria setengah paruh baya itu.

Cempaka mencekik lehernya, membuat pria setengah paruh baya itu berteriak dengan suara tertahan dan putus-putus.

“Matilah kau! Hihihihihihik..” Cempaka tertawa nyaring seperti kuntilanak. Ehh, bukan seperti tapi dia memang kuntilanak kan? Hahahak!

“To-to-tolong!” Pria setengah paruh baya itu terus berteriak sekuat tenaga.

“Pak, bapak bangun,” istri dari pria setengah paruh baya yang bernama Herman segera membangunkan nya.

“Huh.. Cuma mimpi ternyata.” Pria yang bernama Herman itu mengelap keringat jagung yang keluar membasahi keningnya.

“Bapak mimpi buruk lagi?” tanya sang istri.

“Iya, semenjak Lidia meninggal. Bapak sering kali bermimpi di cekik oleh hantu,” kata Pak Herman yang ternyata bapak dari Almarhumah Lidia.

“Makanya, kalau mau tidur itu baca do'a dulu. Supaya gak di ganggu sama mahluk halus,” ucap istri Pak Herman. Ibu dari Almarhumah Lidia.

Setelah berbicara seperti itu, ibu Lidia kembali tidur. Meninggalkan suaminya dalam keadaan ketakutan itu.

“Apa mungkin meninggalnya Lidia ada hubungannya sama kejadian beberapa puluh tahun yang lalu?” batin Pak Herman bertanya-tanya.

“Kalau benar, berati aku harus segera menghubungi Darto dan Lastri. Mungkin mereka juga mengalami mimpi yang sama seperti aku.”

Pak Herman pun mencoba untuk menghubungi temannya yang bernama Lastri. Beberapa kali ia mencoba menghubungi, tersambung tapi tidak ada jawaban. Hingga akhirnya, Pak Herman pun mematikan ponselnya dan kembali tidur di samping istrinya. Karena takut akan bermimpi lagi, pria setengah paruh baya itu memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat.

.

.

.

Di bagian kota lain, dua orang yang berbeda tempat. Satu pria dan satu wanita, kedua nya sudah berumur setengah paruh baya.

Di tempat tinggal dan kediaman masing-masing. Mereka sama-sama mengalami mimpi buruk, yaitu mimpi yang sama dengan Herman. Ya, mereka adalah Lastri dan Darto. Ketiga orang yang telah menghabisi Cempaka dengan cara yang keji.

“Aku akan menuntut balas, nyawa harus bayar dengan nyawa!” itu lah kata-kata terakhir yang di lontarkan Cempaka didalam mimpi buruk yang mereka alami.

Darto yang beberapa malam itu selalu mengalami mimpi buruk, segera mengubungi Lastri. Selaku dalang di balik semua kejahatan pembunuhan itu.

“[Hallo, Lastri!]”

“[Darto, ada apa menelponku malam-malam begini?]” hanya wanita setengah paruh baya yang ada di seberang telpon

“[Aku tidak bisa tidur nyenyak, Lastri. Bayangan perempuan itu selalu datang,]” kata Darto. “[Apa akhir-akhir ini kau mengalami mimpi yang aneh?]” Tanya Darto.

“[Tidak, aku tidak pernah mimpi yang aneh-aneh. Aku selalu tidur dengan nyenyak,]” bohong Lastri.

Ia tidak ingin membuat Darto yang penakut menjadi semakin tertekan dan ketakutan. Jadi, ia mengatakan bahwa ia tidak mengalami hal-hal yang aneh.

“[Lastri, apakah kamu menyimpan kontak Herman?]” tanya Darto yang ada di seberang telpon. Tampak pria setengah paruh baya itu menyeka keringat jagungnya yang terus keluar dari pori-pori tubuhnya.

“[Nanti ku kirim kontaknya, sudah dulu. Nanti suamiku terbangun! Besok kita lanjutkan lagi obrolan kita.]” Lastri segera memutus sambungan telpon itu.

Pembunuh Cempaka mulai terkuak, satu persatu orang yang terlibat mulai bermunculan. Dan salah satu dari pembunuh itu adalah orangtua Jony, siswa pindahan yang ada di universitas garuda.

Bagaimana dengan Radit setelah mengetahui sosok asli Cempaka?

Akankah Radit, Ibra dan kedua temannya yang lain dapat memecahkan misteri itu dan menghentikan aksi balas dendam Cempaka?

Apakah Papa Harun yaitu papa dari Radit akan ikut menjadi korban?

See you next time!

Tinggalkan jejak, like dan coment. Gift seihklasnya yak!

.

.

.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓶𝓲𝓻𝓲𝓼 𝔂𝓪 𝓷𝓪𝓼𝓲𝓫 𝓒𝓮𝓶𝓹𝓪𝓴𝓪😭😭😭😭😭

2022-10-14

0

𝐀𝐧𝐧𝐚.R⃟ᵇᵃˢᵉ

𝐀𝐧𝐧𝐚.R⃟ᵇᵃˢᵉ

kasian bgt nasib cempaka dulu 😭

2022-07-08

0

Qūuēn🅰īsHā

Qūuēn🅰īsHā

ishh..ngeri juga..pntes cempaka gantayangan

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!